22. Their closeness

236 14 7
                                    

Nyaman itu karena terbiasa, itu saja.
"_"


Raka memarkirkan mobilnya di depan gerbang rumah Raina, hari ini cukup melelahkan juga melegakan setelah sedikit pertengkaran dan kesalahpahaman yang terjadi diantara mereka. Raka bisa kembali bernapas lega setelah mendengar penerimaan maaf dari Raina, dan mendengar suatu hal yang baru tentang gadisnya. Terkadang kita harus melewati masalah terlebih dahulu sebelum kita menemukan dan mengetahui hal-hal kecil yang sangat penting bagi orang yang kita sayangi, keterbukaan dalam menjalani sebuah hubungan dan saling percaya adalah kuncinya.

"Kenapa?" Raina sadar saat Raka terus menatapnya, membuat pipinya akan terlihat merah saat di tatap seperti itu.

"Makasih Re" ucapnya, tatapan lekat Raka yang sangat teduh mampu membuat Raina tenang.

"Untuk?" Raina mengerutkan keningnya.

"Everything" Raka masih menatap Raina lekat.

"Hm?" Raina masih bingung.

"Besok aku jemput" Raka mengalihkan pembicaraan.

"Mm, iya" jawab Raina gugup.

"Ka" panggil Raina.

"Apa?" Jawab Raka lembut.

"Olimpiade tahun ini siapa yang jadi tuan rumah?" Tanya Raina, entah darimana datangnya keinginan ini Raina ingin sekali menanyakan hal tersebut.

"Sekolah kita".

"Really?" Raina sedikit terkejut.

"That's right" Raka tersenyum.

"Bagus kalau gitu" Raina tersenyum.

"Kenapa?" Tanya Raka penasaran.

"Takut aku sama Windy?" Goda Raka.

"Huh? Nggak lah" Raina membuang wajahnya lalu bersikap biasa saja.

"Kamu gak perlu khawatir".

"Raka".

"Bercanda".

"Good luck untuk olimpiadenya, seminggu lagi kan ya? Semoga kamu bisa bawa nama baik sekolah kita. Aku yakin kamu, Faizi, dan Windy akan menjadi juaranya"

"Pasti. Dan sayangnya kamu gak masuk team kita kali ini" wajah Raka berubah menjadi sedih dan kecewa.

"Kalian bisa kok tanpa aku. Aku yakin" ucap Raina meyakinkan, tak ada jawaban dari Raka, lelaki itu hanya kembali menatap Raina lekat.

"Mmm, yaudah. Kamu hati-hati ya pulangnya".

"Wait" ujar Raka saat Raina hendak melepas seatbelt nya.

"Kenapa?" Tanya Raina bingung.

"Aku bukain".

"Syukron" ucap Raina, Raka tersenyum.

Raina melepas seatbelt, dan Raka keluar lalu membukakan pintu mobil untuk Raina. Perlakuan sederhana yang begitu manis tak pernah Raka lewatkan.

"Salam buat ummi" ucap Raka saat Raina akan masuk.

"Iya" jawab Raina.

"Bye, Assalamualaikum".

"Wa'alaikum salam" Raka menunggu Raina masuk. Setelah Raina menutup pintu gerbang dan masuk ke dalam rumahnya, Raka pun kembali ke dalam mobil sport miliknya dan melajukannya.

***

Sesampainya di rumah Raka langsung menuju lantai atas, tempat ternyaman-nya untuk beristirahat yaitu pulau kapuk pribadinya.

RAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang