Is it alright? (2)

641 132 8
                                        

"You should give up on me,"

"Why?"

"Because I'm teacher and you're a student. That's all."

Percakapan singkat itu terus menghantui Lisa, ia sendiri tidak menyangka patah hati pertamanya begitu membekas layaknya luka sayatan parah yang tak bisa hilang. Padahal apa yang dikatakan guru Lee saat itu benar, jika dipikirkan lagi diumurnya yang sekarang ia benar-benar malu pernah menyatakan cinta pada gurunya sendiri.

Lima tahun berlalu, dan kini Lisa sudah menjadi seorang arsitek junior disalah satu perusahaan milik rekan ayahnya. Ya, dia tidak menampik kalau bantuan orang dalam sangat diperlukan di jaman serba hebat seperti sekarang ini. Bukannya tidak mampu, hanya saja terkadang kehidupan terlampau keras.

"Kau melamun?" Suara itu berhasil mengalihkan fokus Lisa.

"Tidak, hanya sedang memikirkan rancangan yang baru..." elak gadis itu.

Pemuda itu mengangguk, "Kau melamun." Putusnya. Ia bahkan menyertakan senyuman menyebalkan diakhir.

Bambam, rekan arsiteknya yang lain. Salah satu rekan terdekat jika dibandingkan dengan rekan kerjanya yang lain.

"Masih memikirkannya?"

"Siapa?" Lisa mengangkat sebelah alisnya.

"Kau yakin ingin aku menyebut namanya disini?"

Lisa menggeram, "Shut up!" Suruhnya dengan suara rendah.

Pemuda itu tertawa puas, ia senang sekali memegang rahasia Lisa yang menurut si gadis itu lebih seperti aib. Padahal menurut Bambam, tidak ada yang salah dengan menyatakan cinta pada gurumu sendiri. Dia yakin bukan hanya Lisa yang mengalami itu.

"Lisa, Bambam?" Panggil Taeyong, senior mereka.

"Ya, Sunbae?" Jawab mereka bersamaan.

"Kalian ikut saya meeting di hotel Graso," ucap Taeyong yang diangguki paham keduanya.

*****

Tepat di jam makan siang, dengan menggunakan mobil Taeyong—ketiganya melaju menuju Hotel Graso yang berada di pusat kota Seoul. Hotel berbintang yang selalu menjadi pilihan teratas para calon pengantin untuk mengadakan upacara pernikahan. Lokasi yang strategis, venue yang cantik serta dekorasi yang apik membuat siapa saja puas dengan hasilnya.

"Aku masih tidak menyangka perusahaan kita menang tender untuk merenovasi Hotel sekelas Graso..." Ujar Bambam dibalik kemudinya.

"Kau memandang rendah perusahaanmu sendiri?" Gurau Taeyong yang duduk dibangku tengah.

Bambam terlihat gelapan. "Ah, Sunbae... tentu saja tidak. Maksudku, ini hotel Grasco—hotel berbintang yang menjadi idaman perusahaan arsitek mana saja untuk bisa bekerja sama. Hanya saja masih terasa seperti mimpi."

Taeyong tertawa pelan. "Aigoo... Aku paham maksudmu, kenapa kau gugup sekali? Apa dia selalu seperti ini, Lisa?"

Gadis itu mengibaskan tangannya. "Dia hanya sedang menjaga imej, Oppa. Yang kau lihat saat ini hanya topeng yang sedang dikenakannya."

"Ya! Bagaimana kau bisa memanggilnya sesantai itu?" Heboh Bambam.

"Kau juga bisa memanggilku dengan santai, Bam. Seperti—Hyung, mungkin." Sela Taeyong cepat.

"Dia sepupuku, bodoh." Tambah Lisa.

Ya, Lee Taeyong merupakan anak dari bibinya—kakak kandung ibunya. Sebelum Lisa, Taeyong sudah lebih dulu berada di perusahaan tempat mereka bekerja sejak tiga tahun lalu. Memang tidak banyak yang tahu, karena keduanya selalu bersikap profesional saat sedang bekerja. Toh, mereka juga jarang berada di proyek yang sama.

BLOOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang