36. Prasangka Orang

73 7 0
                                    

- Selamat Membaca -

Memberi kesempatan pada yang sudah lama berjuang tidak apa bukan? Semua berhak merasakan bagaimana rasanya perasaan yang sudah lama tersampaikan, akhirnya terbalaskan.

***

Langit masih setia dengan warna gelapnya, pagi ini entah kenapa bumi seperti ingin menumpahkan begitu banyak air, dan ada satu hal yang membuat seseorang sedang begitu tertekan dipagi ini, baru kali ini Raka tidak suka lama-lama berada diatas motor, padahal lelaki itu adalah tipe orang yang lebih suka menggunakan motor dibanding dengan mobil yang ia miliki, ini semua karena kehadiran seorang gadis yang tengah terduduk dengan begitu bahagianya di belakang Raka yang membuatnya tidak betah. Beberapa menit kemudian yang ditunggu-tunggu oleh Raka akhirnya tiba, mereka sudah sampai disekolah setelah jam menunjukkan pukul 06:25, sekitar 15 menit keduanya habiskan untuk menuju sekolah tercintanya itu. Raka memarkirkan motornya dengan tenang, Windy yang masih setia duduk dibelakang Raka tersenyum seperti anak kecil yang sangat bahagia karena dibelikan mainan.

''Turun,'' perintah Raka.

Windy masih setia dengan senyumnya. ''Nggak kerasa banget sih udah sampai aja di sekolah. Menurut kamu naik motor seru nggak sih?'' tanya Windy.

''Biasa aja,'' jawab Raka singkat, lelaki itu malas memperpanjang obrolannya.

''Ih, kalau menurut aku sih seru banget. Kayak vibesnya tuh beda gitu loh, kita bisa lihat pemandangan, terus juga bisa menghirup udara pagi-pagi dengan leluasa beda sama kalau kita pakai mobil. Kan udara pagi segar banget ditambah masih belum tercemar sama polusi jadi bagus untuk paru-paru kita, suka banget deh,'' ujar gadis itu dengan antusiasnya.

''Hm,'' jawab Raka sambil melepaskan helmnya.

Lelaki itu benar-benar tidak tertarik dengan apa yang gadis itu bicarakan, Raka bahkan sudah menebak apa yang akan Windy ucapkan selanjutnya, tolong jika tebakannya benar bawa Raka sekarang juga menjauh dari perempuan ini.

''Mmmm ... Kayaknya aku bakalan lebih sering kemana-mana pakai motor deh, lebih enak gitu. Apalagi bareng kamu,'' ujar gadis itu sambil terseyum.

Oh shit! Cepat bawakan Raka satu penculik, dia ingin segera menghindar dari perempuan ini.

''Ka?'' panggil Windy, dia yakin lelaki itu mendengar ucapannya.

''Menurut kamu gimana? Kayaknya seru ya, kita keliling pakai motor berdua, makan, cari kulineran bareng, terus jalan-jalan keliling kota.''

''Udah pagi, bangun.'' Setelah mengucapkan kalimat tersebut Raka pergi tanpa menunggu Windy yang masih setia berdiri di sana.

Windy mengerjapkan matanya, sebenarnya dia tidak terkejut dengan apa yang Raka katakan karena baginya itu hal yang biasa.

''Gemes banget sih Raka, jawabannya kayak dingin-dingin gitu,'' ucapnya sambil tersenyum.

Saat sadar Raka telah jauh, dia mengejar lelaki itu sambil sedikit berteriak.

''Raka tunggu.''

''Raka ...''

''Ishh Raka tungguin.'' Windy terus saja memanggil lelaki itu.

Karena Raka semakin risih dengan gadis itu akhirnya dia membalikan badannya dan menatap dingin gadis itu.

''Cepat banget sih jalannya,'' ucap Windy.

''Mau apa lagi?'' tanya Raka.

''Mau ucapin makasih. Lagian kamu kayak orang dikejar setan tahu gak jalan cepat-cepat banget, kan jadi susah ngejarnya,'' ucap Windy.

RAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang