Jungkook hanya bisa terdiam, duduk di sisi ranjang sambil menggenggam tangan Minjung. Ini adalah malam kedua Minjung berada di apartmennya, 2 hari ini ia tak banyak bicara, tak mau keluar, atau pun sekedar pergi ketika Jungkook mengajaknya makan di luar. 2 hari ini pula Jungkook terus setia berada di dekat Minjung, memasak, mengobati luka disekujur tubuhnya, juga memeluknya saat tidur sebab Minjung akan selalu terbangun di tengah malam dan menangis.
Satu hal yang Jungkook baru tahu, kalau wanita di depannya ini memiliki tato kupu-kupu di bahu sebelah kiri bagian depannya. Hal-hal yang selama ini sempat mengganggu pikirannya kini semakin kuat, Jungkook yakin ... Park Minjung adalah Jung Hwayeong, tunangannya yang dinyatakan hilang dan meninggal beberapa bulan lalu.
Tentu itu bukan suatu kebetula sebab Jungkook juga memiliki tato yang sama di dada sebelah kanannya. Saat ini, ia perlu memastikan, mencari bukti, dan mengambil miliknya kembali. Kecurigaannya semakin bertambah ketika Jungkook memeriksa ponsel Minjung, lalu mendapati history pencariannya di internet, di sana tertulis 'cara mengembalikan ingatan' dan 'pengobatan untuk amnesia'. Hal itu malah membuat Jungkook semakin yakin jika wanita di depannya adalah Hwayeong, Jung Hwayeong miliknya.
"Aku akan segera membawamu pulang, jadi, sampai saat itu tiba tolong bertahanlah sedikit lagi," bisik Jungkook lalu mengecup kening Minjung lembut.
Pergerakan Jungkook barusan membuat kedua mata Minjung akhirnya terbuka, ia mengerjap kemudian tersenyum simpul.
"Ah, maaf membangunkanmu," kata Jungkook pelan namun Minjung malah menggeleng, "Kau lapar? Atau ... membutuhkan sesuatu?" Lagi ... kini wanita itu mengangguk pelan.
"Apa yang kau butuhkan?" Minjung menatap tangan Jungkook yang menggenggam jemarinya, hangat. "Aku butuh kau peluk." Hati Jungkook menghangat ketika Minjung berujar lirih. Ia kemudian naik ke sisi ranjang, berbaring menghadap Minjung kemudian mendekapnya erat.
Tatapan Minjung tak pernah beralih dari paras tampan pria dengan rambut abu-abu di depannya, ia membiarkan tubuhnya berada dalam kungkungan pria bertubuh besar itu. Tak berbohong jika Jungkook dalam balutan kaos polos ketat berwarna hitam itu terlihat begitu tampan, belum lagi senyuman dan perlakuannya.
"Tidak ingin memotong rambutmu?" tanya Minjung sambil menyentuh helaian rambut Jungkook yang memang sudah panjang bahkan sejak pertama mereka bertemu.
"Kau ingin aku memotongnya?" kata Jungkook, "Tidak jadi, kurasa lebih baik begini." Jungkook mengangguk setuju.
"Ya, kau benar. Orang-orang bilang aku tampan jika rambutku panjang." Minjung terkekeh pelan kemudian menyandarkan kepalanya pada dada Jungkook. Ia bisa mendengar suara detak jantung yang berdetak seirama dengan jantungnya, Minjung membiarkan lengan sebelah kanannya melingkari tubuh Jungkook.
"Aku suka pelukanmu, Jungkook- aah. Jadi, kuharap aku bisa merasakannya lain kali." Jungkook mengangguk kemudian mengeratkan dekapannya.
"Kau bisa mendapatkannya kapan pun kau ingin, Minjung. Aku akan selalu berada di belakangmu, mengerti?" Kini Minjung mengangguk lalu memejamkan matanya sambil menghirup dalam aroma parfum yang melekat di kaos Jungkook. Itu sangat menenangkan.
.
.Irene tak lagi terkejut ketika harus dihadapkan dengan Minjung yang keadaannya babak belur. Semenjak kematian Seok Jin, ia jadi tahu sedendam dan sebenci apa Taehyung pada sosok di depannya saat ini. Irene kembali menemui Minjung siang itu untuk membantu Minjung mengumpulkan serpihan-serpihan ingatannya namun kali ini Minjung tak sendirian, Jungkook menemaninya dan duduk tak jauh dari 2 wanita itu.
"Kau baik-baik saja? Taehyung yang melakukannya padamu?" Minjung hanya terdiam, ia tersenyum simpul membuat Irene langsung bisa menyimpulkan jika Taehyunglah penyebab Minjung datang dengan wajah bahkan mungkin sekujur tubuhnya penuh luka.
"Aku baik-baik saja," katanya. Irene menghela nafas, jujur saja ia membenci Minjung tapi melihatnya begini membuat sisi lainnya bangkit. Ia juga seorang wanita, ia mengerti jika Taehyung seharusnya tak bertindak sejauh ini.
"Aku membawa beberapa barang yang mungkin bisa membantumu," kata Irene kemudian mengeluarkan sebuah kotak berukuran sedang dari paper bag yang ia bawa. Minjung membuka penutup kotanya setelah meletakkannya di atas meja, hanya beberapa barang seperti kaos, beberapa foto, dan aksesoris couple.
"Milikku dan Seok Jin?" kata Minjung hati-hati dan Irene pun mengangguk, "Ku dengar dengan melihat barang-barang masa lalu kau mungkin saja bisa mengingat dengan mudah." Minjung mengangguk kemudian melihat foto-foto itu satu per satu yang sialnya ia malah masih tak mengingat apa pun.
"Ah ... ada yang ingin kutanyakan padamu, Irene- ssi." Irene mengangguk kemudian Minjung berdehem sebentar, "Apa penyebab kematian Seok Jin?" Kali ini Minjung bertanya lebih hati-hati mengingat siapa pun akan sangat sensitif jika harus membahas kematian seseorang, bukan?
Irene melipat kedua tangannya di depan dada, ia menarik nafas sebentar guna menetralkan perasaannya.
"Seok Jin mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. Dia memotong nadinya setelah hubunganmu dengannya selesai, dia juga sempat mengidap depresi setelah hubungan kalian berakhir, itulah sebabnya mengapa Taehyung sangat marah," jelas Irene.
"Tapi ... apa kau tahu kenapa kami bisa putus? Maksudku, setidaknya Seok Jin pasti menceritakannya padamu, bukan?" Minjung kembali membuka suara dan kini Irene mengangguk, "Yang ku tahu, malam itu dia bilang ... dia memergokimu bercinta dengan seorang pria di kantormu ketika Seok Jin berniat mengirim makan siang."
"Pria?" Lagi ... Irene mengangguk, "Kami sama-sama tidak tahu siapa pria itu dan sampai sekarang tidak pernah mengetahuinya karena hanya Seok Jin dan kau yang mengetahuinya." Setelah mendengar penjelasan Irene, Minjung hanya bisa menghela nafas pasrah. Pria apa? Belum selesai pasal Seok Jin kenapa harus ada pria lain?
Tapi tunggu, bukankah Irene bilang kantor lama Minjung barusan? Itu berarti Minjung pernah bekerja di kantor sebelumnya? Tapi kenapa orang tuanya tak memberitahu? Minjung mungkin saja bisa menemukan pria itu dan mengaitkan cerita Irene.
"A-aku harus pergi, Irene- ssi. Akan kuhubungi lagi nanti." Minjung lekas berdiri, meraih kotak pemberiannya lalu berjalan mendekati seorang pria tampan yang duduk tak jauh dari mereka.
"Hm? Ada apa? Sudah selesai?" Jungkook yang saat itu sedang sibuk dengan ponselnya langsung terperangah ketika Minjung menariknya bar-bar, "Antar aku pulang ke rumah Ibu, sekarang."
Jungkook tak menjawab, hanya mengangguk karena Minjung tak menceritakan apa pun bahkan maksud tujuannya datang ke sebuah cafe siang ini.
.
.Sesampainya mobil Jungkook di depan gerbang kediaman keluarga Park, ia lekas turun dari mobil dan meninggalkan Jungkook begitu saja karena ia bilang masih harus menyelesaikan sesuatu di departmen store, setelah menyetujuinya Minjung segera berlari masuk dengan langkah tergesa-gesa, semuanya harus cepat selesai karena waktu Minjung tidak banyak.
Minjung membuka pintu dalam sekali dorong, masuk dan lekas memanggil nama sang Ibu, namun langkahnya terhenti ketika sosok laki-laki turun dari tangga dan menatapnya sendu. Tubuh Minjung terdiam kaku, ia tak pernah melihat pria itu sebelumnya.
"Minjung," panggilnya.
"Y-ya?" kata Minjung terbata kemudian membiarkan pria itu makin mendekat, menatapnya intens kemudian menghambur memeluknya. Wanita itu masih terdiam, membiarkan pria itu memeluknya.
"Aku Park Jimin, kakakmu," ucapnya pelan membuat kepala Minjung semakin ingin meledak, oh ayolah ... siapa lagi pria ini?
"K-kakak?" Sayangnya, Minjung pun tak bisa mengingat anggota keluarganya sendiri. Tapi bukankah ia kakak Minjung? Setidaknya, ia pasti punya beberapa informasi penting yang Minjung butuhkan, bukan? Jadi ... anggap saja ini kesempatan lain yang Tuhan berikan. Mungkin, Minjung akan bisa mengingat dalam waktu dekat. [♡]
Okei, sedikit lagi menuju end hihi semoga kalian ga gagal move on, ya nanti 😄
Oh iya ... kalau kalian punya rekomendasi ff mafia yang bagus boleh dong share ke aku kalo bisa sih yang castnya member BTS ya :")) boleh lewat dm wattpad atau pc whatsapp bagi yang punya nomorku, okay? 😄 thx 💜💜

KAMU SEDANG MEMBACA
Someday
FanficHari itu seharusnya menjadi hari paling bahagia bagi Park Minjung. Namun, di malam seharusnya ia menikmati hari pertama sebagai Nyonya Kim. Suaminya, Kim Taehyung justru dengan tega menyeretnya ke sebuah kelab malam dan menyerahkan istrinya pada pri...