Seminggu berlalu, rasanya bagi Angga itu satu minggu yang sangat lama. Tanpa kabar, penuh harap, ingin bertindak tapi pada akhirnya Angga hanya bisa merenung mencoba menelaah dimana letak kesalahannya sampai dirinya harus diputuskan sepihak dalam suatu hubungan. Tapi hari terus berlalu, waktu harus ia isi, karena tanggung jawabnya bukan hanya pada pikiran namun juga tindakan.
Kegiatan yang sudah padat semakin dipadatkan, jika ditanya untuk apa? Tentu saja untuk mengubur perasaan kalutnya yang nyatanya hanya sementara, setelah malam datang pasti rasa itu kembali lagi.
Sambil mengamati potret kebersamaan mereka berdua dalam satu foto yang terpampang di layar pipih, pikiran Angga menerawang jauh. Bagaimana bisa dulu ia sampai menyukai gadis penuh emosi ini? Jika dipikir pikir Cleo selalu mengulang solusi yang sama di setiap permasalahannya. Sumbu pendek, keras kepala, dan juga merepotkan. Angga tidak tahu kenapa ia dangat terpikat dengan gadis kepribadian langka seperti itu.
Pertemuannya dengan Cleo kala itu memang tidak terduga duga. Cleo yang sok tahu pingsan dan terbangun dengan kepala batu sampai berani membentak Angga di depan kepala sekolah. Si pemberani yang tidak tahu tempat itu berhasil membuat Angga terkagum.
Kali kedua mereka bertemu juga tidak mengenakan. Cleo kembali memaki Angga dan merecokinya tanpa ampun, awalnya Angga tidak peduli. Tapi Angga sangat terkejut saat itu adalah Cleo, seorang adik dari teman lamanya yaitu Sam. Terkejut tanpa ekspresi itu juga salah satu keahlian Angga, karena menyembunyikan perasaan itu jauh lebih gampang daripada menunjukannya.
Saat itu Cleo terjatuh karena kecerobohannya sendiri, Angga menolongnya tapi tetap terkena semprot gadis emosian itu. Angga melihat betapa manja seorang Cleo pada kakak laki lakinya yang membuat Angga merasa iri. Mungkin saat itu juga ada sesuatu di dirinya yang mulai tumbuh memenuhi pikiran dan hatinya., tapi cepat cepat ia sangkal.
Lalu sepertinya semesta ingin bermain main dengan takdirnya, tiba tiba temannya pergi untuk menemui adiknya yang lain yang sedang sakit, dan menyisakan adiknya yang lain yang harus ia urusi. Awalnya Angga hanya ingin membantu Sam temannya, tapi tiba tiba bebannya bertambah. Saat dimana Cleo memuji masakannya itulah saat dimana yang Angga yakin bahwa ia benar benar tercuri perhatiannya oleh gadis manja di hadapannya saat itu.
Kebodohannya dalam mencintai seseorang membuatnya tidak tahu apa yang harus dilakukan, sehingga Angga hanya menunggu kuasa tuhan mengarahkan jalannya pada perasaannya yang tidak dipahaminnya.
Tok tok tok
"Ga"
"apa ma?" jawab Angga dari dalam kamarnya yang gelap gulita.
"kamu sudah tidur?"
"iya ini mau tidur"
"oh yasudah tidur ya"
Karena beberapa malam Angga tidur selalu pagi, alhasil mamanya jadi sering mengingatkannya untuk tidur. Kantung matanya menjadi sangat jelas apalagi mata pandanya, Angga nampak begitu kacau seminggu belakangan. Kalah dengan tubuhnya, malam ini Angga tidur selama enam belas jam. Hari libur yang sangat didambakan banyak orang, bisa tidur nyenyak dan bangun siang. Tidak ada yang mengganggunya, karenapun mamahnya juga malah sangat bersyukur anaknya bisa tertidur, walaupun beberapa kali mengecek karena sudah terlalu lama.
Tok Tok Tok
Pintu apartemen dibuka, Sisca datang dengan senyuman manisnya saat dibukaan pintu oleh pemilik rumah. Ia menanyakan keberadaan Angga yang langsung dikbulkan oleh ibunya.
"Angga baru bangun sis, tunggu aja dulu ya"
"iya tante makasih banyak"
Sembari membawakan segelas minuman beserta cemilan ringan, mereka berdua malah terlarut dalam perkenalan yang lebih dalam. Maklumlah pertrmuan pertama mereka tidak begitu banyak waktu untuk saling mengenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Extra
JugendliteraturIni cuma ekstra, dibaca boleh tidak juga tidak apa. Kelanjutan hidup hari kemarin.