"Turun!" Minjung hanya bisa tertunduk takut ketika Taehyung berhasil memarkirkan mobilnya di depan sebuah tempat yang ia tahu itu adalah sebuah kelab malam. Sang pria membuka pintu mobil lebar-lebar, berteriak dan menunggu Minjung bergerak dari tempat duduknya.
Namun wanita itu masih diam, entah karena takut atau memang pura-pura bodoh Taehyung tak tahu. Satu hal yang ia paham ... wanita di depannya benar-benar mahir bersandiwara.
"Apa kau tuli?!! Aku memintamu untuk turun dari mobilku!" Minjung tersentak, ia mendongak pelan menatap Taehyung dengan mata berkaca-kaca, "T-tapi Taehyung, i-ini--"
"Kau yang memaksaku melakukan hal ini! Ingat satu hal, Park Minjung ... aku tidak suka dibantah!" tegasnya kemudian menarik tangan kanan istrinya paksa. Menyeret Minjung masuk ke dalam kelab malam mengabaikan rintihan yang keluar dari wanita yang beberapa jam lalu berdiri di depan altar bersamanya.
Wanita 24 tahun itu terus meronta, memohon, bahkan terisak namun Taehyung masih gigih menyeretnya sampai menembus lautan manusia yang sedang asik menggoyangkan tubuh mengikuti alunan musik.
Brugh!
Minjung memekik, berusaha kembali berdiri saat Taehyung melempar tubuhnya kasar hingga jatuh di atas pangkuan seorang pria yang tengah duduk di sebuah sofa dikelilingi oleh beberapa wanita kelab.
"Malam ini dia milikmu, kau bebas melakukan apa saja asal tidak membunuhnya," kata Taehyung membuat pria itu tersenyum miring.
"Kau perduli padanya?" Pria Kim itu berdecih menatap Minjung dengan jijik kemudian beralih menatap pria itu lagi, "Tidak ada yang boleh membunuhnya kecuali aku, Jackson Wang." Pria yang Taehyung panggil Jackson itu tertawa senang kemudian dengan sigap membopong Minjung bak karung beras.
Wanita itu kian meronta, memanggil nama Taehyung, bahkan terisak ketakutan ketika Jackson membawanya menjauh dari Taehyung sementara pria Kim tak berhati itu ... malah terdiam dan tak berniat menatap Minjung barang sedikit pun.
.
.Jackson membanting tubuh Minjung ke atas ranjang. Dalam sebuah kamar bernuansa abu-abu, sang pria mengukung wanita cantik itu di bawah tubuhnya. Minjung terus menggeleng, memohon agar tak disakiti dengan kedua tangan yang terus menggenggam sisi gaun pernikahannya. Sementara Jackson tersenyum tipis, mulai menelusuri wajah hingga pundak juga dada Minjung dengan jemari kotornya. Mendekatkan wajah untuk mencium aroma tubuh mangsanya Jackson kemudian tersenyum senang.
"Temanku tidak pernah salah dalam hal memilih barang," gumamnya.
Minjung terus menggeleng, berusaha sebisa mungkin agar jauh dari jangkauan si serigala lapar di hadapannya, ia berusaha mencoba bersikap tenang.
"Akh!!" Minjung tercekat ketika Jackson dengan tiba-tiba mencekik leher putihnya, mencengkram erat di sana, menghalangi pasokan oksigen yang kian menipis di dadanya.
"Berhenti melawan atau aku akan melakukan hal yang mungkin saja bisa kita sesali." Dengan sisa tenaga yang ia punya, Minjung mengangguk lemah kemudian mencoba memikirkan cara agar ia bisa bebas dari genggaman Jackson.
Ia melirik nakas di sampingnya, terdapat sebuah botol soju di sana. Baiklah ... Minjung harus cukup dekat dengan nakas jika ia ingin lepas. Mungkin sedikit beresiko tapi hanya ini yang bisa ia lakukan.
"Apa yang kau inginkan dariku?" kata Minjung sambil memggerakkan tubuhnya berusaha lepas dan mendekati nakas namun perbandingan ukuran tubuh mereka yang terbilang jauh membuatnya cukup kesusahan. Jackson tersenyum tipis, kemudian mulai mengecup pundak Minjung. Sang wanita mengepal kuat, bahkan Minjung hampir saja merusak kartu nama Taehyung, yang tak sengaja ia ambil dari dashboard mobil sebelum sang pemilik memasuki kendaraan mewah itu. Menggenggamnya sedari tadi dan hanya itu petunjuk yang ia punya agar bisa pulang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Someday
FanfictionHari itu seharusnya menjadi hari paling bahagia bagi Park Minjung. Namun, di malam seharusnya ia menikmati hari pertama sebagai Nyonya Kim. Suaminya, Kim Taehyung justru dengan tega menyeretnya ke sebuah kelab malam dan menyerahkan istrinya pada pri...