Someday | iii

1.4K 201 36
                                    

Pagi itu Minjung terbangun di sebuah ruangan dengan nuansa warna pastel, minimalis ... tapi juga nyaman dihuni. Ia mengerjap beberapa kali, tak mungkin jika ia mati secepat itu, bukan? Ah atau mungkin saja Jackson menemukannya?!

Minjung bangkit duduk, kepalanya dihantam rasa sakit ketika ia membuat gerakan secara tiba-tiba.

"Eh eonni ... jangan bergerak dulu." Suara itu membuat Minjung lekas menolehkan kepala, nafasnya terhembus lega ketika sosok mungil Haewon duduk di sampingnya dengan tatapan cemas.

"H-Haewon?" Gadis itu mengangguk antusias, "Haewon yang menemukan eonni di depan gerbang. Apa eonni baik-baik saja?" Alih-alih menjawab, pandangan mata Minjung malah mengarah pada sosok pria yang tengah berdiri di belakang gadis kecil itu. Ya ... siapa lagi kalau bukan pria yang semalam membuangnya, Kim Taehyung.

"Kau sudah lihat dia membuka mata, kan, Sayang? Sekarang tepati janjimu." Haewon mencebik kesal, kemudian menatap kakaknya dengan berbinar.

"Tidak boleh, ya belajarnya nanti saja? Haewon ingin menemani eonni sebentar saja dan memastikan kalau oppa tidak berbuat jahat." Taehyung menghela nafas panjang kemudian menatap adiknya putus asa.

"Tidak boleh. Kau tidak dengar tadi? Bukankah dokter bilang kalau dia harus istirahat? Ingat kalau hari ini kau sudah berani bolos sekolah karena--"

"Ah ... oppa mulai mencemaskan eonni, ya?" Taehyung mati kutu, begitu juga Minjung yang sontak menatap pria Kim tersebut. Haewon terkikik tanpa alasan, baginya wajah kikuk kakaknya itu lucu. Ia mengangguk paham lalu turun dari ranjang tempat Minjung berbaring.

"Baiklah baiklah aku pergi. Aku tahu kalau oppa ingin membicarakan 'sesuatu', bukan?" kata Haewon sambil menekankan kata sesuatu kemudian berlari pergi dan menutup pintu sekeras mungkin hingga menimbulkan suara gebrakan yang cukup keras.

Setelah peninggalan Haewon, mereka berdua masih bertahan dengan posisi masing-masing.

"Kenapa menatapku seperti itu?" sarkas Taehyung ketika Minjung menatapnya seolah meminta penjelasan. Wanita muda itu menggeleng kemudian menunduk takut. Taehyung berdecih.

"Hilangkan pikiran kotormu. Tentu saja bukan aku yang mengganti pakaianmu. Aku tidak akan tergoda melihat tubuh kerempengmu itu. Tidak minat." Minjung melotot kesal, tatapannya tertuju pada Taehyung yang baru saja melontarkan kalimat menyebalkan dengan nada bicara terbilang datar. Benar-benar pria sialan.

"Ini kamarmu mulai hari ini. Jangan coba-coba menginjakkan kakimu di ruangan lain," kata Taehyung penuh dominasi kemudian melangkah keluar dengan tenangnya, seolah tak terjadi apa pun dan ia tak mengucapkan apa pun.

Bugh!

"PRIA GILA! DASAR ORANG ANEH!" maki Minjung setelah melemparkan bantal ke arah pintu, setelah Taehyung benar-benar menghilang.

Setelah kepergian 'iblis' itu, Minjung merasakan nyeri di bagian kepalanya. Ia mendesis pelan kemudian menggelengkan kepala beberapa kali ketika penglihatannya kabur. Ia benar-benar butuh istirahat. Jadi, Minjung memutuskan untuk kembali berbaring sebentar dan memejamkan mata.

.
.

Ketika langit di luar mulai bercahaya jingga, Minjung kembali membuka mata berharap sakit kepala yang menyerangnya sejak pagi hilang namun ia tak menemukan perubahan yang signifikan. Ia tetap memutuskan untuk bangun, duduk di atas kemudian berdesis pelan, menatap sekeliling sebelum tatapannya jatuh pada jam dinding yang terletak di atas televisi depan ranjang ia berbaring.

"Pukul 5. Ah ... aku tidur selama itu rupanya," Ia menggumam, kemudian bangkit berdiri perlahan menuju lemari baju yang terletak tak jauh dari pintu. Membukanya dan cukup kagum karena semua pakaiannya sudah tertata rapih di sana, lengkap dengan koper miliknya yang sudah teronggok di bagian bawah lemari. Ia menghela nafas, kemudian meraih sebuah celana piyama berwarna pastel dan baju rajut lengan panjang berwarna soft pink lekas memasuki kamar mandi karena ia merasa tubuhnya sangat lengket.

SomedayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang