Stupid Love

519 83 2
                                    

Deringan nyaring dari si benda pipih mengagetkan Ten yang sedang tertidur lelap. Pria itu menggeliat kesal sembari meruntuk karena lupa merubah mode senyap sebelum tidur. Dengan malas Ten meraih ponsel yang masih terus berdering, lalu melirik sekilas pada jam yang tergantung di dinding kamar.

Orang iseng siapa yang menganggu tidurnya di jam dua pagi?

Lisa.

Nama itu tertera di layar yang bersinar terang. Ten  sempat terdiam sesaat, menghela nafas berat, lalu menggeser ikon hijau di layar ponsel.

"10 menit lagi aku sampai."

Hanya itu. Padahal mulut Ten sudah ingin mengeluarkan rentetan umpatan tapi perempuan di seberang sana sudah lebih dulu menyela dan langsung memutuskan sambungan telepon tanpa mau repot menunggu balasan Ten.

Lagi, Ten menghela nafasnya berat menatap layar ponsel yang sudah meredup sepenuhnya. Meski kesal, pria itu kemudian bangkit berganti pakaian sebelum Lisa sampai dan keributan di depan pintu dorm karena tak sabaran.

"Ten? Kau mau keluar?" Yang di tanya nyaris berteriak kaget. Demi Tuhan, ini jam 2 pagi dan manusia aneh mana yang masih berkeliaran di dapur.

"Sedang apa kau di sana?" Tanya Ten pada Mark yang terlihat sedang mengaduk sesuatu di gelasnya.

"Ini?" Mark mengangkat gelas ditangannya. "Teh madu. Tenggorokanku terasa sakit dan itu membuatku susah tidur." Jelas sang rapper kemudian menyesap sedikit minuman hangat itu.

"Kau mau pergi?" Ten mengangguk. "Tidurlah kalau kau sudah selesai. Aku pergi dulu." Pamitnya kemudian berlalu tanpa mendengar lagi sahutan dari pria yang seumuran dengan adiknya itu.

Lima belas menit kemudian sebuah mobil SUV Audi Q7 berwarna hitam berhenti tepat di depan Ten. Pria itu lagi-lagi menghela nafas panjang saat melihat Lisa keluar dari bangku kemudinya.

"Kau terlambat lima menit..." Ucap Ten begitu Lisa mendekat. "...dan dimana topi juga maskermu?" Lanjutnya saat sadar kalau perempuan di depannya hanya menggunakan sweater tanpa memakai sesuatu untuk menutupi wajahnya.

"Aku tidak ingin muncul di portal berita pagi nanti karena terkena skandal bodoh denganmu." Jelas pria itu lagi.

Kali ini Lisa yang mendengus kasar. "Kau ingin berdebat sampai pagi disini?" Sarkasnya kemudian membuka pintu penumpang dan masuk terlebih dahulu.

*****

Mobil melaju sedang di jalan raya yang nampak lengang. Alunan musik terputar dari bluetooth ponsel memenuhi seisi mobil yang nampak hening sejak keluar dari area dorm Ten. Ternyata sebelum sampai di dorm Ten, Lisa sempat berhenti dan bernegosiasi dengan reporter yang mengikutinya; memberikan sejumlah uang agar pemburu berita itu memberikan kebebasan sejenak untuknya yang sedang tak ingin diganggu.

"Apa terjadi sesuatu?" Tanya Ten memecah keheningan di antara mereka. Lisa saat ini nampak lebih banyak diam dari biasanya.

"Tidak, hanya ingin keluar menghirup udara malam." Jawabnya menaruh dagu di pinggiran jendela saat kaca mobil sudah turun dengan sempurna.

Ten menoleh sekilas pada Lisa yang sedang menikmati angin malam dengan sebelah tangannya yang sengaja ia keluar. "Kau bisa masuk angin, udara malam tidak baik untuk kesehatan."

"Hanya sebentar..."

Merasa Lisa sedang membutuhkan ketenangan, Ten memilih diam dibalik kemudi. Meski sesekali mencuri pandang, pria itu terus mengemudi menyusuri jalan utama meski tak tahu kemana tujuan mereka sebenarnya.

BLOOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang