Chapter 12

125 7 0
                                    

Jaehyun terlihat putus asa, ia terlentang diatas sofa panjang dan menyembunyikan wajahnya disana

Bibi Han ada disana, merajut pakaian kecil untuk Danbi, peliharaan anaknya.
Tangannya merajut, namun matanya tertuju pada anak laki laki yang belum mandi itu

Sementara itu, Taeyong yang masih ada di dalam kamar Jaehyun, tak berhenti memandang sekitarnya, walau pikirannya masih negatif terhadap teman barunya itu, ia lebih sibuk mengagumi kamar tidur Jaehyun yang tidak terlalu mewah namun indah itu

Tak jauh dari kasurnya ada rak berisi buku-buku dan pemain piringan hitam yang terlihat sangat antik, ada kulkas kecil yang diletakkan diatas meja, berisikan minuman keras yang sepertinya menjadi favoritnya

Taeyong tidak langsung pergi ke kamar mandi seperti apa yang Jaehyun inginkan, ia malah menghampiri koleksi antik Jaehyun dan menaruh rasa ingin tahu kedalamnya

Ia menarik keluar beberapa piringan hitam dari tempatnya, menyentuh dan meraba bungkus piringan hitam yang sudah usang itu, tanda bahwa umur benda itu bahkan lebih dari ayah dan ibunya

"Wah dari mana dia dapat benda seperti ini?" Gumam Taeyong "ternyata masih ada yang mendengarkan lagu dari benda seperti ini"

Setelah cukup mengagumi koleksi piringan hitam Jaehyun, ia mengalihkan pandangannya pada buku buku disampingnya, tidak ada novel, tidak ada buku romansa, hanya ada buku-buku antik dan buku tentang sejarah, ada juga buku tentang bisnis dan musik, semuanya buku yang serius

"Sebenarnya apa pekerjaan orang ini"
"Kaya, tapi masih bisa berleha leha di bar" gumam Taeyong
"Aku juga ingin bisa seperti itu"

Saat Taeyong sibuk melihat lihat koleksi antik itu, tiba tiba ponselnya berbunyi, itu adalah ringtone khusus yang sudah disetel oleh seseorang untuknya

"BUBU !!!"
"Jangan teriak, masih pagi" keluh Taeyong pada Jisoo dan rutinitasnya

"Ih apa ga kangen aku teriakin"
"Nggak, matiin aja"
"Gak mauu"

Tak lain tak bukan itu adalah Jisoo, ia sedang di taman bersama seseorang yang tak terlihat jelas wajahnya, dapat dilihat ia berambut pirang

"Sama siapa?"
"Sama temen aku, Markkk"

Jisoo langsung memanggil temannya itu dan ia pun datang, mereka berbicara dalam bahasa Inggris, Taeyong pun hanya menunggu saja

"Oh hello"
"Yes.. hi"

Taeyong yang bingung ingin menjawab apa saat disapa oleh pria yang bernama Mark itu pun ditertawakan oleh Jisoo, Jisoo kemudian menjawab untuknya dan Taeyong merasa diremehkan

"Eh Taeyong, kau dimana?"
"Tempatnya gak seperti kamarmu"

Jisoo kemudian melihat sedikit kebawah, Taeyong yang peka pun langsung mengarahkan kameranya keatas

"Taeyong, aku lihat"
"Bathrobe? Kamu kan ga punya.."

"BUBU JANGAN BILANG..."
"Jangan ngomong sembarangan" potong Taeyong

"Bubu, aku aja belum pernah loh"
"Apa yang ada di pikiranmu sih"

"Kayaknya sekarang ga bisa manggil bubu lagi"
"Bubu udah besar"
"Taeyong oppa"

"Aku matikan ya"

"..."

"Bubu?"

Sesaat setelah Taeyong mematikan teleponnya, suara seorang lelaki mengejutkannya
Ternyata Jaehyun dari tadi sudah berdiri di sisi pintu melihat dirinya menelfon temannya

"Nama kesayangan dari pacarmu?"
"Bubu?"

Taeyong yang tidak menyadarinya seketika membatu, wajahnya memerah memandang tuan rumah yang membawa sarapan untuknya itu
Jaehyun terlihat tersenyum sumringah memandangnya, membuat Taeyong tambah malu

"Bubu, sarapanmu"

Tanpa pikir panjang, Taeyong pun langsung mengambil handuk yang ada didepan matanya dan lari ke kamar mandi, wajahnya semerah tomat, bahkan dinding kamar mandi pun berbicara padanya

Tadinya Jaehyun berniat untuk melakukan sesuatu untuk tamunya, agar ia merasa nyaman berada di sekitarnya, namun yang ia temukan adalah hal yang lebih, sisi lain dari seorang Taeyong yang hanya ia ketahui

Saat Taeyong menutup pintu kamar mandi dengan keras, Jaehyun hanya santai dengan cengirannya, meletakkan roti dan susu di meja kecil disamping kasurnya dan duduk di samping kasur

Ia menghela nafas dan memandang sekitar, disana ada kursi sofa kecil dengan pakaian Taeyong yang menggantung
Pakaiannya tadi malam memang sangat rapi, siapapun yang melihatnya akan mengira ia dari Itaewon,

"Apakah dia memakainya karena ingin bertemu denganku?" Gumam Jaehyun "atau ini yang biasa ia pakai sehari hari?"

Pikiran Jaehyun mulai dipenuhi oleh Taeyong, ia sadar bahwa laki laki itu milik temannya sendiri, namun dirinya tidak bisa menghentikan pikirannya yang selalu tertuju ke pria kecil itu

Ara
  Je, steve dimana?
  Dia jadi meet kan sama lu?

Pesan itu menjadi titik perhatian Jaehyun sesaat setelah membuka aplikasi yang menemukan ia dengan Taeyong itu

Druze
  Iya
  Dia nginep ditempat gua
Ara
  Anjir, jangan lu lahap juga cowok gua
Druze
  Lu kira gua apaan bangsat
Ara
  Pap dong anjir kan gua penasaran
Druze
  Ga boleh sebar

Day
  Kebiasaan, kalau udah meet nggak mau bales chatku
  Aku susul ke seoul nih!
Druze
  Sini nyusul hahaha, sekalian kita nikah
Day
  Gausah aneh aneh ya
Druze
  Lagian siapa sih yang suruh tinggal di kampung

Saat Jaehyun asik dengan ponselnya, tiba tiba terdengar suara pintu kamar mandi yang terbuka

Taeyong keluar dengan handuk yang menutupi bagian bawah tubuhnya, dan handuk lainnya yang ia gunakan untuk rambutnya

Jaehyun menatapnya dan Taeyong pun menatapnya dengan tatapan yang tajam
Sejenak Jaehyun tenggelam dalam lamunannya, sampai Taeyong memecah semua imajinasinya

"Sudah cukup kau melihatnya, dimana bajumu?" ucap Taeyong
"Ahh.. ehh.. itu lemariku, buka saja"

"Apa ini? Ia terlihat berbeda dari sebelum ia masuk kesana" ucap Jaehyun dengan suara kecil

"Aku mendengarnya" ucap Taeyong

"Sial." maki Jaehyun

What I Want [Jaeyong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang