Dengan pakaian serba hitam, Lisa melangkah penuh percaya diri memasuki gedung bertingkat—SBC. Meskipun lengkap dengan topi dan masker, nyatanya masih ada saja staff yang mengenalinya. Satu buket bunga ditangan kanan dan segelas kopi ditangan lainnya, ia menyusuri lorong tempat dimana acara musik mingguan biasa diadakan.
Sesekali gadis itu akan membungkuk, menyapa staff yang berpapasan dengannya. Langkahnya sempat terhenti disalah satu ruang tunggu, ia membaca sekilas nama grup yang tertempel di pintu—membuat smirk khasnya tercipta kemudian.
"Lisa?" Sapaan dari seseorang menghilangkan senyum penuh arti diwajah gadis itu. Ia menoleh dan menemukan Taehee, manajer pribadi Rose berdiri lima meter di depannya.
"Sedang apa kau disana? Ruang tunggu Rose disini," Sambung pria itu saat melihat Lisa berdiri didepan ruang tunggu artis lain.
Lisa terkekeh pelan, "Aku tahu." balasnya. Gadis itu kembali melangkah dan memasuki ruang tunggu Rose yang hari ini memiliki jadwal promosi untuk album solonya.
"Roje!" Seru Lisa heboh saat ia memasuki ruang tunggu yang ramai dengan staff agensinya.
"Lisa!" Pekik Rose tak kalah heboh. Bahagia menyelimuti hati saat melihat Lisa mendatanginya ditengah jadwal promosi.
Kedua gadis itu saling berpelukan erat, melepas kangen karena sudah hampir sebulan mereka tidak bertemu dikarenakan jadwal individu masing-masing.
"Bunga itu untukku?" Tanya Rose saat menyadari Lisa masih memegang sebuket bunga.
"Tadinya iya, tapi sekarang tidak—" Balas Lisa membuat Rose melipat dahinya bingung. Apa maksud temannya itu?
"—lagi pula jika dibandingkan dengan ruang tunggu, tempat ini lebih terlihat seperti toko bunga." Ucap Lisa saat menyisir seisi ruangan yang penuh dengan berbagai jenis buket bunga.
Rose tertawa pelan, "Ya, seperti yang kau lihat. Ku rasa Taehee Oppa harus memanggil satu mobil agensi untuk membawa bunga-bunga ini." Lisa ikut tertawa, ia mengangguk setuju dengan ucapan temannya itu.
"Jadi, untuk siapa buket ini?" Rose masih penasaran dengan ucapan Lisa tadi.
"Ini?" Lisa mengangkat buket bunga itu yang langsung diangguki Rose.
"The number."
*****
SuperM baru saja menyelesaikan rehearsal mereka. Semua member kembali ke ruang tunggu, ada yang mencuri waktu untuk tidur, ada yang menyelesaikan riasan, ada juga yang sibuk memainkan game di ponselnya. Ten, yang merasa lelah memilih mengistirahatkan tubuhnya di sofa yang biasa diduduki lima orang.
Kai yang memang berniat ke toilet, dikagetkan dengan sosok Lisa yang berdiri diambang pintu saat pria itu membukanya. "Oh. Hai Nona..." Sapanya.
"Hai Oppa, boleh aku masuk?" Tanya Lisa.
Rasanya Ten baru saja akan memasuki dunia mimpi begitu pendengarannya menangkap suara yang sangat ia kenal. Meskipun begitu, si pria memilih mengabaikan dan meneruskan niat awalnya.
"Ingin mencoba peruntunganmu kembali?" Tebak Kai begitu melihat buket bunga di tangan Lisa. "Kau belum menyerah? Padahal sudah ditolak berkali-kali..." Sambung pria itu.
Suara kekehan keluar dari belah bibir si gadis, "Apa itu menyerah? Aku bukan kau, Oppa. Yang sekali di tolak Jennie Unnie langsung mundur." Ledek Lisa membuat Kai mencebik kesal.
"Hah, kau ini. Jangan membuat hatiku kembali patah."
"Salah sendiri. Padahal kau tinggal berusaha sedikit lagi untuk meluluhkan hati sang mantan, tapi ternyata kau lebih memilih menyerah. Jadi, terima saja kekalahanmu dan biarkan Jennie Unnie menikmati harinya dengan Jiyong Oppaku." Ujar Lisa panjang lebar, ia yakin Kai semakin mengutuk kebodohannya sekarang.

KAMU SEDANG MEMBACA
BLOOM
FanfictionBLOOM merupakan kumpulan one shot/double shot dengan karakter utama Ten dan Lisa tetapi dengan latar dan karakter yang berbeda disetiap cerita. Berisi tentang kisah cinta, entah cinta monyet, cinta sepihak, cinta mati, cinta rahasia, cinta basi dan...