33. Gugup

221 17 8
                                    

Belajar memang membosankan bagi kebanyakan siswa atau siswi, tetapi tidak semua pelajar menganggap belajar adalah hal yang membosankan, Raina contohnya. Semua orang tahu bahwa Raina adalah murid yang sangat pintar, semua pelajaran dia sukai, selain mahir dalam Kimia Raina adalah perempuan yang sangat pandai dalam berbagai pelajaran.

Hari ini pelajaran pertama di kelas Raina adalah Bahasa Indonesia, bisa ditebak bahwa semua murid akan sedikit lesu dengan pelajaran ini, gurunya cukup killer woee...

Selain nyebelin dia suka ngasih tugas yang gak kira-kira, hampir semua anak kelas sebel sama guru killer ini, orangnya gitu, gak suka bentak-bentak gak jelas sih, tapi sindiran nya bro gak nahan. Udah gitu dia tuh orang yang sedikit baperan gak kebayang kalau misalkan anak kelas moodnya lagi gak baik ditambah pelajaran dia, sip siap-siap sindir menyindir sudah pasti dilayangkan.

Astaghfirullah sudah cukup hentikan, tidak boleh ghibah. Ini bukan Raina kok yang lagi berasumsi, tapi...

Oke sedikit meluruskan yang tadi, semua guru memiliki cara yang berbeda dalam mengajar, jangan pernah salahkan jika dia tidak sesuai dengan apa yang kamu inginkan karena pada dasarnya mereka adalah manusia biasa, yang sudah pasti memiliki rasa kesal terlebih jika muridnya yang tidak pernah mau menurut dan selalu membantah jika di beri tahu, itulah alasan kenapa pasti ada saja guru yang killer. Sayangi mereka dan hargai mereka, karena ilmu dari mereka sangat kalian butuhkan.

Baiklah, materi kali ini adalah debat, seperti yang kalian tahu bahwa hampir semua orang menyukai itu bukan? Mempertahankan argumen milik mereka untuk membuat mereka menang, apalagi kaum perempuan yang begitu melekat dengan kata "Perempuan selalu benar."

Ya, pelajaran pertama segera dimulai.

Semuanya terdiam ketika wanita paruh baya yang membawa buku dengan kacamata yang ia kenakan masuk kedalam kelas.

"Pagi anak-anak," sapa wanita itu.

"Pagi Bu."

Semua murid menjawab. Setelah itu semua terdiam dan bersiap untuk melakukan sesuatu yang memang sudah menjadi kebiasaan mereka. Nathan ketua kelas memulai dengan begitu semangat.

"Sikap, berdoa mulai."

Ritual sebelum pelajaran dimulai sedang mereka lakukan, seperti biasa berdoa agar apa yang mereka pelajari dapat mereka terima dengan baik dan di amalkan dalam kehidupan sehari-hari.

"Selesai."

Semua menengadahkan kepalanya dan siap menerima kalimat yang akan di sampaikan gurunya.

"Mm, Nathan."

"Hadir Bu."

"Tolong panggilkan Raka, ya."

"Baik Bu."

Saat Bu Nuha menyebutkan nama Raka, siapa lagi jika bukan si laki-laki yang paling populer dan tiada tara itu, semua orang mengenalnya.

Jangan tanya bagaimana Raina saat mendengar nama itu, tentu saja dia tak karuan, dia malu meski hanya untuk melihat Raka dari kejauhan nantinya, ternyata sesulit ini melepaskan, tapi tak apa karena bagaimanapun itu yang terbaik.

"Saya izin panggil Raka ya Bu." Pamit Nathan.

"Iya."

Tak lama kemudian Nathan datang bersama seseorang yang sudah tidak perlu di deskripsikan lagi bagaimana dirinya, semua mata tertuju padanya, tapi tidak dengan Raina. Dia malah berpura-pura membaca buku seakan tidak tertarik dengan apa yang teman-temannya lihat.

"Ini Raka nya Bu."

"Baik, terimakasih Nathan."

Nathan tersenyum dengan anggukan kecil, "Iya Bu." Setelah itu dia kembali duduk di tempatnya.

RAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang