Setelah beberapa urusan Angga selesai, ia siap untuk bertemu dengan bos barunya. Tentu saja baginya itu cukup membuatnya nervous, bekerja dengan jobdesk baru, bos baru, tempat baru dan hal hal baru lainnya. Angga sangat mempersiapkan diri untuk hari ini.
Ternyata kenyataannya tidak seburuk apa yang dipikirkannya beberapa hari belakangan. Bayangan akan diberi pertanyaan sulit, atau dituntut ini itu dalam waktu singkat atau pertemuan yang canggung sama sekali tidak terjadi. Angga sangat menikmati obrolannya kini berasama Pak Axel di bar kantor yang berfasilitas cukup lengkap.
Pak Axel merupakan ayah dari Sisca yang merupakan anak satu satunya yang sangat istimewa keberadaanya. Maka dari itu, tidak sulit baginya untuk menerima Angga untuk bisa ikut bekerja di kantornya yang sudah memiliki nama yang cukup besar di kalangan konsultan perencana.
Karena Angga belum terlalu berpengalaman dalam dunia kerja dan dengan bidangnya, pak Axcel sampai meminta asistennya untuk bisa mengajari Angga jikalau satu hari ada yang belum ia mengerti. Angga masih menginjak semester tiga, tidak banyak pengetahuannya di bidang perencanaan karena proses belajarnya masih panjang. Tapi dengan yakin Axel bisa melihat kemampuan yang Angga miliki.
Seperti sekarang, kehadiran Angga di awal waktu, perkenalan yang cukup jelas dan ucapannya yang tegas membuatnya semakijn yakin untuk bisa menerima Angga bekerja denganya, terlepas dari putri kesayangannya.
"Angga besok kamu bisa coba ikut meeting sama saya dulu ketemu owner. Kebetulan banget ini proyek baru, kamu bisa belajar dari awal sampe proyek ini selesai" kata Pak Axel
"Terimakasih banyak pak atas kesempatannya, saya akan berusaha belajar dan bekerja dengan baik"
"tapi kamu kan udah pernah menyelesaikan tugas studio kan?"
"iya pak, baru satu perancangan dan ini sedang on going tugas studio dua"
"hmm baiklah, bagus setidaknya kamu ada bekal untuk nanti"
Akhirnya Angga pulang dengan perasaan lega. Sekotak nasi dan empal gentong pesanan mamahnya ia bawa dengan sebuah totebag hitam miliknya. Dengan bangga ia menceritakan pengalamnnya hari ini pada mamahnya. Mungkin itu adalah salah satu moment yang selalu terjadi saat Angga menemukan hal baru dan membuatnya sangat bersemangat bercerita semuanya pada sang mama.
To : CL
Hi, it's my first day working in a new office. I hope you're here, being my best sugar to get rid of my tiredness and my caffeine to make me stay awake along night as usuall night that weve been trough
Send.....
Hanya itu yang bisa Angga lakukan untuk membiasakan dirinya seperti sebelum mereka tidak baik baik saja. Sebuah kabar di ujung hari yang selalu keduanya nanti, sebuah voice note serak di detik detik terlelap, atau telpon random yang menjadi caffeine termanjurnya.
Walaupun kontaknya sudah Cleo blokir akan tetapi emailnya masih terhubung. Entah Cleo akan membuka atau mengabaikan notifikasi email masuk di layar ponselnya atau menggesernya tidak mempedulikan mengira itu email biasa yang ia dapat random dari berbagai pelatform.
Angga hanya ingin berbagi harinya seperti hari hari yang ia lalui saat mereka masih bersama, dan akan selalu begitu. Memang sifat keras kepalanya sepertinya akan berlangsung lama sebelum mendapatkan apa yang ia inginkan. Pada akhirnya Angga tertidur dengan lega karena lelah.
.
.
.
.
Seperti yang dijanjikan kemarin, hari ini Angga sudah bersiap untuk ikut meeting pertama dengan klien. Untung saja jadwalnya bisa diatur menjadi sore sehingga Angga tidak perlu pusing memikirkan jadwal kuliahnya yang harus ia korbankan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Extra
Teen FictionIni cuma ekstra, dibaca boleh tidak juga tidak apa. Kelanjutan hidup hari kemarin.