Fate

1.1K 154 6
                                    

"Ayo berpisah," ucapan singkat dari Ten mendapat tatapan tajam dari Joy yang duduk dihadapannya.

"Kenapa? Kau sudah mendapatkan yang baru?" Sinis gadis itu yang langsung bersandar pada kursi dan melipat kedua tangannya di depan dada. Saat ini mereka berada di rooftop agensi.

"Tidak, bukannya itu kau?" Balas Ten tak kalah sinis. Joy selalu bersikap seolah ia bukan kekasih yang sedang berselingkuh.

"Apa maksudmu? Jangan mengalihkan pembicaraan. Kau begini karena kau tau Jennie Kim menyukaimu? Dan karena itu kau menerima tawarannya menjadi model untuk koleksi terbarunya?" Cecar Joy yang mulai menunjukkan emosinya, bahkan kedua tangan gadis itu terkepal di atas meja.

"Ini tidak ada hubungannya dengan siapa pun," tegas Ten masih berusaha untuk tidak terpancing. Berusaha mengontrol suaranya agar tidak meninggi.

"Ah~ atau yang ku dengar diluaran sana memang benar? Kau sedang suka bermain dengan gadis-gadis muda?" Tuduh Joy tiada habisnya, sekali lagi menguji kewarasan seorang Chittaphon Leechaiyapornkul.

"Joy, ayo hentikan ini. Aku akan memaafkanmu jika kau mengakuinya sekarang," ucap Ten masih dengan suara tenangnya. Ia benar-benar ingin menyelesaikan ini dengan baik.

Gadis itu mengeryit, "Apa yang kau bicarakan? Mengakui apa? Jangan membuat seolah aku yang bersalah."

Ten mendengus, ia lupa kalau Joy adalah gadis keras kepala yang tidak akan mengakui salahnya dengan mudah.

"Baiklah kalau kau ingin aku yang mengungkapkannya," setelah mengatakan itu Ten mendorong pelan amplop coklat yang berada di atas meja.

"Apa ini?"

"Bukalah, kau akan tau jawabannya."

Joy mengambil amplop itu dan langsung membukanya tanpa curiga, didalamnya terdapat sebuah foto berukur 4R. Perlahan gadis itu menariknya dan menemukan wajahnya tergambar jelas difoto itu sedang berciuman mesra dengan seorang pria tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhnya.

"T-ten ini..." lirihnya terbata, masih terlalu shock dengan kenyataan yang menghantamnya.

"Aku sudah memberimu kesempatan Joy, tapi sampai detik terakhir kau tetap bersikeras kalau aku berselingkuh. Akui saja jika selama ini kau diam-diam berkencan dengan Sehun hyung, bahkan sudah sejak tiga bulan yang lalu."

Gadis itu membisu, masih menatap Ten dengan mata yang mulai bergetar. Ten yang melihat itu hanya menghela nafasnya berat, sesak di dadanya benar-benar menyakitkan.

"Pergilah, aku tidak ingin melihatmu. Kita selesai." Usir Ten, ia tidak ingin melihat Joy dengan air matanya.

"Maafkan aku..." lirih Joy sekali lagi sebelum ia benar-benar pergi meninggalkan Ten yang masih terdiam menatap langit sore.

Sepeninggalan Joy, Ten masih berusaha melanjutkan membuat lirik dari melodi yang sudah dibuatnya. Mencoba mencari ide dari patah hati yang baru saja dialaminya, tapi sudah tiga jam ia disini nyatanya hanya coretan bergaris yang memenuhi notesnya.

Ah, sepertinya moodnya benar-benar kacau sekarang. Ia mulai meruntuki nasib percintaannya, nyatanya tiga tahun menjalin kasih berakhir sia-sia.

Sialan.

"Hyung, pulanglah." Suruh Ten ketika Taeho manajernya menelpon.

"Kau? Bagaimana kau pulang?" Tanya pria bermarga Lee itu, karena dia tau Ten tidak membawa mobilnya. Tadinya ia menelpon untuk bertanya jam berapa pria itu ingin pulang.

"Aku mungkin akan menginap disini, ada beberapa pekerjaan yang harus ku selesaikan."

"Kau dan Joy bagaimana?"

BLOOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang