Taehyung hanya bisa terdiam di ruang tunggu sebuah rumah sakit sejak satu jam yang lalu, tepat ketika ia terpaksa harus membawa Haewon ke rumah sakit karena mendadak demam tinggi. Gadis kecil kesayangannya saat ini sedang tidur, namun dalam tidurnya ... ia tak berhenti menyebut nama Minjung.
Kim Haewon adalah kelemahan terbesar Taehyung, setelah pertengkaran mereka tadi pagi kini ia menyesal sudah mengatakan banyak hal pada adiknya tadi, hal yang tak seharusnya diucapkan. Taehyung hanya bisa menghela nafas, mengabaikan semua panggilan dari kantor mau pun Junghwa. Untuk malam ini, atau mungkin sampai besok ia ingin fokus pada Haewon. Sempat terselip rasa menyesal, karena sekitar setengah jam yang lalu ... mau tak mau Taehyung harus menghubungi Minjung mengingat Haewon terus merapalkan namanya sejak tadi ditambah lagi demamnya yang belum turun.
Ia menatap layar ponsel, bagaimana bisa ia melakukan itu semua? Kenapa harus menghubungi Minjung? Cih, sialan sekali!
Ia menyandarkan kepala di dinding dengan mata terpejam, tak bohong bahwa ia sendiri juga lelah, ada banyak hal yang harus ia pikirkan, ditambah dengan keadaan Haewon yang belum membaik.
"Di mana Haewon?" Kedua mata Taehyung sontak terbuka ketika suara lembut seseorang berhasil menyadarkannya. Ia menatap sang pemilik suara yang tak lain adalah Minjung lalu memejamkan matanya lagi, "Di dalam," katanya singkat.
Minjung menggenggam tas selempangnya erat kemudian tatapannya jatuh pada tangan kanan Taehyung. Pria itu terluka, entah apa yang sudah terjadi tapi Minjung benar-benar tak bisa menahan dirinya untuk berhenti perduli. Ia berdecak kasar, "Merepotkan," gumamnya kemudian pergi. Taehyung tak berminat membuka mata ketika mendengar suara ketukan heels itu menjauh kian menjauh dari rungunya sebab yang ia butuhkan adalah ketenangan untuk saat ini.
Beberapa saat kemudian, ketika kesadaran Taehyung hampir menghilang sebab kantuk yang tiba-tiba menyerang. Minjung datang secara tiba-tiba kemudian lekas duduk di sebelah kanannya, Taehyung masih tak membuka mata, mencoba menenangkan diri sembari beristirahat, ia sedang malas berdebat.
"Kali ini, siapa yang kau ajak bertengkar ketika aku tidak ada di rumah?" Sebuah kalimat itu terlontar, membuat kedua mata Taehyung terbuka belum lagi Minjung yang tiba-tiba menggenggam tangannya dan membawa ke dalam pangkuan.
Mengoyak plastik perban, membuka sebungkus kapas juga obat merah, lantas mengobati tangan kanan Taehyung dengan telaten. Dalam hati ingin sekali menyentakkan tangan wanita itu namun hatinya seolah berkata lain. "Jangan," katanya. Alhasil Taehyung pun hanya mencoba mengikuti apa kata hatinya, bukan apa kata otaknya. Ia masih menutup mulut, meneliti setiap pergerakan jemari lentik Minjung yang sedang merawat lukanya sampai benar-benar selesai di perban membuat kelima jemarinya sulit digerakkan.
"Lukanya akan sembuh dalam 2 sampai 3 hari jika kau bisa menjaganya tetap kering dan tidak banyak melakukan pergerakan," katanya kemudian mengemasi obat juga plester dan kapas.
"Kenapa kau perduli?" Kali ini ... untuk pertama kalinya, Minjung tak mendengar kata-kata kasar terlontar keluar dari bibir suaminya. Ia tersenyum simpul ketika Taehyung berujar dengan aksennya yang masih terdengar begitu dingin dan asing.
"Karena aku istrimu, tidak perduli sekeras apa kau memukulku, berapa banyak luka yang kau ciptakan. Statusku tetap istrimu, dan tugasku ... hanya untuk menjalankan peran sebaik yang aku bisa." Taehyung berdecih ketika Minjung menjelaskan. Ia kemudian berdiri dan menggenggam tangan sang istri dengan tangan kirinya. Sedikit menyeretnya menjauh dari ICU, awalnya Minjung sedikit ketakutan. Ia bahkan berpikir bahwa mungkin Taehyung akan kembali memukulnya, namun pikirannya berubah total ketika sang suami membawanya ke kantin rumah sakit.
"K-kenapa?" tanya Minjung sebab masih tak mengerti mengapa Taehyung membawanya kemari. Pria itu tak menjawab, hanya mendudukkan Minjung paksa di sebuah kursi sebelum ia ikut duduk di depannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Someday
FanfictionHari itu seharusnya menjadi hari paling bahagia bagi Park Minjung. Namun, di malam seharusnya ia menikmati hari pertama sebagai Nyonya Kim. Suaminya, Kim Taehyung justru dengan tega menyeretnya ke sebuah kelab malam dan menyerahkan istrinya pada pri...