BAB 17

158 27 0
                                    


"Permintaanku hanya 1, tolong rawatlah telur-telur ini, memang saat ini telur-telur ini sedang membeku, tapi percayalah, kalau kamu sabar maka telur-telur ini akan menetas, apakah aku bisa mempercayaimu anakku?" aku masih terpukau dengan telur-telur phoenix yang penuh ukiran indah, ini sempurna.

"Tentu saja, anda bisa mempercayakan tugas ini pada saya" jelas tidak ada alasan untukku menolak permintaan Ratu Phoenix, bahkan aku bisa dibilang sanhat beruntung bisa merawat Phoenix yang dikira sudah punah.

"Terima kasih, waktuku sudah tidak banyak, di dalam meja batu ada artefak sihir, bahkan ada buku mantra sihir Klan Phoenix, kamu bisa mempelajarinya, sekarang tempelkan lagi tanganmu di batu itu, aku akan memberikan kemampuan bahasa dan tulisan Klan Phoenix" aku langsung menuruti perintah Ratu Phoenix tanpa ragu, bulatan kecil cahaya mendekati dahiku, seolah-olah cahaya itu masuk ke dalam kepalaku, aku melihat kembali ukiran yang ada di meja batu, ternyata itu bukan hanya ukiran asal, tapi itu adalah mantra untuk membuka pintu meja batu.

"Nah sekarang kamu bukalah dahulu pintu meja batu yang ada di samping dengan menggunakan mantra yang tertulis" aku membaca cepat mantra itu dalam hati, biasanya seorang penyihir akan membaca mantra dengan keras, tapi entah kenapa cukup dengan membaca dalam hati atau hanya memikirkannya sihir itu akan muncul sendirinya.

Aku terpesona ketika meja batu itu tebuka, banyak tumpukan artefak sihir berbentuk batu ukiran yang seukuran genggaman, buku sihir dan benda lainnya seperti jubah, kantung kecil, peta, perhiasan dan masih banyak lagi.

"Apakah ini...?" aku masih bingung dengan kondisi ini, maksudku apakah ini semua sudah menjadi milikku?

"Iya, itu adalah peninggalan milik Klan Phoenix, kamu bisa memiliki semuanya. Ambil kantung kecil itu dan masukkan semua benda kedalam sana termasuk telur telur itu" aku memasukkan semua barang hingga tak bersisa sesuai perintah Ratu Phoenix. "Tenang saja telur-telur itu tidak akan pecah ataupun mati karena sudah kulindungi dengan sisa sihirku, telur-telur itu hanya bisa menetas di dekat makhluk berhati suci, maka dari itu aku selalu menunggu kedatangan makhluk berhati suci"

"Jadi itu alasan mengapa telur-telur ini tidak menetas meskipun sudah ratusan tahun berlalu?"

"Benar anakku, kamu harus menjaga keturunan Phoenix ini, jadilah kuat! Jangan sampai Bangsa Iblis mengetahui wujud asli mereka, kalau mereka sampai mengetahui maka mereka akan direbut paksa darimu"

"Merebut paksa dariku?"

"Benar, tolong ingatlah ini, kamu harus menjadi kuat! Peperangan akan terulang kembali, aku bisa merasakannya"

Aku terkejut akan perkataan dari Ratu Phoenix, kalau itu sampai terjadi maka itu akan menjadi bencana!

"Waktuku sudah tidak banyak, ingatlah kamu harus melatih mereka agar bisa menolongmu, apakah kamu bersedia memenuhi permintaanku ini?"

Aku berlutut dihadapan batu prastasi itu dan mengatakan "Tentu saja, saya bersedia Yang Mulia Ratu"

"Hahahaha panggil saja aku Lyn, lalu aku sangat beruntung bertemu denganmu, ada seseorang yang setia menunggumu kembali, orang yang memberimu kalung itu" suara Ratu Phoenix perlahan menghilang itu, menimbulkan pertanyaan besar.

Seseorang? Apakah selama ini Ratu Phoenix sudah mengetahui identitas asliku yang bahkan aku sendiri tidak mengingatnya?

Huh kenapa beliau pergi secepat ini, andai beliau bertahan lebih lama lagi, aku akan menanyakan identitas asliku.

Nah sekarang aku harus keluar dari hutan ini, gawat! Aku pasti akan diomeli karena terlalu lama di dalam hutan.

Aku menyusuri jalan pulang, keadaan alun-alun tetap ramai, aku berlari menuju titik temu antara aku dan Kiel, Kiel pasti sudah menunggu dengan muka yang masam.

Golden SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang