BAB 14

149 26 0
                                    


Terkurung dipenjara bukanlah apa-apa, tapi tetap saja aku takut kematian. Memikirkannya saja membuatku ketakutan, mati saat semuanya membenciku adalah hal yang menyakitkan.

Aku bisa saja melakukan sihir teleportasi, tapi tidak akan kulakukan, karena itu akan memperkeruh masalah, aku akan menjadi buron dan susah untuk memperbaiki namaku.

Aku menebak, pastinya saat ini Raja dan anggota parlemen sedang mendiskusikan hukuman apa yang pantas untukku.

Aku berharap jangan kematian, kumohon.

Setelah menunggu 2 hari di penjara yang dingin ini, aku mendapatkan kabar mengenai keadaan terkini Natta, Natta sudah siuman, tidak ada luka serius kecuali tangan kanannya yang patah.

Aku yakin aku tidak mendorongnya. Tapi bagaimana bisa? Apakah Natta sengaja menjebakku lagi kali ini? Kenapa dia sangat terobsebsi menyingkirkanku?

Terdengar suara gerbang yang terbuka, sepertinya aku kedatangan tamu.

Sosok itu, aku mengenalinya, dia yang menjebakku.

"Halo kak Janneth" dia tersenyum ceria menyapaku.

"Kenapa kamu disini?" aku sudah tahu kalau dia dalang dari semua ini.

"Ah kakak, ini tidak seru, kamu harus menebaknya" ekspresinya berubah menjadi licik, Natta yang disebut sebagai malaikat menjadi iblis.

"Kamu kesini untuk merayakan kemenanganmu?"

"Hmnnn, memang kakakku adalah gadis tercerdas... Oh ralat, aku yang tercerdas buktinya aku bisa membunuh kakak tanpa mengotori tanganku" aku melirik tangan kanannya yang terpasang gips.

"Apa maksudmu?"

"Karena kakak adalah orang yang bodoh, aku akan memberi tahu kakak..." Natta menahan tawanya, aku bisa melihat ekspresinya walaupun ruang tahanan ini tidak ada lampu ataupun lilin, hanya ada cahaya bulan. "... Gelar dan nama belakang kakak akan dihapus, kakak akan diusir dari Bangsa Elf..." aku bernapas lega mendengarnya, tapi aku sadar bahwa ucapanya terpotong. "... Dan hukuman terakhirnya adalah kakak akan dimasukkan ke dalam kandang singa, tentu saja aku yang mengusulkannya hahahahahahahahah" Natta tertawa puas melihat ekspresiku saat ini.

"Tidak mungkin... " mendadak otakku berhenti berpikir, aku tidak bisa memikirkan hal yang lain selain dagingku yang tercabik-cabik.

"Tentu saja mungkin, memang itu tujuanku! Hahahahahahha"

"Ta... tapi... kenapa?"

"Nah saatnya untuk menebak"

"Kamu... kamu adalah pemilik Jiwa Iblis yang sesungguhnya?"

"Kakak... kakak... seharusnya kamu menyadarinya saat pertama kali aku menjebakmu"

"Ta... tapi itu kan karena kamu iri kepadaku?"

"Ya memang alasan ke 2 adalah iri, tapi alasan utamanya adalah perintah Ayahku"

"Ayah? Tidak mungkin ayah menyuruhmu untuk membunuhku"

"Ayah yang kumaksud tentu saja bukan Ayah yang kakak pikirkan!"

"Siapa yang kamu maksudkan?"

"Kamu tidak usah memikirkannya"

"Aku harus mengatakannya ke Raja dan Ratu" benar, aku harus kabur dari tempat ini.

"Memang ada yang percaya padamu?? Ha! Pikirkan saja, kalau kamu kabur dan mengatakan hal ini, yang ada kamu hanya menambah hukumanmu!" dia benar, aku tidak bisa menyangkalnya. "Hm akhirnya kamu sadar, baiklah itu saja yang harusnya kamu tahu, lagipula tidak ada gunanya aku memberimu banyak informasi, toh kamu akan mati!" dengan itu, Natta meninggalkan ruang tahanan.

Golden SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang