Sesuai dugaan Lisa, pesta pertunangan itu digelar dengan mewah. Padahal ini baru pesta pertunangan belum pernikahan, ia jadi tidak bisa membayangkan akan semewah apa pesta pernikahan adik Ten nanti.
Saat Ten dan Lisa memasuki ballroom hotel, hampir semua mata tertuju pada mereka. Dengan tangan Lisa yang bertengger dilengan Ten, tidak sedikit tamu yang mulai berbisik-bisik penasaran.
"Hm, Ten... ku rasa aku harus melepaskan ini," bisik Lisa sembari menarik pelan tangannya.
"Tidak. Kau partnerku, berjalan disampingku, bukan dibelakangku." Tegas pemuda itu.
Ten dengan senyum cerahnya membawa Lisa menuju tempat dimana keluarganya berkumpul, sungguh ingin rasanya Lisa kabur saat itu juga. Perutnya terasa berputar dan membuatnya mual.
"Ibu..." sapa Ten.
Wanita paruh baya dengan rambut hitam dan gaun mewah itu berbalik. Ia tersenyum lebar menatap senang putra sulungnya. Ah, kini Lisa tahu dari mana senyuman Ten berasal.
"Ten! Kau datang..." pekik Nyonya Lee bahagia.
"Tentu saja, aku tidak ingin diomeli Tern sepanjang tahun hanya karena tidak menghadiri pesta pertunangannya."
Nyonya Lee tertawa pelan, mengingat bagaimana Tern terus memberi ancaman pada saudaranya untuk datang ke acara ini.
"Ah, siapa nona cantik ini?"
Lisa yang gugup membungkukkan badannya sopan, "Selamat malam Nyonya Lee, saya Lisa."
"Wah... Lisa! Kau cantik sekali malam ini, pantas saja Ten membawamu. Asal kau tahu, dia tidak pernah membawa siapapun setiap kali menghadiri pesta keluarga. Kau yang pertama," Ucapan Nyonya Lee membuat Lisa tersenyum kikuk, sedangkan Ten mendengus kesal. Kenapa tiba-tiba ibunya membuka aib sih?
Nyonya Lee terlihat bersemangat, dia bahkan terus mengajak Lisa bercerita dan mengabaikan Ten. Seolah-olah pemuda itu tidak berada di sana. Seperti yang Ten katakan sebelumnya, keluarganya benar-benar berbeda dengan bayangan Lisa. Bahkan saat mereka tahu Lisa mendapatkan beasiswa, mereka berdecak kagum dan mulai mengejek Ten yang tidak pernah mendapatkan beasiswa. Sebuah keluarga yang unik menurut Lisa.
"Ibumu sangat baik, aku iri..." ucap Lisa tiba-tiba saat mereka sudah memisahkan diri dari keluarga Ten.
"...aku tidak punya ibu, bahkan ayah. Aku bahkan tidak tahu siapa orang tuaku." Lanjut Lisa membuat langkah Ten terhenti. Beruntung gadis itu memiliki refleks yang bagus.
Lisa menunduk memandangi stilleto yang dikenakannya, berusaha kuat menahan gemuruh sesak di dadanya. Melihat keluarga yang utuh dan hangat membuatnya iri, ia pun ingin merasakan hal seperti itu. Ia terlalu lelah hidup seorang diri.
"Lisa, angkat kepalamu. Tegakkan badanmu. Kau ini Lisa, gadis cantik dan pintar yang memiliki seribu pesona." Kata-kata Ten yang terlalu tiba-tiba membuat Lisa terkejut, ia mendongak, mereka masih berhadapan. Tapi, tatapan Ten bukan padanya melainkan seseorang di belakangnya.
"Hai, hyung. Lama tidak berjumpa," suara ramah dari balik punggungnya membuat Lisa bergidik seketika. Dia hafal dengan suara itu, suara Jung Jaehyun.
Ten tersenyum ramah, "Hai, Jae. Ku pikir kau berhalangan hadir,"
Pemuda itu tertawa pelan memamerkan lesung pipinya, "Tentu saja aku datang, hyung. Tern sudah ku anggap seperti adikku sendiri..."
"Oh, siapa gadis cantik disebelahmu ini?" Sela Ten cepat setelah menatap sekilas gadis berambut pink yang berdiri anggun disamping pemuda itu.
Jaehyun menarik pelan tangan gadis disampingnya, "Dia kekasihku, hyung. Roseanne Park."

KAMU SEDANG MEMBACA
BLOOM
FanfictionBLOOM merupakan kumpulan one shot/double shot dengan karakter utama Ten dan Lisa tetapi dengan latar dan karakter yang berbeda disetiap cerita. Berisi tentang kisah cinta, entah cinta monyet, cinta sepihak, cinta mati, cinta rahasia, cinta basi dan...