BAB 01

551 40 2
                                    

Bulan ke 7 tahun 281

Langit bewarna keemasan yang sedang menyelimuti bumi saat menyambut putri bungsu Raja Elf. Janneth Luvetius itu adalah nama pemberian dari sang Raja Elf untuk seorang bayi yang imut, iris matanya bewarna biru mirip ayahnya, rambutnya bewarna perak mengkilap, dan terdapat telinga runcing yang merupakan ciri khas bangsa Elf.

"Ayah, aku mau lihat adikku, kumohon" seru seorang bocah laki-laki berusia 5 tahun bernama Marcello Luventius yang saat ini sedang berjinjit-jinjit dan mencoba meraih kain pembungkus Janneth.

"imutnyaaa~..." bocah tersebut menatap putri kecil dengan tatapan penuh kasih sayang. "... aku berjanji akan selalu melindungi Anneth selama-lamanya"

"kalau ibu?" tanya sang ibu yang saat ini terkulai karena kelelahan pasca proses melahirkan.

"tentu sajaa, ibu kan malaikat tercantik di dunia, tentu akan kulindungi" bak pahlawan, sang bocah menjawabnya dengan tegas dan dibalas dengan senyuman hangat sang Ibu.

"Ayah???" sekarang giliran sang ayah yang ingin tahu jawaban sang bocah tersebut, sang bocah hanya menjawabnya dengan mengangkat bahu dan berkata...

"Ayah kan pria yang terkuat di Bangsa Elf ini, malu dong meminta perlindungan dari anak berusia 5 tahun bweeeekkk" sang ayah langsung murung setelah mendengar jawaban bocah tersebut, sementara si bocah tanpa merasa bersalah tertawa terbahak-bahak bersama sang ibu.

(Bweeeekkk= menjulurkan lidah)

Bukankah ini keluarga yang harmonis? Meskipun dari keluarga Elf, bukankah keluarga ini sangat harmonis, namun kenapa semua bangsa menganggap kalau Bangsa Elf adalah bangsa yang mengerikan? Apakah karena tentang rumor tersebut?

Tahun-tahun berlalu dan tidak terasa sudah berlalu 12 tahun semenjak kelahiran Janneth, setelah 3 tahun kelahiran Janneth, Ratu Elf melahirkan kembali anak yang ke-3, bayi perempuan itu dinamai Reynatta Luvetius. Mata merah yang mirip mata ibunya dan rambut perak, serta telinga runcing yang tentu saja menjadi ciri khas bangsa Elf.

Malam itu adalah makan malam biasa, seluruh anggota keluarga hadir kecuali Marcello dikarenakan sedang bersekolah di asrama Negeri Elf.

"Anneth, tahun depan kamu harus mempersiapkan pertunanganmu dengan sir Andreas, meskipun Andreas sudah tua, tapi dia adalah pria yang baik yang merupakan orang kepercayaan Ayah" yang membuka percakapan tentang topik ini adalah sang Ayah.

"Benar kak, kakak kan udah umur 12 tahun waktunya untuk merencanakan pertunangan?" timpal Natta meminta pendapat sang ibu, tatapannya yang tak dapat diartikan tertuju kepada kakaknya yang saat ini sedang makan, entah apa yang ada dipikiran Natta, namun Natta saat ini sedang tersenyum miring seperti akan merayakan kemenangan.

"Ibu benar-benar tidak tahu, menurut ibu lebih baik Anneth tidak perlu dinikahkan karena takutnya hanya akan mempermalukan nama keluarga kita" respon sang ibu membuat Anneth menghentikan aktivitas makannya, apa yang sedang terjadi disini? Bukankah 15 tahun yang lalu keluarga ini sangat bahagia?

-flashback-

Janneth yang berumur 10 tahun dan Renatta yang berumur 7 tahun sedang bermain bersama di kamar sang kakak dengan asiknya, namun siapa yang menyangka bahwa ada kejadian aneh yang membuat Janneth mencoba memukuli Renatta, ketika
Raja dan Ratu Elf menghampiri mereka, Renatta sudah tak sadarkan diri dengan memar dibagian perut dan punggungnya.

"Apa yang sudah kamu lakukan??!" Ratu tanpa sadar mencengkram lengan Janneth dan berteriak, Janneth yang kesakitan hanya bisa menangis. Setelah menyadari Janneth yang menangis dengan keras, Ratupun melepaskan cengkramannya dan beralih memeluk Natta.

Raja mencoba mendekati Janneth perlahan dan menggendong Janneth yang menangis keras.

"Anneth, coba kasih tahu ayah, apa yang sedang terjadi?" dengan suara lembut Raja menanyai Anneth, namun Anneth hanya menunjuk Natta dan berkata..

"... Orang itu bukan Natta, orang itu ingin mengambil Ayah dan Ibu dari Anneth"

Semua orang yang ada di dalam ruangan itu terkejut atas jawaban Janneth

"Anneth apa yang kamu katakan?! Ada apa denganmu?!" Ratu kembali mencengkram lengan Anneth, dengan setengah berteriak, Ratu memastikan kembali apa yang dia dengar, Ratu berpikir kalau Anneth iri dikarenakan kehadiran adik perempuannya.

"Orang itu ingin membunuh kalian" Semua orang yang ada di ruangan itu terkejut untuk kedua kalinya, seorang anak kecil dapat mengatakan sesuatu yang jahat seperti itu dan menyiksa sang adik hanya dikarenakan iri dengan kehadiran sang adik.

"Anneth kamu dikurung di kamar ini selama 1 minggu, jangan sampai keluar, kalau kamu keluar, akan mama pukul 10 kali dengan cambuk"

"Ta.. ta tapi Anneth tidak bohong bu"

"Hentikan, Anneth kamu harus mematuhi Ibumu..." Raja Elf memegang bahu Anneth yang bergetar karena ketakutan akan hukuman itu, "... Sepertinya dokter sudah datang, sekarang semuanya bubar"

Terkurung selama 7 hari bukan masalah bagi Anneth, yang menjadi masalah adalah tatapan mamanya pada saat itu, Ratu terlihat jengkel, bahkan Raja pun terlihat menyalahkan Anneth.

Pada akhirnya sebuah ramalan terbukti benar, ramalan yang mengatakan bahwa salah satu dari dua putri kerajaan bangsa Elf akan memiliki jiwa iblis yang akan menjadi musuh.

Pada saat kelahiran Anneth semua berbahagia karena Anneth tidak memiliki tanda-tanda jiwa iblis, sehingga semua cukup lega, demi menghindari ramalan tersebut, Raja dan Ratu berkomitmen untuk tidak memiliki anak kembali. Namun siapa sangka bahwa ratu melahirkan anak perempuan kedua yang membuktikan 1/3 ramalan (dua putri kerajaan bangsa Elf) itu benar terjadi.

Setelah kejadian hari itu, banyak rumor buruk mengenai Anneth, mulai dari Anneth yang bukan keturunan asli bangsa Elf, Anneth yang berkontrak dengan bangsa Iblis, dan lain sebagainya.

Sudah tidak dapat diragukan lagi, masyarakat bangsa Elf memberi stempel kepada Anneth sebagai "Jiwa Iblis".

-Ruang kerja Raja Elf-

"Judith, periksa sumber rumor ini sekarang" Perintah Raja Elf kepada tangan kanannya yaitu Judith Elianor, Judith merupakan pengawal setia Raja Elf yang mampu melakukan segala macam tugas, mulai dari tugas melindungi, mencari, bahkan sampai membunuh. Dari seluruh bawahannya, Raja Elf hanya mempercayai Judith.

"Baik Baginda" selepas Judith berkata sepeti itu, Judith menghilang di tengah kegelapan malam.

"Sialan, ini tidak mungkin benar! Bayi perempuan yang kugendong 10 tahun yang lalu tidak mungkin memiliki jiwa iblis!" Hari itu, Raja Elf yang selalu tersenyum terlihat cemas sepanjang hari.

Raja Elf yakin bahwa Anneth tidak memiliki jiwa iblis sama sekali, dikarenakan baik Anneth maupun Natta sama-sama memiliki jiwa yang murni, hal ini dibuktikan dengan perkataan para Cenayang itu, apabila seorang bayi yang memiliki Jiwa Iblis dibawa ke kuil, maka bayi tersebut akan meninggalkan sebuah tanda yang akan diumumkan kepala kuil kepada rakyat, sehingga apabila memang benar ada Jiwa Iblis dalam anak-anak raja maka itu akan cepat ketahuan.

"Tidak... Aku tidak boleh meragukan Anneth! Aku harus membuktikan bahwa Anneth tidak memiliki Jiwa Iblis!" gumam sang raja yang tetap menyangkal rumor itu dan berusaha untuk tetap mempercayai Anneth.

-Bersambung-

-BS

Golden SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang