Seperti tersambar petir di hari yang terang, Angga begitu kebingungan dengan apa yang baru saja ia dengar. Keputusan tanpa alasan yang membuatnya tentu saja kebingungan. Rasa sedih sekaligus marah yang kini rasakan. Saat itu Angga sedang ada di kelas namun karena telpon dari Cleo sampai sampai ia harus ijin keluar untuk mengangkat telponnya.Harinya terasa sudah rusak, Angga tidak mungkin mengikuti kelas dengan keadaan pikirannya yang kalut seperti itu. Dia meminta ijin pada dosennya untuk kepentingan darurat katanya, padahal ia hanya ingin lari dari sana lalu mencari jawaban atas semua pertanyaan yang ada di kepalanya.
Angga teringat bahwa Cleo sedang ada di Jogja, tentu saja ia berniat untuk menemuinya segera. Karena tidak dapat menghubungi Cleo, Angga berinisiatif menayakan alamat Cleo di Jogja pada keluarganya, yang mana pasti jika keluarganya yang bertanya akan Cleo jawab.
"Siapa ya?" tanya Keyli yang membukaan pintu.Keyli tidak terlalu kenal dengan Angga tentu saja menanyakan siapa namanya. Salah salah ia membawa orang asing masuk ke rumah.
"Saya Angga ka, temenya Cleo"
"oh teman Cleo, tapi Cleonya lagi gak ada"
"Iya ka saya tau, jadi niat saya kesini ingin menanyakan alamat Cleo yang sedang di Jogja ka"
"Jogja?" tanya Keyli bingung, karena setahunya Cleo pergi ke Jepang bukan Jogja.
"iya" Jawab Angga ikut bingung.
"Bukannya Cleo pergi ke Jepang ya?"
"Engga ka, setahu saya waktu itu kata Aliqa, Cleo pergi ke Jogja ko, saya gak salah denger"
"Tapi tadi papah baru aja berangkat buat ke Jepang nemenin Cleo"
"Jepang?"
"Iya""oh kalau begitu makasih ka, maaf mengganggu waktunya. Permisi"
Sekarang malah Angga yang bingung sendiri. Tidak mungkini dirinya tiba tiba berangkat ke Jepang untuk menyusul Cleo. Jepang itu bukan Jakarta Bandung, apalagi Jakarta Bogor, banyak hal yang harus ia korbankan untuk kesana, dan tentu saja Angga harus memikirkan semuanya.
Karena Angga masih memiliki kewajiban bekerja, ia berangkat menuju tempat kerjanya. Hilang fokus tentu saja, sampai sampai beberapa kali ia ditegur oleh teman kerjanya karena kesalahan kesalahan kecil yang dibuatnya.
"Kenapa sih lu, tumben"
"lagi galau ya?" tanya Devan. Angga enggan menjawab apapun, ia rasa dani bukan manusia yang tepat untuk diceritakan kegelisahannya hari ini.
"halah paling masalah cewe, iya kan?"
"gak usah sok tau" jawab Angga, lalu memilih menghindarinya.
Walaupun dengan kekacauan perasaanya, Angga mampu menyelesaikan shift nya dengan cukup baik. Pulang dengan perasaan kacau membuatnya tidak bisa bersikap biasa saja. Angga yang pulang dengan seluruh kepenatanya hari ini sampai lupa keberadaan mamahnya yang sedang menunggunya, ia berlalu begitu saja masuk ke dalam kamarnya.
"Angga"Mamahnya masuk dan melihat wajah kusut anaknya terlihat sangat jelas. Ibu mana yang tidak bisa melihat anaknya sedang ada masalah, satu satunya manusia yang bisa mengerti keadaan anaknya tanpa bertanya yaitu ibu.
"kamu kenapa?"Angga menggaruk alisnya yang terasa mulai berat.
"ada masalah ya?"
"gimana ya mah nyeritainnya, aku bingung"
"yaudah mending kamu istirahat dulu, kalau sudah baikan nanti cerita sama mamah. Kamu juga pasti cape kan? mamah tinggal ya, tapi abis itu jangan cerita oke!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Extra
Teen FictionIni cuma ekstra, dibaca boleh tidak juga tidak apa. Kelanjutan hidup hari kemarin.