BAB 07

218 28 2
                                    

"Cantik" setelah mendengar persetujuanku, Janneth mengusap-usap perut si kembar dengan gemas.

Perasaan aneh apa ini?

"Oh iya Vian, besok lusa adalah Festival Bunga. Mungkin kamu tidak tahu, tapi Festival Bunga itu menyenangkan, kamu bisa menikmati banyak permainan, makanan, dan hiburan lainnya. Kalau kamu sedang berlibur, kamu wajib ke alun-alun kota karena disana Festival bunga akan diadakan" meskipun dia tidak menoleh padaku, dia hanya sedang menggelitiki Nevan dan Nevi, aku bisa merasakan dirinya yang sedang dari suaranya.

"Ikutlah"

"Eh? Eh??!!" setelah berteriak kaget, dia langsung menyadari bahwa suara yang dikeluarkan terlalu keras, dan langsung membungkam mulutnya sendiri dengan tangannya.

"Ada sihir kedap suara disini" setelah mendengar penjelasanku, dia langsung melanjutkan kata-katanya.

"Tapi... tapi aku tidak bisa" ah benar juga, dia itu dapat hukuman.

"Kita menyamar"

"Bagaimana kita keluar dari sini? Diluar sudah ada penjaga"

"Teleportasi"

"Tidak ah, takutnya salah satu anggota badanku tertinggal, lagipula yang hanya mengetahui sihir pelarian hanya Master Jian dan Pangeran Langit, kamu belajar dari mana?" ya, memang benar sihir pelarian hanya bisa dikuasai dan ilmu itu hanya diketahui 3 orang, namun banyak orang yang sudah menyaksikan bukti bahwa sihir itu ada, itu jelas siapa yang senang memamerkan sihir itu, tentu guruku Master Jemma. Berkat itu, aku selalu diusik keluargaku atau orang orang sekitarku yang merengek minta diajari ilmu sihir itu, jelas aku tidak bisa, karena semakin banyak yang tahu, semakin banyak penjahat yang muncul.

"Membaca"

"Ahh seram, aku tidak apa-apa kok disini, lagipula kamu bisa membawakanku makanan enak kesini hahaha"

"Percayalah"

"Bukannya apa ya Vian, tapi kita kan baru bertemu 3 kali ini, mana bisa aku langsung percaya padamu, meskipun kamu teman pertamaku" ucapannya menusuk, aku sadar bahwa diriku juga sama dengannya, sama-sama saling tidak percaya.

"Baiklah"

"Eh Vian, tapi jangan lupa yaa, bawakan aku makanan, aku suka ayam goreng, tolong bawakan dengan saus pedasnya ya, kumohon yaa, kak Vian" dia barusan memanggilku apa? Kak? Perasaan aneh apa ini?

"Ikutlah"

"Tidak mau, aku mau kamu yang membawakan makanan itu kesini"

"Tidak"

"Huh, baiklah kalau kamu memaksa, aku akan ikut, tapi aku belum bisa mengusai sihir penyamaran"

"Akan kuajari" sepintas ada keraguan dalam matanya. Aku juga merutuki tindakan implusifku, seharusnya aku tidak mengatakan itu, sihir itu hanya bisa diajarkan kepada pasangan hidup. Sepintas cerita Raja Elf merayap di ingatanku, aku yakin dia bukanlah pemilik Jiwa Iblis, penilaianku tidak pernah satu kalipun salah.

"Terima kasih, tapi siapa yang akan merawat Nevi dan Nevan?"

"Kita" itu memang rencanaku sejak awal.

"Benarkah? Benarkah? Apakah boleh?"

"Tentu, kamu mama mereka"

---

Keesokan harinya tepat pukul 09.00 malam, aku datang ke ambang jendela kamar Janneth bersama dengan Nevi dan Nevan serta susunya.

Janneth yang memakai piama seperti biasa menyambutku dengan riang. Janneth menyambar susu yang kubawa dan menuangkannya di mangkuk bersih. Lalu mengambil Nevi dan Nevan dari gendonganku dan membawa mereka ke arah mangkuk susu itu, sementara aku sibuk untuk menggunakan sihir kedap suara.

Golden SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang