14. Miss!

405 26 3
                                    

•••

Merindu? Bukan. Ini hanya sekedar menahan rasa sesak saat tak bertemu dengan mu, tenang saja, ini hanya sebentar, ini hanya sesaat.
•••

Mentari sudah bersinar menyinari, Raina sudah berada di mobil bus yang siap berangkat menuju Bandung, ini masih pagi, sekitar pukul 05:50, dia dan pasukannya akan menginap di sekolah yang mengadakan lomba tersebut, sudah biasa, tapi itu seru dan menyenangkan menurutnya.

Raka yang sejak tadi mengabarinya memaksa untuk bertemu meski sebentar, tapi itu tidak mungkin, Raina tidak akan di izinkan oleh pelatihnya, dan lagi pun Raka harus sekolah jadi dia juga tidak mungkin untuk bertemu dengan Raina sekarang.

"Gue ke sana" ucap Raka di sebrang sana.

"Jangan Ka, lagian kan kamu harus sekolah" kata Raina memohon.

"Yang penting gue ketemu Lo" Ucapannya sangat keras kepala.

"Please, jangan keras kepala. Nanti kalau kamu bolos cuma karena mau ketemu aku bisa-bisa mama kamu ke sekolah. Kamu mau mama kamu marah gara-gara anaknya bolos dan alasannya adalah aku?" Kata Raina dengan suara memelas.

"Bunda sayang Lo, gak mungkin dia marah sama Lo" kata Raka santai.

"Raka, jangan bercanda".

"Gue serius" masih keras kepala

"Udah ah, kamu gak usah kesini. Lagian aku bentar lagi berangkat" tolak Raina.

"Gue udah di belakang bus Lo" Raka bicara sangat datar, membuat Raina terkejut atas ucapannya.

"Hah, beneran?" Raina tidak percaya.

"Makanya keluar" katanya dingin.

"Ih serius" Raina masih tidak percaya, dia yakin itu hanya gurauan.

"Keluar" suara dingin dan lembut Raka sangat khas.

"Tunggu, sebentar" Raina memanyunkan bibirnya, lalu turun dan keluar menemui lelakinya.

Di luar Raka tampak menatapnya dengan wajah datar khas miliknya, Raina yang memasang wajah cemberut karena kesal sangat ingin melayangkan protesnya pada laki-laki yang kini ada di hadapannya ini, memakai seragam sekolah tapi tidak pergi ke sekolah. Apa yang dia inginkan, bertindak sesuka hati itu menyebalkan bagi Raina.

"Apa?" Raina masih cemberut.

"Kok cemberut" Raka masih duduk di atas ninja miliknya tanpa berniat untuk turun.

"Ya abisnya kamu sih".

"Kok gue?" Raka sedikit menyungging senyum karena tingkah gadis-nya ini.

"Kamu keras kepala, dibilang jangan kesini tetep aja kesini, emang gak sekolah huh?" Raina berusaha membuat nada ketus untuknya.

"Sekolah" masih datar dan santai, membuat Raina gemas.

"Terus?".

"Gak" Raka masih datar.

"Raka" Raina mengerucutkan bibirnya.

RAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang