Chapter 19

86 6 1
                                    

"WAAAHH--!!"
"K-kau.. kenapa kau disini--??"

"Menurutmu?"
"Kau tidak ingat semalam kita..."

.
.

"HAAAHH--!!"

Taeyong terbangun dari tidurnya setelah mimpinya berada di adegan yang sangat tidak di duganya

"Haah, hanya mimpi"
"Sialan kau, Jaehyun"

Ia menepuk nepuk beberapa bagian wajahnya, dan menggenggam kedua pipinya, masih tidak menduga ia akan dibangunkan oleh mimpi yang sangat mengganggu itu

Taeyong tidak ingat bagaimana ia bisa pulang dan berbaring disini, hal terakhir yang ia ingat hanyalah merayakan kencannya yang berhasil dengan kedua temannya

Ia melihat ke sekitar kamarnya, tidak ada orang, kakaknya sudah pulang kerumahnya sendiri, kosong.

Ia masih mengenakan pakaiannya semalam, yang berbeda hanyalah pakaiannya berantakan, namun ia tidak terlalu memikirkan itu.

Taeyong bangun dari kasurnya, keluar dari kamarnya dan melakukan peregangan di depan pintu.

"Taeyong-ah, kau bangun awal sekali"
"Ah bibi, selamat pagi"

Bibi yang tinggal di kamar sebelah melihat Taeyong yang sedang mengumpulkan nyawanya kembali menyapanya, Taeyong pun memutuskan untuk bertanya padanya

"Bi, apa bibi tahu bagaimana aku pulang?"

Bibi itu langsung menghentikan pekerjaannya dan menatap dalam ke mata anak itu

"Harusnya kau tidak minum sebanyak itu"
"Hah? Aku seburuk itu?"

"Temanmu membawamu kemari, tapi kau terus menyuruhnya pergi dan memukulnya" ucap sang bibi
"Siapa?"

"Bibi tidak tahu, tapi dia berpakaian serba hitam"

"Apa dia yang biasa datang dari lantai atas?" tanya Taeyong penasaran

"Ahh ada dia juga, tapi bukan dia, dia tidak mengantarmu hingga ke kamar"
"Lain kali minumlah dengan hati hati" jawab sang Bibi selagi menasehati anak SMA itu, yang dibalas Taeyong dengan anggukan dan senyuman

"Haah, mati aku" batin Taeyong

Tak lama setelah itu, lift di lantai 10 berbunyi, kemudian seseorang yang tidak asing di mata Taeyong datang dari lift itu

"Ah, itu dia anaknya" ucap bibi itu

Taeyong sungguh mengenal orang itu, tak lain tak bukan itu adalah orang yang menghantuinya saat ini, Jung Jaehyun

Taeyong memainkan rambutnya dan jatuh terduduk di lantai, ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan pada temannya itu

"Bibi, selamat pagi"
"Ahh iya selamat pagi"
"Aku belikan sarapan untuk bibi, silahkan dinikmati"
"Wah tidak perlu repot repot"
"Tidak apa bi, bibi juga membantuku mengurus anak kecil ini kemarin malam"

Taeyong hanya terdiam di lantai, tidak bersuara dan tidak bergerak, ia terlalu malu untuk bisa menatap mata Jaehyun, berpikir entah apa yang dilakukannya semalam

"Taeyong" panggil Jaehyun
"Jangan panggil aku" tolak Taeyong

Jaehyun dan Bibi itu tersenyum dan tertawa kecil mendengar respon Taeyong saat Jaehyun memanggilnya

Setelah mengambil makanan yang diberikan Jaehyun, bibi itu pun pamit dan masuk kembali ke ruangannya

Ini masih sangat pagi, sehingga belum banyak yang bangun, hanya ada Jaehyun dan Taeyong di lorong lantai 10 itu

"Taeyong"
"Taeyong"
"Taeyong-ah"
"Taeyong-ie"

"Mau apa kau kesini?" gerutu Taeyong
"Ayo makan"

What I Want [Jaeyong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang