Malam itu Hwayeong tak bisa tidur dengan tenang karena rasa mual yang mengusiknya sejak beberapa jam terakhir, ia juga tak menyangka jika rasanya akan seperti ini. Semua isi perutnya seakan naik ke tenggorokan dan membuatnya muntah, namun ketika ia berusaha mengeluarkannya hanya air yang keluar dari mulutnya, ia lelah mondar-mandir ke kamar mandi, ia mengantuk tapi janinnya seolah melarangnya untuk tidur.
Setelah membasuh wajahnya yang terlihat kacau ia berniat pergi ke dapur untuk mendapatkan segelas air, tenggorokannya sakit sekali. Hwayeong melangkah pelan, meraih sebuah gelas kemudian menuang air ketika ia berniat minum gejolak itu kembali lagi.
"Hoek!" Hwayeong membekap mulutnya kemudian berjalan menuju wastafel, kembali memuntahkan cairan bening kemudian ia memegangi kepalanya, memijit ringan di sana.
"Kau baik-baik saja?" Suara yang lebih berat, mengalahkan satu kilogram emas itu menembus rungu, Hwayeong menoleh kemudian mengangguk.
"Hanya sedikit mual," katanya.
Taehyung mendekat kemudian mengangkat tubuh Hwayeong tanpa meminta izin, "T-Taehyung, apa yang kau--"
"Aku ingin tidur denganmu malam ini. Biarkan aku menjagamu," katanya. Hwayeong sempat ragu, tapi kemudian ia mengalungkan lengannya berpegangan pada leher Taehyung.
"Tapi Junghwa--"
"Kau juga sedang mengandung anakku, aku hanya ingin bersikap adil." Taehyung berujar angkuh kemudian meletakkan Hwayeong di atas ranjang dengan perlahan.
"Ingin langsung tidur? Tidak lapar? Aku bisa memasak sebentar untukmu kalau kau mau," kata Taehyung saat ia belum benar-benar diserang rasa kantuk.
Hwayeong kembali menggeleng.
"Aku ingin langsung tidur," ujarnya.
Taehyung mengangguk kemudian menutup pintu kamar istrinya, berbaring di sisi kanan sementara Hwayeong di sisi kiri membelakanginya. Pria Kim itu menatap punggung Hwayeong nanar, ia tahu wanitanya belum terlelap tidur.
"Minjung,"
Hwayeong menoleh tanpa berbalik ketika Taehyung memanggilnya, "Hm?"
Ia merapatkan tubuhnya maju lalu memeluk Hwayeong dari belakang sambil menyandarkan dagunya di kepala wanitanya.
"Maaf."
Hwayeong terperangah, apa ia tak salah dengar? Apa itu tadi? Taehyung minta maaf?
Wanita Jung itu berbalik menatap Taehyung, membiarkan prianya bergerak menyamankan posisi untuk mendekapnya, kedua mata mereka bertemu.
"Kenapa baru sekarang, Kim?" Hwayeong berujar putus asa sementara Taehyung merapatkan tubuhnya, membawa wajah sang istri untuk tenggelam di dadanya.
Hwayeong meneteskan air mata dalam diam, ia meremas lengan Taehyung pelan. Hatinya kalut, ia kacau. Kenapa baru sekarang?
Saat Hwayeong berniat lepas. Taehyung justru mengejar.
.
.Hwayeong bangun besok paginya dengan perasaan hampa, ia yakin jika semalam dirinya tidur bersama Taehyung, itu benar-benar bukan halusinasi, kan? Tapi, ia harus kembali ditampar oleh kenyataan ketika terbangun pagi itu tanpa seseorang di sampingnya. Hwayeong kembali pada pagi harinya yang membosankan, tak ada sapaan manis Jungkook, tak ada pelukan, bahkan tak ada Taehyung, tidak sama sekali.
Ia menarik nafas setelah menggulung rambutnya asal-asalan, keluar dalam balutan bath robe setelah mandi hanya untuk memeriksa keberadaan suaminya. Hwayeong keluar dari kamar, melihat pelayan mulai menyiapkan sarapan tapi jumlahnya lebih sedikit, ia mengedarkan pandangan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Someday
FanfictionHari itu seharusnya menjadi hari paling bahagia bagi Park Minjung. Namun, di malam seharusnya ia menikmati hari pertama sebagai Nyonya Kim. Suaminya, Kim Taehyung justru dengan tega menyeretnya ke sebuah kelab malam dan menyerahkan istrinya pada pri...