28. keputusan?

216 17 7
                                    

Semilir angin malam menerpa wajah ketiganya, berada dibawah bulan yang begitu indah membuat mereka terpesona dengannya, kini mereka sedang menikmati jajanan di pinggir jalan, karena sekarang adalah malam Minggu maka dari itu jalanan cukup ramai oleh remaja yang sedang menikmati makanan seperti mereka bertiga juga.

"Thanks ya kalian udah datang" tiba-tiba Windy berbicara di tengah keheningan.

Raka hanya berdeham sebagai jawaban.

Faizi menoleh dan tersenyum, "Santai aja kali."

"Kamu keberatan ya ka datang makan malam di rumahku?" Satu pertanyaan yang membuat Raka cukup terkejut mendengar nya.

Bagaimana bisa Windy tahu perasaannya, "Biasa aja" jawab Raka sesantai mungkin, dia mencoba menghargainya.

Windy sangat senang mendengarnya, meski hanya jawaban seperti itu yang dia terima, "Aku senang banget bisa gabung sama kalian, dan jadi team yang paling di banggakan sekolah." gadis itu menatap langit, mencoba menikmati indahnya malam ini.

"Haha iya, lo cukup keren kok untuk pemula. Baru pertama ikut olimpiade langsung dapet" Faizi tertawa, diikuti Windy.

Raka hanya sedikit tersenyum, dia cukup mengetahui Windy yang sebenarnya karena ini.

"Thanks" ucap Raka tiba-tiba membuat Windy dan Faizi menghentikan tawanya.

Windy terkejut bukan main, dia menatap Raka yang sedang sibuk menatap langit, "Hah? Apa ka?" tanya gadis itu mencoba meyakinkan hal yang didengarnya.

"Thanks." Ulangnya sekali lagi.

"You're welcome." Windy menyunggingkan senyum.

Sebenarnya dia tidak tahu untuk apa Raka berterimakasih tapi itu tidak penting karena Windy sangat senang, ini pertama kalinya Raka mengucapkan kata terimakasih untuknya.

"Eh kita ke minimarket yuk, kalian haus gak?" Tanya Windy sangat bersemangat, rasanya mendapat perlakuan seperti tadi dari Raka saja cukup menyenangkan baginya.

"Gue pengen beli air mineral deh, sekalian mau beli susu sama snack." kata Faizi.

"Ayo. Kamu ka?" Tanya windy.

"Boleh."

"Ayo kalau gitu."

Raka, Faizi dan Windy beranjak dari tempatnya, dan mereka pergi mencari minimarket terdekat yang bisa mereka dapatkan disana. Dan akhirnya mereka menemukan nya.

"Eh gue tunggu di mobil deh" Tiba-tiba Faizi berbicara seperti itu.

"Gak mau ikut?" Tanya Windy.

"Lo berdua aja."

"Ka kamu mau nemenin aku gak?"

Windy paham bahwa Raka tidak mungkin mau menemani Windy, apalagi mereka hanya berdua.

"Boleh."

'Tuhan, apa yang dikatakan Raka barusan? Sungguh dia tidak menolak?' Batin Windy, tidak percaya.

Windy begitu bersemangat, "Ayo kalau gitu." Raka mengangguk menyetujui.

Mereka masuk kedalam minimarket tersebut, sedangkan Faizi menunggu di mobilnya.

"Kamu mau beli minum apa?" Tanya Windy.

"Mineral dingin aja" jawab Raka.

"Oke" Windy mengambil satu untuk Raka.

"Aku cari Snack buat Faizi dulu ya" kata Windy.

Raka hanya mengangguk, lalu dia pergi ketempat ice cream.
Raka masih sibuk memilih ice cream mana yang dia inginkan, pasalnya dia hanya coba-coba saja, dan tidak terlalu menginginkan nya.

RAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang