9. Approach

366 28 6
                                    

Pukul enam pagi Raina sudah bersiap dengan seragam sekolah miliknya, menuruni satu persatu anak tangga dengan penuh semangat, menyapa seisi rumah dengan begitu ramahnya.

"Pagi Bu," sapa gadis itu dengan senyum merekah.

"Pagi sayang, tidur nyenyak? Sedekah subuh nya nggak kelewat?" dua pertanyaan langsung tertuju pada gadis itu.

"Alhamdulillah aman Bu."

"Gimana lukanya? Udah lumayan kering?"

"Alhamdulillah udah lumayan sih, Bu. Dikit lagi." Raina terkekeh mendengar segala ucapan dari sang Ibu, pedulinya tak pernah pudar.

"Oke kalau gitu. Ibu udah siapin bekal jangan lupa dimakan ya," ucapnya diberi anggukkan oleh Raina.

"Tadi Ibu udah minta tolong bibi untuk bawakan vitamin sama obat untuk luka kamu, semuanya udah dimasukin tas?" Ibu kembali memastikan setiap keperluan gadis kecilnya.

"Udah kok. Raina langsung berangkat ya Bu, Ayah juga hari ini ada meeting pagi-pagi kan? Takut telat," ucap Raina.

"Iya sayang, Ayah udah di depan."

"Oke, berangkat ya Bu, doain hari ini dapat ilmu yang bermanfaat dan dilancarkan semuanya," kata gadis itu.

Ritual pagi keluarga Raina memang sangat amat membuat hati tersentuh, ucapan dan doa selalu ia minta dari kedua orangtuanya.

"Aamiin, Ibu selalu doain kamu. Semangat sekolahnya."

"Iya Bu. Assalamualaikum."

"Wa'alaikum salam."

***

Raina menuruni mobil, sebelumnya bersalaman terlebih dahulu pada Ayah yang sudah bersedia mengantarnya pagi ini.

"Hati-hati Yah, semangat kerjanya."

"Iya sayang, semangat sekolahnya."

Setelah turun, Raina segera bergegas masuk ke dalam lingkungan sekolah tercintanya, sudah cukup banyak siswa siswi yang datang.

Sebelum pergi ke kelasnya Raina berniat pergi ke koperasi sekolah terlebih dahulu, guna membeli pulpen untuk persiapan ketika miliknya yang lain sudah habis.

Tapi langkahnya dihentikan oleh seorang gadis dengan tote bag cokelat dan rambut panjang lurus yang diikat satu kebelakang, ia tersenyum menyapa Raina.

"Hai Rai. Beli apa?" tanya Windy.

"Eh Dy, beli pulpen nih," jawab Raina tak kalah ramah.

"Oh gitu ... By the way hari ini lo ada acara nggak sepulang sekolah?" tanya Windy.

"Nggak ada kayaknya, kenapa emang?"

"Nggak, gue mau ajak kerjain tugas bareng di Cafe sih kalau lo mau. Tugas biologi analisis pertumbuhan tanaman, lo udah kerjain?"

"Oh yang itu, baru setengah selesai sih. Mau kerjain bareng?" tanya Raina.

"Iya kalau boleh dan kalau lo ada waktu. Sekalian gue mau tanya sesuatu juga."

RAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang