35. Entah

115 8 0
                                    

-Selamat Membaca-

Tragedi di perpustakaan tadi sedikit menyita perhatian anak-anak yang sedang berkunjung, tapi semua telah usai saat Raina, Lia, dan Sela memutuskan untuk meninggalkan Windy yang sibuk berceloteh tidak jelas. Dan juga setelah kepergian Raina dan sahabatnya dari perpustakaan membuat mood gadis itu semakin hancur, bagaimana tidak, sedang asik mengeluarkan apa yang ada di dalam pikiran dan juga hatinya lalu dengan mudah ketiga gadis itu pergi meninggalkannya begitu saja, itu sangat menyebalkan bagi Windy.

Raina berjalan dengan langkah gontai bersama kedua sahabatnya, yang ada dipikirannya sekarang adalah bisa-bisanya Raina membuat Windy berkata seperti itu pada dirinya, maka dari itu dia merasa harus terus memperbaiki dirinya, selama ini tidak pernah Raina dengar sedikit pun perkataan orang lain terhadap dirinya, maka dari itu Raina semakin yakin bahwa keputusanya membiarkan Raka sendiri adalah hal yang paling benar, setelah ini dia hanya perlu menunggu bRka mereka akan kembali dipersatukan.

Pelajaran berikutnya dikelas Raina adalah Kimia. Raina yang berpamitan terlebih dahulu kepada kedua sahabatnya untuk masuk ke kelas, tadinya Raina ingin meminjam buku Kimia diperpustakaan, tapi karena kejadian tadi gadis itu tidak sempat untuk meminjam bukunya. Ketiganya sudah memiliki janji untuk bertemu diperpustakaan saat jam pelajaran pertama selesai, tapi Suci tidak ikut karena dia memiliki tugas yang belum ia kerjakan.

''Aku duluan ya, kalian semangat belajarnya,'' ucap Raina sambil tersenyum, gadis itu memang perempuan yang sangat kuat, bahkan setelah mendapat ucapan tidak enak dari Windy dia masih tersenyum dan memerikan semangat pada orang lain.

''Raina, kamu jangan dengerin ucapan Windy tadi ya, ucapan dia nggak benar sama sekali kok, kamu udah menjadi diri kamu sendiri, kamu orang yang paling baik, kamu sahabat kita yang sangat baik. Ucapan Windy tadi sama sekali nggak benar,'' ucap Sela.

''Betul kata Sela, kamu nggak perlu dengerin omongan cewek itu, kamu nggak salah sama sekali Rai, bukan salah Raka juga kalau dia sukanya sama kamu, bukan salah Raka kalau dia mengharapkan kamu, dan bukan salah kamu kalau Raka terus-terusan ngejar kamu,berjuang buat kamu. Selama ini dia dingin sama smeua orang, apalagi sama perempuan, dan kalau kamu yang berhasil buat dia mencair, itu semua bukan kesalahan kamu,'' kata Lia

''Bahkan semua orang yang kenal kamu pasti suka sama kamu Rai, aku tahu betul gimana kamu, jadi jangan berpikir diri kamu salah. Itu sih Windy nya aja yang terlalu percaya diri, dan kalau dia nyalahin kamu karena dia udah kalah nggak bisa meluluhkan Raka ya itu bukan kesalahan kamu,'' tambha Sela.

''Udah... Nggak apa-apa ko, Windy nggak salah, Raka juga nggak salah. Intinya sekarang adalah, aku harus lebih fokus sama diri aku sendiri, aku juga udah memutuskan untuk sendiri dulu seperti awal, dan aku juga udah jelasin semuanya sama Raka, alhamdulillah dia menerima alasana aku itu. Dan kalau misalnya nanti Raka dekat sama Windy itu adalah hak mereka, aku nggak ada urursan untuk larang Raka dekat dengan siapapun,'' ucap Raina.

''Kamu perempuan baik, bahkan kamu lebih sering mementingkan oranag lain daripada diri kamu sendiri, kamu berhak bahagia, suatu saat nanti kamu pasti menemukan laki-laki sholeh yang sama dengan kamu,'' ujar Sela dengan wajah bangga, Raina memang tidak pernah mengecewakan orang lain.

''Udah ya... Jangan dipikirin lagi.'' Lia mengelus pelan pundak Raina sambil tersenyum.

''Aamiin untuk semua doa baik dari kalian. Mulai sekarang jangan bahas Raka lagi ya aku mohon, kita kembai ke semula, stop pikirin cowok lagi,'' ucap Raina.

''Iya pasti, mulai sekarang kembali ke awal, jangan biarkan buaya masuk kedalam kehidupan kita lagi,'' kata Sela sambil terkekeh.

''Hahaha, siap laksanakan deh,'' kata Lia.

RAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang