11. Harap Tentang Sebuah Kebenaran

413 30 6
                                    

•••
Aku tidak tahu siapa yang salah dan siapa yang benar, tapi sepertinya aku akan memberi kesempatan kembali untuk mu, agar kamu bisa memperbaiki kesalahanmu, dan aku tidak ingin egois dengan rasaku.
•••


Okta memandang wajah Raina yang sedang melamun, entah sejak kapan temannya ini senang melamun, dan entah apa yang sedang ia pikirkan. Semenjak dia dekat dengan Raka dia jadi senang melamun, terkadang senyum sendiri dan terkadang memasang wajah kesal saat melamun,dan itu semua pasti karena Raka.

"Raina" Okta mencoba membuyarkan lamunannya, tapi tak ada respon darinya.

"Hello!!!!".

"Rai".

"Raina".

Tetap melamun tidak menghiraukan Okta yang mencoba mengganggu nya, sampai akhirnya dia berpikiran untuk mengejutkannya.

Brak...

"Woy!!".

"Astaghfirullah" Raina tersadar dan terkejut saat Okta menggebrak meja.

"Mikirin apa si Rai?" tanya Okta lembut.

"Nggak mikirin apa-apa kok" jawab Raina sambil tersenyum manis.

"Beneran?"

"Iya"

"Kalau ada apa-apa cerita aja sama aku, siapa tau aku bisa bantu kamu".

"Iya".

"Btw gimana sama Raka?".

"Hah? Gimana apanya?".

"Mm pura-pura gak faham nih ya".

"Ya gimana apanya coba".

"Raka masih bersikap aneh sama kamu?".

"Emang dia aneh kan?" Raina terkekeh.

"Maksudnya masih deketin kamu?"

Raina hanya mengangkat bahunya pelan, dia tidak mau menjawab. Bahkan setelah mendengar semua nya dari Lia dia jadi kesal pada Raka, dan dia tidak tahu bagaimana hubungannya sekarang, Raka pun tak memberinya kepastian yasudah lah mau apalagi, bahkan kini Raina ingin kembali menutup hatinya untuk semua lelaki terutama Raka.

"Cerita aja Rai, kamu bisa curhat kok sama aku".

Raina memilih menjawabnya dengan senyum manis miliknya, dia tidak suka menceritakan masalah laki-laki pada temannya, menurutnya itu hal yang tidak penting. Kecuali saat bersama sahabatnya, Raina akan menceritakan semua yang ingin ia ceritakan.

"Yaudah terserah kamu aja, nanti kalau mau curhat aku siap kok dengerinnya" Okta tersenyum pada Raina.

"Makasih Ya" balas Raina.

"Iya sama-sama".

***

Raina keluar dari Lab. Kimia, dengan membawa satu buku tebal, dan satu buku tulis, dia berjalan menyusuri koridor untuk kembali ke kelas, baru saja ia selesai praktik dan waktu istirahat tiba. Saat sampai di kelas Raina sudah mendapati Lia, Suci, dan Sela yang sedang duduk di mejanya.

"Loh kalian ngapain disini" tanya Raina bingung.

"Nunggu kamu lah" jawab Sela.

"Abis praktik Kimia?" Tanya Suci.

"Iya".

"Yaudah yu kantin" ajak Lia.

"Bentar, aku rapihin jas Lab dulu".

"Oke".

Setelah Raina selesai, mereka berempat berjalan menuju kantin, sesekali bercanda gurau dan menciptakan tawa diantara mereka, persahabatan mereka sangat unik, aneh. Ya seperti itulah, tapi dengan mereka Raina mampu mengartikan definisi sahabat yang sesungguhnya.

RAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang