"Kalau malam ini kau berniat minum sampai pingsan, aku akan menemanimu." Bisik Bambam, tanpa perlu diberitahu pun pemuda itu tahu bagaimana keadaan Lisa saat ini.
Lisa hanya diam. Semua terlalu mendadak, bahkan otaknya susah untuk diajak berpikir saat ini. Untuk sesaat, Lisa tidak bisa melepas pandangannya dari gadis yang sedang menggandeng guru Lee mesra. Entah kenapa terasa tidak asing, dan detik selanjutnya Lisa tersadar—kalau gadis itu adalah gadis yang dipeluk guru Lee lima tahun lalu di cafe dekat sekolah.
'Jadi, mereka masih bersama? How lucky she is.' Batinnya. Ada rasa iri dan cemburu yang perlahan kembali merayapi hatinya.
Saat mereka sudah berhadapan, Lisa bisa melihat bagaimana cinta pertamanya hidup dengan baik. Guru Lee terlihat tampan dalam balutan jas yang ia kenakan; matanya yang bening, garis rahang yang tegas dan jangan lupakan hidung tingginya. Wajah favorit Lisa sejak dulu.
Ten tersenyum ramah, begitu pula gadis disampingnya. Meskipun dipaksakan, Lisa berusaha memberikan senyum terbaiknya. Ia tidak ingin merusak moment pertemuan mendadak ini, bagaimana pun semua sudah berubah—kecuali perasaan Lisa.
"Ten! Kau ingat Lisa 'kan? Murid kelasku!" Heboh guru Qian, ia bahkan menarik Lisa mendekat agar Ten bisa melihat gadis itu dengan jelas.
Ten terlihat sedikit terkejut, tapi dengan cepat ia berhasil menguasai dirinya. Dengan senyuman yang selalu menjadi favorit Lisa, pria itu mengangguk pelan dan menatap lekat mantan muridnya.
"Tentu saja. Apa kabar, Lisa?"
Yang ditanya ingin pingsan saja rasanya. Suara itu, suara yang paling dirindukannya kini kembali terdengar. Hatinya menghangat, senyum tulus tergambar jelas di wajah cantiknya.
"Baik guru Lee, anda apa kabar? Lama tidak bertemu."
"I'm good, seperti yang kau lihat."
Lisa bagai terhipnotis, ia tidak bisa mengalihkan pandangannya dari wajah Ten—wajah yang selalu dirindukannya. Bambam yang sadar dengan cepat menyikut pinggang gadis itu.
"Sadarkan dirimu, dia bersama kekasihnya." Bisik Bambam dan itu berhasil. Dengan cepat Lisa mengalihkan pandangannya.
"Dan disebelahnya itu Bambam, re—"
"—dia tunanganku, guru Lee." Potong Lisa cepat, entah apa yang merasukinya. Tapi mengakui Bambam sebagai pasangan sepertinya bisa menyelamatkan harga diri gadis itu.
"Hah?" Kaget Bambam dan Qian Kun bersamaan. Mereka terlihat bingung, apalagi Bambam.
"Kau gila?!" Bisik Bambam penuh penekanan. Dia tau kalau Lisa itu gila, tapi ia tidak menyangka kalau dirinya akan dijadikan tumbal.
Ten terkejut, tentu saja. Tapi di detik berikutnya ia kembali tersenyum, senyuman penuh arti yang mampu membuat Lisa bergidik.
"Kau sudah bertunangan? Congratulations, jangan lupa kirimi aku undangan pernikahanmu." Ucap Ten tenang, dan itu semakin membuat nyali Lisa menciut.
"Bukannya tadi kau bilang dia rekan kerjamu?" Tanya Kun yang masih nampak bingung.
"Kami sengaja merahasiakannya demi menjaga profesionalitas saat kerja," balas Lisa cepat dan asal. Dia sudah tidak perduli kalau alasan itu terdengar omong kosong. Dia hanya ingin segera pergi dari sana.
Tiba-tiba Kun menarik gadis yang berada di samping Ten, bahkan dengan mesra merangkulnya.
"Kalau begitu, perkenalkan dia Tern Lee, tunanganku yang juga adik kandung Ten. Kami akan menikah bulan depan." Kun menyampaikan berita bahagianya dengan senyum sumringah diwajah.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLOOM
FanfictionBLOOM merupakan kumpulan one shot/double shot dengan karakter utama Ten dan Lisa tetapi dengan latar dan karakter yang berbeda disetiap cerita. Berisi tentang kisah cinta, entah cinta monyet, cinta sepihak, cinta mati, cinta rahasia, cinta basi dan...