Cleo's Pain

92 11 4
                                    

Setelah kejadian itu Cleo jadi sering melamun, pikirannya kosong karena terlalu banyak yang ia pikirkan. Jujur saja traumanya belum sepenuhnya sembuh, trauma kehilangan karena keberadaan dirinya. Sekarang ditambah ia juga harus kehilangan Angga yang selama ini menjadi salah satu orang yang membuatnya tersenyum.

Papanya tidak lupa menelponya beberapa hari sekali, namun bebrapa hari ini bahkan Cleo tidak mengakatnya. Entahlah saat ini pikirnya terbagi bagi, antara terjebak dan ingin bebas. Sekarang ia hidup hanya untuk menghabiskan hari demi hari berharap suatu hari hatinya akan kembali.

"Cleo ayo, gua anter lu ke kampus"

"Ngga usah aku naik kereta aja"

"udahlah gak usah nolak ayo gua anterin"

Sam bergegas menyiapkan buku yang diperlukan Cleo yang bisanya Cleo letakan di meja belajarnya, memasukan bekal untuk Cleo. Ya akhir akhir ini karena Cleo lebih sering menyediri di kamar Sam jadi sering melewatkan hanya untuk makan bersama, selain itu memang dirinya sedang cukup sibuk dengan tesisnya. Namun karena ia khawatir, Sam tak kehilangan akal untuk tetap memperhatikan Cleo dengan sisa waktu yang ia miliki.

Sepanjang perjalananpun Cleo hanya tertidur dan terbangun setelah sampai di kampusnya, setelah berpamitan ia langsung pergi, dan Sam tidak tahu apa yang harus ia lakukan saat ini hanya itu yang bisa ia lakukan.

Cleo meletakan tasnya di kelas pertamanya hari ini, pandangannya kosong melihat beberapa siswa yang sudah bersiap mengikuti kelas hari ini. Ia membuka catatanya, dosennya tidak berhenti berbicara ditambah dengan beberapa mahasiswa yang aktif berdiskusi, tapi memang otaknya sedang kacau tidak satupun materi yang menyangkut di otaknya.

Cleo memegang kepalanya pening, dia sangat berusaha untuk focus tapi dilain sisi masalahnya juga enggan untuk pergi dari sana. Sampai kelas selesai, Cleo bernafas lega sekarang ia hanya ingin tidur namun harinya masih Panjang. Masih ada du akelas lagi yang harus ia ikuti.

Satu pil berhasil ia telan dengan kasar bersama air putih. Cleo terpaksa meminum obat sebagai opsi terbaik tetap bisa bertahan di kelas selanjutnya. Pandangannya buram berusaha ia fokuskan, rasa kantuknya benar benar datang sulit untuk disangkal, Cleo tertidur di kelas keduanya.

"Mrs Cleo" panggil dosennya.

"Yap" mata Cleo terbuka, kepalanya yang tadinya bersandar di meja kini tubuhnya duduk dengan tegap. Jantungnya berdegup kencang buah dari keterkejutan dan rasa takutnya. Benar saja Cleo dikeluarkan dari kelas. Ia juga tidak dapat menyalahkan siapapun, dosennya kali ini memang cukup galak dan menginginkan atensi penuh dari seluruh mahasiswa di dalam kelas dan Cleo tidak bisa memnuhinya.

Sekarang cleo berada di perpustakaan jurusannya untuk melanjutkan tidur, dia sudah mengikhlaskan kelas keduanya. Yang terpenting dirinya bisa terbangun untuk kelas ketiganya yang masih memiliki waktu dua setengah jam lagi, cukup untuk dirinya tidur dengan tenang.

Setelah dua jam tertidur, Cleo dibangunkan oleh satu pesan Sam yang mengingatkan dirinya untuk makan siang. Alih alih makan siang, perut Cleo tidak merasakan lapar sama sekali yang ia butuhkan ialah waktu untuk tidur lagi tapi tidak mungkin karena jika sampai ia turuti kemauan matanya dia akan kembali membuat masalah.

Merasa perlu bertindak, Cleo mencai penjual kopi untuk ia konsumsi sebagai penyangga harinya. "Fuck" ucapnya saat kopi esspreso ada di genggamannya, Cleo si tidak penyuka kopi.

Rasa pahit itu mencekik tenggorokannya, membuat Cleo seperti tengah meminum obat atau semacam minuman keras. Bahkan ia sampai meneteskan keringat karena usahanya menghabiskan satu shot kopi pahit itu. Tapi hasilnya ia bisa mengikuti kelas tanpa kantuk, walaupun di otaknya masih saja ada gangguan.

ExtraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang