BAB 16

154 26 0
                                    


Ingatan itu, suara milik siapa itu? Anggota pasukan? Akademi Langit? Benar, yang harus aku lakukan adalah mencari tahu ingatanku, meskipun pada akhirnya ingatan milikku yang membuatku trauma, tapi tetap saja, itu adalah bagian diriku.

"Ayah... Ibu... apakah aku tidak boleh masuk ke Akademi Langit?"

"Eh?" ibuku menatapku tidak percaya.

"Aku hanya ingin belajar dan memiliki teman baru Ibu... Ayah... kumohon..."

"Kalau sudah begini, ya mau bagaimana lagi" Ayah tersenyum lembut menatap Ibuku.

"Meskipun Ayah dan Ibumu ini terkenal, tapi kami tidak punya kuasa untuk memasukkan putri kami ke Akademi Langit, karena peraturannya tidak memperbolehkan Wanita masuk sebagai murid Akademi Langit" Ibuku mengungkapkan keraguannya.

"Ya tentu saja, kita akan membodohi mereka semua HAHAHAHHAHA" sambung ibuku, memang ibuku adalah orang yang usil tapi ceria.

"eh bagaimana caranya bu?" Ayahku hanya tersenyum seperti sudah mengetahui seluruh rencana Ibuku.

"Tentu saja dengan penyamaran, kamu harus menyamar sebagai laki-laki, lagipula yang tahu kelemahan penyamaran hanya Ibu, Ayahmu, dan tentu saja murid pertama ibu, ah benar dia akan jadi seniormu kalau kamu berhasil masuk ke Akademi Langit"

"Tunggu Ibu, memangnya siapa murid pertama Ibu?"

"Ah itu, Pangeran kedua Bangsa Langit hehehe"

"Pa... pa... Pangeran? Ehhh??!" Jujur saja aku mengira Ibuku hanya membual, karena memang Ibuku suka membual.

"Eh Ibu jadi sedih karena selama ini kamu menganggap Ibu hanya membual" oke sekarang Ibuku berakting seperti dicampakkan, sangat imut hahahaha.

"Bukan begitu, aku... aku hanya masih belum percaya"

"Hahahaha okelah, besok akan Ibu ceritakan kehebatan Ibu sebelum menikah! Pokoknya kamu jangan dekat-dekat dengan murid pertama Ibu, nanti bisa-bisa dia membongkar penyamaranmu"

"Baik Ibu"

"Oh iya, karena kamu kekihatannya seumuran dengan Kiel, kamu harus bergabung dengan kami untuk latihan"

"Latihan?"

"Ah itu, Ibumu yang akan mengajarimu, nanti kalau terluka Ayah akan mengobati kalian hahahaha" aku tahu ini hanya becanda, tapi tidak ada kebohongan dalam perkataan Ayahku.

Aku merasa bahwa ini akan menjadi pelatihan yang berat.

Benar saja, pelatihan ini seperti neraka, meskipun ini adalah hari pertama, tapi wah... yang benar saja, aku dan Izekiel disuruh push up 100 kali, sit up 100 kali, dan pull up 100 kali. Padahal hanya untuk pemanasan, tapi sudah seperat itu.

"Izekiel... " aku penasaran dengan area sini, jadinya aku berniat untuk mengajak Izekiel berjalan-jalan saat selesai latihan.

"Jangan panggil aku Izekiel, nanti orang-orang mengira kita tidak dekat dan tidak seperti saudara"

"Lalu aku harus memanggilmu apa? Tsundere?"

"Dasar bodoh, siapa yang tsundere?!

"Kau lah, siapa lagi? Hahahaha"

"Panggil saja aku Kiel" tidak ada kemarahan dalam suaranya, tumben... biasanya dia akan meledak-ledak.

"Kiel..."

"Dasar kau ya, kenapa? Kau mau apa? Jangan menyusahkanku!" baru saja ingin memujinya, dia mulai lagi, aku heran dia itu kenapa, wajahnya memerah, apa dia sedang sakit ya?

Golden SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang