Chapter 8

145 7 0
                                    

Ara
"Steve? Habis dari nikahan orang?"
Steve
"Oh gak kok, tadi nganterin temen"
Ara
"Itu di tl? Hehe"
Steve
"Tadi di bandara liat orang pacaran"
"Ciuman didepan aku"
"Eh tapi kalau udah nikah apa tetep dibilang pacaran"
Ara
"Ngakak bgt"
"Ya iya ya?, masa suami istrian?"

Taeyong yang sudah mencapai kasurnya langsung rebahan dan memandang benda favoritnya disana, apalagi kalau bukan ponselnya sendiri
Belakangan ini nama Ara selalu menghiasi roomchatnya di aplikasi biru itu
Selain nama Ara, ada nama lainnya yang selalu mencarinya setiap saat
Tak lain tak bukan, itu adalah orang favoritnya setelah Ara, ayah virtualnya Druze

Druze selalu melontarkan candaan yang kadang garing dan kadang lucu, membuat Taeyong merasa orang ini sangat menarik, terkadang jika Steve hilang tanpa kabar, Druze sering bertanya kemana ia pergi, Taeyong merasa sangat diperhatikan olehnya, seperti ayah benaran

Druze
"Muntah ga?"
Steve
"Ga pak, malah pengen ikut nikah"
Druze
"Ajakin tu si Ara, lama lu gantungin anak orang"
Steve
"Jedor aja belom pak, kebelet banget punya cucu"
Druze
"Iya bapak dah tua, ga sekarang kapan lu kasi cucu"

Taeyong terkekeh membaca chat dari ayahnya itu, ia memang berencana untuk menjadikan Ara pacarnya, pikirnya, toh hanya virtual kan?

Aku mungkin bisa pacaran sama banyak cewek disini, terus ditinggalin. Pikirnya.

Selama beberapa minggu, Taeyong setiap hari hanya di rumahnya, tidak keluar kemana mana, dan hanya makan makanan yang ia beli saat pulang dari bandara setelah mengantar Jisoo, makanan instan yang ia beli sekaligus dari toko kecil untuk dipanaskan.

Suatu hari saat tengah malam, Taeyong membuka aplikasi biru itu dan menemukan nama Ara terpampang di bagian paling atas roomchatnya

Ia belum lama mengenal orang ini, tapi kenapa ia bisa sangat peduli dengannya?

Steve
"Ara"
Ara
"Iya Steve?"
Steve
"Belum tidur?"
"Jangan begadang terus"
Ara
"Iya bentar lagi tidur kok"
Steve
"Ara"
Ara
"Iya?"

Taeyong seketika terdiam, ia bingung apa yang harus ia katakan, ah tidak, ia hanya harus meminta Ara untuk menjadi pacarnya, tapi ternyata itu tidak semudah yang dikira

Steve
"Pak"
Druze
"Opo ?"
Steve
"Anu"
Druze
"Mau nganu?"
Steve
"Ga gitu"
"Anu pak, aku mau jedor si ara"
Druze
"Oalah gitu doang"
"Perjaka bener dah lu"
"Langsung aja jedor"
Steve
"Anjir tegang pak"
Druze
"Lemesin"

Druze yang setia membalas chat seorang Steve pun terus bercanda untuk membuat ketegangannya menghilang

Druze
"Yaudah, lu jedor aja di world chat biar banyak yang jadi backingan"
Steve
"Anjir tambah malu"
Druze
"Udahlah pasti diterima, ara kan bucin lu"

Steve
"Ara"
Ara
"Iya kenapa steve?"
Steve
"Bisa ke worldchat sekarang ngga?"

Entah apa yang dipikirkan orang itu, ia benar benar akan melakukannya dihadapan semua orang yang ada di dunia virtual itu, mengikuti kata ayah virtualnya yang bahkan tidak berpikir sebelum mengetik sesuatu

  Worldchat
Ara
"Halo"
Day
"Loh ara belum tidur?"
Ara
"Iya belum sayang, toh ada yang nyuruh aku kesini"
Nana
"Siapa? Heumheumheum"
Druze
"Monyet girang"
Nana
"Ihh papa ya yang suruh?"
Druze
"Ga yang suruh pasti si monyet"
Steve
"Gaada akhlak anak sendiri juga"
Nana
"Loh abang?"

Sosok nyata Steve seketika terdiam saat ia memasuki world chat, kakinya dingin, tangannya kaku, ia sangat tegang untuk menyatakan perasaannya pada wanita ini, walau hanya secara virtual

Nana
"Yah ilang orangnya"
Druze
"Cepetan elah gua mau molor"
Day
"Molor aja gaada yang larang"
Druze
"Ih sayang kok malah ngedukung"

Steve
"Ara?"
Ara
"Iya Steve?"

Steve
"Will you be mine?"
Nana
"IHHH WAHHHH"
Day
"JEDORAN ANAK GUA UDAH GEDE"

Taeyong langsung mematikan aplikasi itu dan sembunyi dibalik selimutnya, ia tidak berani melihat respon Ara atas perkataannya.
Hey ini cuma virtual, kenapa kau sampai begini? Gumam Taeyong

Setelah beberapa saat, masih terbalut selimut, Taeyong mencoba meraih ponselnya kembali dan memberanikan diri untuk membuka kembali aplikasi biru itu

Druze
"Wah parah abis jedoran ngilang"
Nana
"Bang anak orang jangan digantungin"

Ia mencoba untuk menggeser keatas worldchat itu dan menemukan jawabannya

Ara
"I'm yours"

Taeyong tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya, ia tersenyum sangat lebar dan tertawa beberapa saat, sampai ada suara yang mengalihkan perhatiannya
Jisoo meneleponnya, dan Taeyong reflek langsung mengangkatnya

"BUBUUUU" teriak Jisoo
"Astaga budek aku, kenapa?" tanya Taeyong
"Aku kangen, jadi aku beli ini"
"Buat apa?"

"Bubu tau gak lukamu mirip ini" ucap Jisoo sambil memperlihatkan gantungan kunci berbentuk bunga mawar kepada temannya itu
"Luka mana bisa mirip bunga" jawabnya singkat

"Bubu kayanya lagi seneng, ayo cerita"
"Ga ada apa apa, aku juga udah berminggu minggu ga keluar rumah"
"Ihh harus keluarr, cuacanya bagus"
"Nggak tertarik"

"Besok harus keluar pokoknya"
"Gak mau"
"Ih yaudah aku mau pulang dulu, dadahh bubuu"
"Iya"

Dengan begitu percakapan mereka pun selesai, Taeyong kembali tenggelam dalam dunia virtualnya, merespon wanita yang sedari tadi sudah menunggunya

Steve
"Ara?"
"Ahh"
"Maaf tadi aku ditelepon"
"Jadi canggung"
"Ini beneran kan?"
Ara
"Iya, masa bohongan sih"
"Kamu beneran? Apa cuma kalah dare?"
Steve
"Eh beneran kok, beneran"
"Aku suka sama kamu"
Ara
Read

Ara
"Aku juga"

Taeyong terkekeh, ia menghabiskan malam itu dengan berbincang dengan pacarnya, serta mengabaikan yang masih menunggunya di worldchat

Druze
"Kampret juga nih anak"

What I Want [Jaeyong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang