Someday | iv

1.3K 191 42
                                    

Brugh!

PYAR!

"YAAAAKKK!!"

Minjung berjingkit, tekejut bukan main setelah menabrak seorang pria hingga menjatuhkan sebotol soju yang mungkin isinya tinggal setengah hingga pecah dan tumpah. Pria itu ... hanya pria tampan dengan balutan jas, berkeringat, rambut acak-acakan, bau alkohol menyengat dan juga ... sekarang tengah menatap Minjung penuh amarah.

"Kau tidak punya mata, eoh?!!" Pria itu berteriak kasar membuat Minjung yang memasng sudah panik karena Jackson kini tersulut emosi.

"Kau yang tidak punya mata! Aku memiliki dua di sini, bagaimana bisa kau tidak melihatnya, eoh?!!" balasnya sambil menunjuk kedua mata. Menengok ke belakang dan mendapati Jackson hampir lolos dari kerumunan di sana. Ah ... sial!

"Kalau kau ingin minum setidaknya mabuk di rumahmu!" kata Minjung kemudian berniat lari lagi, pergi sejauh mungkin agar Jackson tak menangkapnya. Namun pria itu malah menahan lengan Minjung erat, menatapnya tajam, "Aku belum selesai denganmu!" Wanita itu berdecak kesal, kemudian menggenggam kembali pergelangan tangan pria itu.

"Tapi aku juga tidak mau mati konyol, bodoh!" Ia menarik pergelangan tangan pria misterius itu, memaksanya lari ah atau mungkin lebih tepatnya menyeretnya lari. Membawa pria yang sudah sempoyongan itu lari karena Jackson semakin dekat. Berat, tapi Minjung juga terpaksa membawa pria itu bersamanya karena ia malah menggenggam jemari Minjung erat.

Mereka berlari secepat mungkin, hingga Minjung menemukan tempat persembunyian, sebuah gang gelap ... terlihat menakutkan tapi hanya itu tempat aman agar ia tak mati sia-sia di tangan Jackson.

Minjung mendorong pria itu masuk ke dalam gang, memaksanya untuk bersandar di dinding batu-bata sebelum Minjung bergabung, berdiri berhadapan dengannya kemudian memeluk pria itu erat-erat sambil memejam.

"Yaaakk! Kau--" Minjung mengulurkan satu tangannya untuk membekap bibir pria di hadapannya agar berhenti mengoceh sementara tangan lainnya memeluk pria itu erat, ia ketakutan.

Sang pria terdiam, di tengah gelap masih bisa melihat bagaimana wanita asing itu bergetar ketakutan. Tanpa aba-aba, kedua tangannya bergerak melingkari tubuh Minjung, menenggelamkan wajah Minjung di lengannya dan merasakan getaran lain dalam jantungnya.

Merasakan kehangatan yang tak nampak asing itu malah membuat mata Minjung terbuka perlahan. Dekapannya ... terasa begitu familiar. Telinga Minjung berdengung, diikuti rasa sakit di kepala dan bayangan aneh, tak bisa dilihat jelas. Hanya suara tabrakan, teriakan, dan suara air. Tiga hal itu membuat Minjung merasa kesakitan.

Ia lekas mundur, membebaskan diri dari dekapan pria asing itu setelah mendorongnya. Menatap orang di depannya sebentar kemudian menunduk.

"M-maafkan aku," kata Minjung sambil membungkukkan badan, setelah memastikan Jackson sudah tidak berada di sana, Minjung lekas pergi tanpa mengatakan apa pun pada pria yang baru saja ia temui.

Sementara pria itu hanya bisa terdiam setelah kepergian Minjung. Menatap tembok di depannya dengan tatapan kosong, kemudian menatap telapak tangannya yang beberapa detik lalu digenggam erat oleh wanita asing.

"Hwayeong."

.
.

Taehyung menatap ke arah sumner suara ketika suara knop pintu terdengar, tatapan tajam lekas menyambut Minjung ketika wanita itu baru saja menginjakkan kakinya di kediaman mewah keluarga Kim. Taehyung bangkit berdiri, hendak pergi setelah mematikan televisi namun suara parau Minjung berhasil membuat pria itu terdiam di tempatnya.

"Kau sudah makan?" tanya Minjung lirih namun Taehyung masih diam, tak berniat berbalik menatap istrinya.

"Kepalaku sering sakit, Taehyung- aah. Ada hal aneh terjadi padaku, besok ... maukah kau menemaniku ke rumah sakit?" Lagi ... Taehyung hanya diam, tak berniat menjawab, atau pun berbalik.

SomedayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang