"Cleo...!!!" teriak Sam dari luar kamar yang masih rapat tertutup tirai.
Hampir satu bulan berlalu semenjak Cleo keluar dari rumah sakit Sam tetap saja menjadi kakak laki laki pada umumnya yang memiliki kebiasaan mengisengi adik perempuannya.
Kondisi Cleo saat ini sudah jauh lebih baik, setelah mendapat penanganan dari dokter untuk kondisi fisik dan sikisnya, ternyata membuahkan hasil yang besar. Terlebih keberadaan bibinya yang bersedia menemani Cleo sampai sekarang membuat suasana rumah menjadi hidup kembali dan itu berdampak baik bagi kesembuhan mentalnya.
Sampai saat ini Sam sama sekali belum menceritakan apapun kepada papahnya, terlebih mengetahui di rumahnya juga harus menerima kenyataan pahit kakak perempuannya gagal menikah dan tentu saja kondisi kakanya yang terguncang juga membutuhkan perhatian dan dukungan yang lebih dari keluarganya. Untungnya Cleo juga tidak menanyakan keberadaan papahnya kepada Sam, dan lebih fokus pada kesembuahnnya saat ini.
"bisa ngga bisa aja? Gak usah teriak teriak aku udah bangun" sahut Cleo sesaat pintu kamarnya ia buka.
"Mana ada bangun tu jendela belom dibuka, masih gelap gitu"
"ya aku main hp bang, males buka jendela"
"Mentang mentang ada yang ngurusin sekarang lu, pagi pagi malah males malesan"
"biarin"
"yaudah buruan makan ayo, abang mau kerja nih"
"ewh oke bentar"
Sam yang tengah menjalani studi S2 itu juga memiliki kesibukan lagi yaitu bekerja paruh waktu sebagai karyawan perusahaan yang sedang berkembang di Osaka. Sedikit pemasukan itu bisa ia gunakan untuk kebutuhan mereka sehari hari tanpa perlu meminta uang saku kepada orang tuanya walaupun pasti setiap bulan diberi jatah, namun melihat kondisi Cleo yang sekarang tidak stabil mengharuskan Sam mempunyai pemasukan lain untuk menanggung semua biaya pengobatan yang tidak sedikit. Tabungan lamanya sudah raip untuk pengobatan Cleo di rumah sakit selama hampir tiga bulan. Bibinya tidak tahu soal keuangan Sam, yang ia kira sudah ditanggung orang tuanya namun ternyata tidak. Tapi untuk ,akan sehari hari semenjak saat itu bibinyalah yang menyiapkan semuanya, termasuk mengurus rumah.
"Bachang hari ini mau masak apa?"
"owhh I wanna make something sweet, fresh and delicious ofc"
"umm buat apaaa?" tanya cleo gemas jawabanya tidak terjawab sembari melihat bahan bahan yang tertata rapi di meja.
"Fruits salad"
"waawww pantes banyak buah"
"Iya, kamu kan tetap harus makan makanan yang sehat"
"aku sudah sehat ko"
"not yet" sanggah bibinya.
Kondisi Cleo memang sudah membaik, namun tubuhnya masih terlihat kurus dan wajah yang masih seringkali pucat. Tentu saja hal itu membutuhkan waktu.
"boleh aku bantu"
"SURE! Tentu sweety. Kamu cut the fruits aja dulu ya"
"Okay"
Beberapa buah yang sudah tersedia di atas meja, "itu yogurth buat apa?" tanya Cleo ditengah kekhusyukannya memotong buah anggur. "to mix em, ini mau buat adonan dulu"
"owhhh...."
Kegiatan kecil seperti itu sangat Cleo nikmati belakangan ini, hampir setiap hari bibinya membuat menu menu yang tidak pernah Cleo buat sebelumnya. Tidak pernah menyangka sebelumnya bahwa ia memiliki bibi yang sangat jago memasak khususnya baking dan desert lainnya. Bibinya mengatakan bahwa hobinya memasak merupakan hobi yang ia lakukan sejak SMA, saat ia akhirnya memilih tinggal terpisah dari orang tuanya. Untuk mengisi waktu luang dan menghemat uang jajannya, memasak adalah hal yang tanpa disadari menjadi self healing dari kesibukan urusan sekolah untuknya.
Mungkin itu juga yang coba dibagikan kepada Cleo, bagaimana bisa merilis stress dengan membuat sesuatu yang bermanfaat. Dan ternyata itu cukup berhasil, setiap kali Cleo berhasil membuat makanan itu enak senyumnya akan mengembang kembali.
"Besok, Hito akan kemari"
"Hontou?! Bachang?"
"yap"
"aaaaaa I really miss him"
"me neither girl"
Mendengar itu Cleo termenung sebentar,
"Sorry"
"eh?"
"maaf karena bachang sibuk ngurusin aku jadi harus ninggalin hito dan jisan"
"No,No,No..!! im happy beside you, melihat kamu sembuh, kamu ceria, im so greatfull to be your bachan you know?!? I can spend a hole day with my sweety girl like you"
Cleo yang kini dipeluk merasa hangat, ah beruntungnya dia ternyata masih memiliki orang yang peduli dan sayang terhadapnya.
"Bachang... can I...call you mom?"
Pernyataan itu membuat bibinya terkejut, ia tidak menyangka Cleo akan menganggap dirinya ibu. Selama ini memang ia sangat menginginkan anak perempuan dan itu selalu diwujudkan dengan keberadaan Cleo yang sudah ia anggap sebagai anaknya sendiri. Ia tersenyum lalu berkata "Yes, of course you are my love daughter" sambil memeluk Cleo erat. Keduanya tanpa sadar meneteskan air mata , lalu mentertawai diri mereka sendiri saat melepaskan pelukan hangat itu.
"Don't cry baby"
"thank you"
.
.
.
Sesuai rencana, Hito datang bersama ayahnya, selama seminggu mereka menghabiskan waktu dirumah peninggalan nenek Cleo. Semakin ramai, semakin hangat pula suasana rumah. Namun memang sayangnya hal itu tidak bisa berlangsung lama.
Sempat merasa kesepian setelah keluarga keduanya pergi, Cleo meminta ijin kepada abangnya untuk menyusul ibu barunya ke China. Hal ini tentu membuat Sam bimbang, karena disatu sisi dia harus merelakan Cleo jauh darinya namun disisi lain ia tahu bibinya bisa memberikan apa yang Cleo butuhkan.
"nanti gua sama siapa Cel? Bentar lagi gua wisuda deh lu gimana si"
"Iya juga sih, tapi...kan bang Sam bisa lebih focus kalo gaada aku"
"gak gitu juga Cel"
"Yaudah gak boleh juga gak papa" jawab Cleo lesu, rasanya sedih dirinya bahkan sudah rindu padahal baru beberapa hari.
"yaudah boleh"
"boleh?"
"iya, tapi tar kalo gua sidang lu balik ya!"
"iyaaaaa, makasih abang muach love you"
Tidak ada yang lebih penting dari melihat Cleo dengan enerji keceriannya yang sudah lama hilang. Sam akhrinya harus mengalah dan membiarkan Cleo pergi menyusul bibinya untuk beberapa waktu. Ia berharap banyak dengan kesembuhan Cleo disana, ditangan bibinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Extra
Teen FictionIni cuma ekstra, dibaca boleh tidak juga tidak apa. Kelanjutan hidup hari kemarin.