mopdb

127 12 0
                                    

Saking sibuknya Cleo mempersiapkan semua perlengkapan kuliah ia sampai lupa dengan kondisinya sekarang. Walaupun membuat fisiknya lelah setidaknya ia lupa bahwa mentalnya masih terganggu karena kejadian di waktu yang lalu. 

Berjalan berkilo kilo meter hampir membuat kakinya mati rasa. Di dua hari pertama ia merasa kakinya perih dan ngilu karena terlalu banyak berjalan. Setiap kali kakinya digerakan setiap kali itu ia merasa seperti ditusuk ratusan jarum. Setahun belakangan memang ia jarang berolahraga karena kemalasannya. Dan ditambah lagi semejak ia tinggal kembali di rumah semua serba instan, tidak perlu beranjak dari satu tempat ke tempat yang lain.

Besok adalah hari terakhirnya melakukan masa orientasi kampus. Tradisi penerimaan mahasiswa baru disini tidak seperti di Indonesia yang berbau bau senioritas. Cleo hanya disuruh memakai baju asal daerahnya. Namun karena Cleo tidak memiliki kebaya di rumahnya sekarang, jadi ia memutuskan untuk memakai yukata milik obaasannya dahulu.

"Gak nyaman banget nih pake sendal ginian"

Cleo melepas geta nya lalu memasukannya ke dalam tas. Ia memakai seneakers dan memakai baju biasa. Bukan kenapa, Ia hanya merasa ribet dengan pakaiannya jika harus memakainya di perjalanan. 

Ditengah perjalanan ia menyadari sesuatu, "kayanya aku harus ke salon terdekat deh, kalo aku cuma di ponytale nanti gak banget, yang lain pada cakep aku seadanya banget"

Dengan waktu yang terbatas Cleo buru buru mencari lokasi salon untuk mengurus rambutnya. Beruntungnya dia, salon tersebut hanya berjarak satu kilometer dari tempatnya sekarang, ia buru buru menuju tempat tersebut. 

Sesampainya di kampus ia mengikuti arahan dari panitia yang sudah bertugas untuk mengarahkan mahasiswa baru kedalam auditorium. Karena tempat duduk sudah di atur, Cleo tidak terlalu khawatir karena tinggal mencari tempat kelompoknya. 

"Sumimasen" ucap Cleo sedikit membungkukan badanya sopan saat melewati beberapa orang di depannya. 

Acaranya sangat ramai dengan penampilan yang disuguhkan oleh pengisi acara dari mulai drama, dance, menanyanyi dan jug tarian tradisional dari beberapa perwakilan mahasiswa berbagai negara. Cleo sangat terkesan dengan cara kampus ini menyambut mahasiswa barunya. Kesan senioritas sangat jauh dari kondisinya saat ini, semua bercampur dalam kegembiraan semua orang.

Saat sedang senang senangnya melihat penampilan yang disuguhkan tiba tiba seseorang menghampirinya, Cleo yakin itu adalah kakak tingkatnya. Ternyata ia diminta untuk menjadi perwakilan mahasiswa baru dari jurusannya untuk simbolisasi penerimaan mahasiswa bersama beberapa orang lainnya.

Tadinya Cleo menolak, tapi karena sudah ditunjuk oleh panitia ia bisa menghindar. Sebenarnya sebelum masuk kampus Cleo sudah bertekad untuk tidak menonjol dan dikenal banyak orang, ia hanya ingin kehidupan kuliahnya fokus hanya untuk kuliah, tidak untuk dikenal banyak orang. Tapi sepertinya tuhan punya kehendak lain.

"Konnichiwa, Watanabe Cleo tomoshimasu. Shinri-gaku o senko shite imasu, Yoroshiku Onegaisimasu" Tukas Cleo lalu menunduk dan perwakilan dekan memberikannya sebuah simbolis. 

Seselesainya dari acara tersebut Cleo buru buru mengganti bajunya kembali dan segera pulang. Namun sebelumnya ia membeli beberapa makanan dari konbini untuk ia makan nanti. Pada saat di kereta yang lengang Cleo membuka sosial medianya, dan tentu saja sudah ada beberapa orang yang memfollow dirinya. "kan aku bilang apa!" serapahnya pada dirinya sendiri.

"Privat, nah" 

Cleo membatasi sosial medianya, ia tidak ingin berurusan dengan siapapun saat ini. Mungkin itu hal yang biasa saja, namun saat ini Cleo memang sensitif dengan kehadiran orang orang baru. 

Persetan dengan harinya saat ini yang menyenangkan namun berujung sedikit menyesalkan di akhinya. Cleo melempar tasnya sembarang. Ia sangat lelah, hanya ingin istirahat dan memanjakan dirinya sendiri. Namun saat baru saja Cleo hendak tertidur telphone nya malah berdering. Papahnya menelpon,

ExtraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang