Chapter 7

159 8 0
                                    

"Taeyong ayo selca"
"Gak mau"
"Iihh"

Pagi harinya Taeyong ikut dengan Jisoo pergi ke bandara dengan menggunakan taksi, ibu Jisoo sudah menunggu di bandara untuk menyambut anak perempuannya yang paling bungsu itu

Sebenarnya bisa saja supir pribadi Jisoo mengantarnya, tapi anak ini lebih memilih diantar dengan taksi biasa ditemani oleh temannya yang masih setengah sadar itu

Sesekali Taeyong tertidur di taksi namun Jisoo kembali membangunkannya, ia menghela nafasnya beberapa kali saat dibangunkan, mereka keluar saat jam enam pagi untuk menghindari kemacetan untuk ke bandara

Tapi jam enam pagi adalah waktu yang sangat nyaman dipakai untuk tidur bagi Taeyong

"Jangan bangunin lagi" ucap Taeyong
"Ihh nanti aku ngomong sama siapa" keluh Jisoo
"Telepon aja Jennie"
"Jennie belum bangun"
"Aku juga belum bangun"

Jisoo mengerucutkan bibirnya dan mengernyitkan dahinya, melihat ke arah Taeyong namun lelaki itu tidak peduli dan meneruskan tidur panjangnya, akhirnya Jisoo pun menyerah dan hanya menyandarkan kepalanya di bahu temannya itu

"Pak, ayo ngomong" ucap Jisoo melihat ke arah supir taksi yang sedang fokus melihat ke jalanan
"Mau ngomong apa dek?" Kekeh supir taksi yang gemas dengan cara bicara Jisoo

"Apa aja, bapak nanya juga boleh"
"Ke bandara mau kemana dek?"
"Ke Kanada pak, mencari sesuap nasi" ucap Jisoo bercanda

"Eh beneran mau ngerantau?"
"Ya ngga pak, liburan kok"

"Udah berapa lama kalian pacaran?"
"Ga tau tuh pak, ga pernah pacaran soalnya"

"Loh bukan pacarnya? Teman tapi mesra?"
"Ngga juga, dia mah nyebelin banget pak"

"Hati hati timbul perasaan" kekeh sang supir yang dibalas Jisoo dengan senyuman kecil

"Udah belasan tahun pak ga timbul timbul, yang timbul malah temen saya"
"Temennya suka sama si abang?"
"Iya, tapi dia ga peduli, memang ni orang kaya kulkas pak"

"Kaya kulkas tapi mau nganterin adek sampe bandara?"
"Mau dipaksa dulu, kalo ngga ya dijawabnya ngga mau" kekeh Jisoo membalas perkataan sang supir

Selama perjalanan pun Jisoo bercerita dengan sang supir yang terlihat tertarik dengan semua perkataannya, dan saat sampai mereka pun membangunkan Taeyong

"Bubu bangunn udah sampee"

Taeyong pun membuka matanya, namun sesekali ia tak bisa bohong bahwa ia masih ngantuk, matanya tertutup beberapa kali, melamun beberapa saat sebelum akhirnya menggosok matanya sendiri

"Bangun bang ntar saya bawa lari temennya"
"Bawa lari aja ikhlas saya pak" jawab Taeyong selagi memakai tas dan mengambil ponselnya

"Ikhlas nih? Yaudah yuk dek"
"Ga mau pak, jadi Taeyong dulu" ucap Jisoo sambil tertawa kecil, mereka pun turun dan supir taksi tersebut menyetir mobilnya pergi dari bandara

Setibanya didalam, Jisoo melepaskan jaket dan menitipkan paspornya pada Taeyong

"Bubu tunggu aku mau ke WC"
"Lebih dari semenit aku buang semua"

"Ih astaga punya temen gini amat"
"Cepetan, gih" ucap Taeyong singkat

Jisoo pun pergi, meninggalkan Taeyong yang berdiri sendirian di tengah kerumunan orang orang yang berlalu lalang berjalan di bandara

"Taeyong?"

Taeyong mendengar suara yang kurang familiar memanggilnya, ia pun menoleh ke belakang, mendapati seorang wanita paruhbaya yang memanggilnya disana

What I Want [Jaeyong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang