BAB 10

174 26 0
                                    

"Anda siapa? Kenapa membawa anak serigala ini? Dimana pemiliknya?" aku mendongak melihat ada 3 pria yang sudah menatapku dengan selidik.

"Mama, mereka teman Papa"

"Teman Vian?"

"Iya"

"Kenapa diam saja, saya bertanya dimana pemilik anak serigala itu?" Wajahnya sangat cantik, meskipun kulitnya agak berwarna gelap, tapi dia memang cantik.

"Sa... saya..." tiba-tiba ada pedang terbang menghalau seluruh pedang yang mengarah padaku, sampai-sampai ketiga pedang itu terpental jauh.

Aku menoleh ke arah asal pedang itu dan mendapati Vian yang berlari ke arahku, barier berwarna biru mengurung keempat orang yang tadinya ingin mengintrograsiku.

Mereka semua terlihat kebingungan dan mengucapkan beberapa kalimat, tapi aku tidak bisa mendengarnya, mungkin itu adalah barier kedap suara.

"Kalian tidak apa-apa?" Vian terlihat pucat dan berkeringat.

"Mama, Nevi kalian tidak kenapa-napa kan?"

"Kami tidak apa-apa, ngomong-ngomong Vian kenapa kamu terlihat pucat, apakah kamu sakit? Kita harus kembali agar kamu bisa beristirahat"

"Tidak perlu"

"Baiklah kalau begitu"

Vian masuk kedalam barier itu, dan mengucapkan beberapa kata lalu menghilangkan barier itu.

"Wah ternyata temannya Pa... ugh" tiba-tiba perempuan itu menyodok perut salah satu laki-laki itu dengan sikunya. "Maksud saya, ternyata anda adalah temannya Vian ya? Saya minta maaf, perkenalkan nama saya Gio" orang yang bernama Gio itu mengulurkan tangannya agar dapat bersalaman denganku, aku pun mengulurkan tangan, namun tidak tahu kenapa tiba-tiba Vian menyambar tangan Gio dengan ganas menggantikanku bersalaman dengan Gio.

"Kalau begitu, giliran saya, nama saya Paula, dan ini kembaran saya, Paulo, dan yang imut satu itu adalah Yohan. Saya berharap anda tidak berkata bahwa kami mirip, karena saya akan tersinggung"

"Pa... Paula, aku tidak imut!"

"Paulaaa! Siapa bilang hanya kamu yang tersinggung, aku juga akan tersinggung kalau disamakan dengan monyet gila!"

"Gak tanya, dasar kuda nil"

"Su... sudah, kita tidak boleh ribut" Yohan mencoba melerai Paulo dan Paula, tapi gagal.

"Maafkan kami ya, nona cantik" Gio mengambil kesempatan untuk berbicara padaku, tapi langsung dijawab dengan tatapan bermusuhan dari Nevan dan Nevi.

"Nona cantik?" suara Vian semakin menyeramkan, apa aku tidak cantik ya?

"HAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHHAHAHA" aku tidak bisa menahan tawaku lagi, mereka sangat lucu.

"Kenapa kamu tertawa?" Vian bertanya padaku.

"Karena mereka sangat lucu" aku masih berusaha mengendalikan tawaku dan berhenti tertawa.

"Mereka?"

"Iya, mereka"

"Aku?" tiba-tiba semua pergerakan Paula, Paulo, Yohan, dan Gio terhenti. Ada apa dengan suasana ini? Seperti semua orang menatap Vian tidak percaya.

"Vian juga lucu"

"Iya papa lucu, iya kan Nevi?"

"Hmmn" eh suasananya menjadi canggung.

"Tolong tampar aku" celetukan Gio mengurangi suasana canggung itu, akhirnya Paulo yang menampar Gio.

Plakk

Golden SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang