BAB 04

235 32 0
                                    

-Vian-

Hari ini, kita akan mulai berpisah dalam waktu yang cukup panjang...

Aku masih ingat jelas waktu pertama kali kita bertemu.

Saat itu 1 tahun yang lalu, tidak lebih tepatnya 366 hari 2 jam 15 menit 38 detik yang lalu.

Waktu itu adalah saat perburuan malam dilaksanakan di Bangsa Elf, karena tawanan monster tiba tiba terlepas dan turun menuju Bangsa Elf. Sebagai penanggung jawab aku tidak boleh gagal, aku beserta pasukanku yabg berjumlah 10 ksatria melacak keberadaan monster sampai pada akhirnya kami menemukan titik terang, monster tersebut berada di Hutan Jendis yang dimana hutan itu berdekatan dengan kediaman keluarga kerajaan Elf.

Monster itu sangat sensitif, apabila kami begerak bersama-sama untuk mengepung Monster ini, maka monster ini akan membakar seluruh hutan, kemungkian terburuknya adalah seluruh Bangsa Elf akan hangus mengingat kerajaan Elf banyak terdapat hutan dibandingkan bangunan.

"Pangeran apa yang seharusnya kita lakukan?" Tanya komandan pasukan, Edelain Franskus.

"Kita akan membagi kedalam 2 kelompok, kelompok pertama dipimpin oleh Edelain, kelompok kedua dipimpin Aleno. Kelompok pertama akan bersiaga di gerbang hutan, apabila aku tidak datang dalam waktu 24 jam maka kelompok pertama akan bertanggung jawab untuk melakukan penyerangan. Kelompok kedua bertugas bersiaga di pemukiman warga, untuk salah satu anggota kelompok 2 akan aku perintahkan mengunjungi Istana Elf mewakili namaku untuk menyampaikan kabar ini kepada Raja Elf" perintahku

"Baik Pangeran" kata suluruh prajuritku kompak.

Aku berangkat bersama kelompok pertama, seluruh anggota pasukan yang datang menemaniku hari ini merupakan pasukan elit, jadi aku mempercayakan sepenuhnya kepada mereka.

Monster ini setidaknya memiliki level A, monster ini berbentuk ular dengan panjang kurang lebih 500 meter, ular ini tidak mengeluarkan bisa, melainkan asap racun dalam jangkauan 5 meter, memang jaraknya hanya sependek itu, namun efek racun yang mematikan dapat membunuh manusia atau pemilik sihir suci level 1 atau 2 dalam hitungan kurang dari 1 detik.

Aku mencurigai kalau ada yang memanggil monster ini, karena pada waktu monster ini digunakan untuk pelatihan, monster ini tiba-tiba menerobos dinding pembatas dan dengan cepatnya menuju kerajaan Elf. Tapi siapa? Sial aku tidak bisa memikirkan siapa pelakunya!

"Kalian berhenti disini saja, aku akan masuk kedalam hutan"

"Siap Pangeran"

Aku menerobos masuk ke dalam hutan, terdapat jejak dari monster ular itu, siapapun pelakunya, pasti dia ada di hutan ini.

Aku mengejar ular itu dengan sihir percepat pergerakanku, sehingga kurang dari 5 menit aku sudah bisa menemukan nonster ular itu.

Aku segera menyerangnya menggunakan pedang, namun siapa sangka panca indera ular ini sangat sensitif, sehingga aku kesusahan untuk menjangkaunya, aku menggunakan sihir teleport namun sihir itu menguras banyak tenagaku, aku dapat menjangkau kepala ular itu namun ular itu mengeluarkan asap racunnya, tapi aku tidak melepaskan kesempatan ini begitu saja, dengan susah payah aku menusuk kepala ular itu dengan pedangku dan memenggalnya sehingga bagian kepala dan badan terpisah. Efek racun ini membuat badanku panas dan perutku sakit, rasanya aku akan pingsan, tapi aku tidak mau pingsan di depan bawahanku, aku harus mencari tempat, bukankah Istana Elf memiliki banyak ruang kosong, aku akan berteleport kesana saja.

Saat aku sampai ke tempat yang kutuju aku mendengar sayup sayup teriakan pengawal, sial apakah aku berpindah ke tempat yang salah?!

"Maaf saya hanya terjatuh dari tempat tidur, tapi untungnya tidak terluka" aku menoleh ke asal suara, aku hanya menemukan seorang gadis yang memiliki surai perak, terlihat sedang gudup

"Baik Putri Anneth"

"Cih apanya yang untung, bukankah lebih untung kalau dia mati karena jatuh hahhahaha"

"benar, aku juga berharap kalau dia mati saja" setelah mendengar itu, kulihat badannya bergetar, kurasa dia sedang menahan tangisnya, tapi kesadaranku berangsur-angsur menghilang dan aku pun pingsan.

Aku bangun di tempat tidur pemilik kamar ini, pemilik kamar ini tertidur pulas dalam posisi duduk dengan kepala di kasur sebelah kiriku, kalau kulihat jam sudah menunjukkan pukul 9, sudah 3 jam aku tidak sadarkan diri. Rambutnya bewarna perak mengkilap, bahkan cahaya bulan menambah kilapan dari rambutnya, bulu matanya lentik, kulitnya seputih susu, bibirnya pink pucat, dan matanya sembab.

Aku ingat suara yang terakhir kudengar, pemilik suara itu menginginkan pemilik kamar ini mati karena jatuh. Kejahatan apa yang dilakukan gadis kecil yang lemah ini sampai-sampai ada orang yang menginginkan dia mati.

Aku bangun dari tempat tidur, dan menyadari bahwa pakaianku telah diganti, ada handuk basah diatas dahiku, entah kenapa aku merasa bahwa aku sudah meminum teh hijau, pantas saja pemulihan dari racun berjalan cepat, selain kemampuan regenerasiku yang hanya bekerja disaat aku terlelap, gadis kecil ini meminumkanku teh hijau yang dapat mengeluarkan racun.

Tunggu pakaianku, bagaimana bisa pakaianku berganti? Apakah dia sudah melihat bekas lukaku? Saat ini aku sudah lebih baik dari sebelumnya, aku harus kembali sekarang karena pasukanku akan mencariku.

"Gadis kecil, aku akan kembali, tunggulah aku" gumamku sambil mengelus pucuk kepalanya. Aku tidak ingin membangunkannya, maka dari itu aku tidak memindahkannya ke tempat tidur.

Aku bergegas menuju ke tempat ular itu mati, untung saja belum ada ksatria yang datang ke tempat ini, aku segera memberi sinyal sihir untuk memanggil seluruh anggota pasukan.

"Pangeran! Apa anda terluka?!" tanya Edelain, Edelain dan Aleno adalah teman sebayaku, kami sama-sama berusia 12 tahun. Benar, meskipun kami hanyalah bocah ingusan, tapi kemampuan kami melampaui usia normal, pasukan yang kubawa hari ini adalah pasukan yang bernama Muda Elit. Sesuai dengan namanya, pasukan ini adalah kumpulan dari anak-anak muda terpilih dengan kemampuan diatas rata-rata. Anggota pasukan termuda adalah 11 tahun dan yang tertua adalah 15 tahun.

"Aku tidak apa-apa, Yohan dan Rian segera pindahkan mayat monster ini ke kantung monster, Paulo dan Paula segera reparasi hutan ini, karena hutan ini milik Bangsa Elf, kita tidak mau korban merasa dirugikan, maka dari itu cepat segera lakukan"

"Baik Pangeran" anggota yang kusebutkan langsung berpencar untuk menyelesaikan tugasnya, sekarang hanya tersisa aku dan Edelain.

"Maaf Pangeran, apakah anda pergi ke sebuah tempat setelah mengalahkan monster ini? Karena saya lihat tidak ada pergerakan dari monster ular setelah semburan asap racun" Tidak ada yang dapat kusembunyikan dari Edelain, dia sangat peka, tidak... bukan hanya dia, aku yakin seluruh anggota kelompok pertama akan mencurigaiku karena menghilang selama 3 jam.

"Hmn" aku hanya membalasnya dengan tersenyum.

Aku melihat ekspresi terkejut Edelain saat aku tersenyum tipis, apakah senyumanku mengerikan?

(Kamus Vian -> Hmn = iya)

Setelah beberapa jam, akhirnya semua tugas sudah diselesaikan dengan baik, aku merasa terbantu karena rekan-rekanku memanglah handal dalam melakukan ini.

-Bersambung-

Terima kasih sudah membaca sampai saat ini >.<

-BS

Golden SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang