Someday | xvi

992 173 120
                                    

Hari itu Minjung memutuskan untuk pulang ke apartmen Jungkook setelah 2 hari mereka tak bisa bertemu karena kesibukan masing-masing. Beberapa luka di tubuh Minjung mulai mengering meski kadang beberapa lukanya akan terasa perih dan nyeri saat ia bergerak. Minjung melangkah masuk ketika ia berhasil memasukkan kode pada pintu dengan satu tangan sebab tangannya yang lain penuh dengan belanjaannya. Sempat tersenyum ketika mendapati sepatu Jungkook tertata rapi, itu artinya pria itu tak sedang berada di luar.

Bruk!

"Astaga," Minjung menggerutu ketika ia tiba-tiba saja jatuh karena belakangan tremornya kerap kali kambuh membuat kaki dan tangannya lemas seketika.

Jungkook yang kala itu baru saja selesai mandi, hanya berbalutkan celana pendek dan handuk kecil tersampir di leher telanjangnya lekas berlari menghampiri Minjung.

"Apa yang kau lakukan?" katanya sambil membantu Minjung memungut beberapa sayuran yang jatuh berserakan di lantai, "Maaf," kata Minjung dengan mata berkaca-kaca karena tangannya terus bergetar dan ia terus menjatuhkan sayuran yang ia pungut.

Jungkook yang tak tega melihat Minjung lekas membersihkan sayuran itu sendiri, mengambil beberapa dari tangan Minjung sebelum menyimpannya di atas meja dapur dan kembali untuk membopong Minjung.

Ia mendudukkan Minjung di sofa, lalu berjongkok di depannya dengan keadaan shirtless, ia menatap Minjung sambil tersenyum ketika wanita itu terus menunduk dan menggenggam tangannya yang bergetar. Tatapan Jungkook beralih turun, memperhatikan beberapa luka di tangan dan kaki Minjung yang sudah mengering juga beberapa lebam yang nampak baru.

"Bukankah menyakitkan?" Ia mengulurkan tangannya, melepas heels yang belum sempat Minjung lepas ketika datang. Minjung tak menjawab, kemudian Jungkook meninggalkannya menuju dapur, membawa sebuah ember berisi air hangat yanh sudah ia beri beberapa potongan bunga dan minyak pijat. Dengan telaten ia meletakkannya di bawah kaki Minjung, duduk bersimpuh di lantai dan membawa kedua kaki Minjung untuk dibasuh.

"Bukankah lelah menjadi kau setiap hari? Aku selalu menawarkanmu untuk pergi ke kantor polisi agar kau bisa melaporkan Taehyung, tapi kau selalu menolak. Padahal, bertahan di atas luka tidak semudah kelihatannya, bukan?" kata Jungkook sambil membasuh dan sesekali memijat kaki Minjung. Wanita itu mengulas senyuman, sedari tadi ia belum menatap Jungkook sama sekali bukan karena tak mau. Ia justru kasihan pada Jungkook, sebab Minjung tak bisa membalas ketulusan yang dia berikan selama ini.

"Tidak apa. Itu tidak sesulit kelihatannya selama aku punya kau," kata Minjung membuat senyuman Jungkook mengembang. Sesaat kedua mata mereka saling bertemu dan mengunci, hingga akhirnya Minjung menatap sebuah tato di dada kanan Jungkook, tato yang nampak familiar itu terlihat seperti...

"Apa kita memiliki tato yang sama? Aku juga memiliki itu di sini," kata Minjung sambil menunjuk bahu bagian depannya. Jungkook terkekeh kemudian mengangguk, "Sebuah kebetulan yang bagus, bukan?" Minjung terdiam, ia terus memperhatikan Jungkook sampai sebuah bayangan seperti menyambar kepalanya.

Tak begitu jelas, hanya dua orang yang sedang berciuman, kemudian suara tabrakan begitu memekakan telinga diikuti suara hantaman air. Kepala Minjung semakin sakit ketika ia memaksa dirinya untuk bisa melihat wajah dua orang dalam benaknya sampai suara Jungkook berhasil membuatnya tersadar dari lamunannya.

"Kau berdarah." Jungkook yang saat itu panik pun lekas berdiri, meraih sekotak tisu di atas meja makan kemudian membantu Minjung mengusap darah dari hidungnya, "Kau baik-baik saja? Perlu kupanggilkan dokter?" Minjung terkekeh kemudian menggeleng, "Aku baik." Senyuman Minjung malah membuat hati Jungkook berteriak kesakitan.

Menyadari raut wajah Jungkook yang berubah murung, Minjung memutuskan untuk menggenggam tangannya, "Aku lapar," katanya. Jungkook tersenyum lalu mengusap rambut Minjung gemas.

SomedayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang