3. Drama Leta.

8.8K 922 35
                                    


®®®

"Apa itu isinya Ayah? " tanya Om Fahri adik dari ayah Leta.

"Ini.. " Opa menggantung ucapannya.

_________________________________

"Ini, bagaimana mungkin?"

"Ada apa ayah?" tanya om Fahri tambah penasaran.

"Kau baca sendiri!" titah Opa

Om Fahri pun membaca isi kertas itu, kemudian.

Deg.

"Ba-bagaima mungkin? Dan kenapa baru sekarang kau memberitahu kami?"

"Bagaimana kami memberitahu kalian? Kalian bahkan tak pernah memperdulikannya, hiks." saut Rena mamah dari Leta.

"Sebenarnya apa yang kalian bicarakan?"tanya Oma

"Hiks, sebenarnya sudah hampir 1 tahun Leta mengidap kanker otak stadium awal.Namun Leta bersikeras tak ingin memberitahu kalian, ia tak ingin membuat kalian kawatir,Tapi.."jelas Rena menggantung ucapannya.

" Tapi apa? " tanya Oma makin penasaran.

"Hiks, tapi semenjak kehadiran Vivi kalian malah menelantarkan Leta, bahkan kalian membuatnya tertekan sehingga ia harus mengikuti terapi, saat ia sudah hampir sembuh kalian malah kembali membuatnya frustasi dan berakhir kecelakaan, dan.. "

"Dan apa? " Sekarang giliran Om Fahri yang penasaran, sedangkan yang lain menyimak.

"Dan karna benturan akibat kecelakaan ia mengalami Amnesia, bahkan saraf otaknya terganggu, dan itu semua karna kalian, hiks hiks hik."

Deg

Mereka semua terdiam, sambil merenungi segala tindakan mereka terhadap Leta selama ini.

"Seharusnya kalian bicarakan baik-baik tentang tindakan Leta,bukannya langsung bermain kasar dan membentaknya, bahkan kalian tak ingin mendengar alasan Leta sedikitpun." Bram kini angkat bicara.

"Saya juga mendengar bahwa Leta tak pernah membully anak lain selain Vivi, walaupun sikap dia yang terlihat dingin dan sombong, bukan berarti dia jahat bukan?" lanjut Bram.

Mereka yang berada di ruangan hanya bisa mematung.

Lain halnya dengan Vivi yang sudah setengah mati menahan kesal, ia takut rencananya akan gagal.

"Iya Opa, seharusnya kalian tak menghakimi Leta, walaupun dia membully Vivi, mungkin ia hanya iri melihat kalian yang tak memperhatikannya lagi, dan soal penyakit Leta itu juga kesalahannya karena tak sejak awal memberi tahu kalian, apalagi kalian adalah keluarganya." saut Vivi dengan wajah tersolimi.

"Cepat sekali reaksinya." batin Leta sambil menyeringai

Saat Opa akan menyahut Leta lebih dulu angkat suara.

"Hiks hiks hiks,betul kata Vivi Leta yang salah, semua yang di lakukan Leta kan selalu salah, padahal niat Leta hanya tak ingin membuat kalian semua kawatir, dan Leta sendiri jadi tak merasa terbebani akibat sakit yang di derita Leta." tak lupa wajah tersakiti nan polos ia keluarkan.

Semua yang mendengar penuturan Leta mengiba.

"Apakah selama ini kami yang bersalah? " batin mereka bersamaan.

"Maafkan kami ya Leta, kami tak pernah memikirkan kamu, di balik sikap dinginmu rupanya pemikiranmu sangat dewasa, kami bahkan tak terfikirkan. " saut mereka bersamaan.

"Hiks, untuk apa kalian meminta maaf, sejak awal memang Leta yang salah, dan kasih sayang kalian berpindah ke Vivi juga karna Leta yang berubah semenjak kehadiran Vivi. " balas Leta sambil memasang muka teraniaya.

"Sial!" batin Vivi kesal.

"Lanjutkan terus kak, gue puas liatnya." batin Azra senang.

"Coba saja jika sejak awal kau menerimaku, pasti ini semua tak akan terjadi." saut Vivi tak mau kalah.

"Jika sejak awal aku menerimamu apakah kasih sayang mereka semua tak akan berpindah kepadamu? Bahkan kau selalu menyudutkanku saat terlibat perkelahian yang tak sengaja, sehingga mereka semua tak ada yang mau mendengar penjelasanku, hiks." balas Leta.

"Kau juga selalu mengambil posisiku sejak awal, apakah kau juga ingin menyingkirkan ku?" tanya Leta kemudian.

Skakmat.

Mereka semua memandang ke arah Vivi dengan pandangan sulit di artikan.

"Bahkan sepertinya kau tak terlalu peduli dengan penyakit ku, mungkin setelah aku tiada kau baru merasa hidup tenang." lanjut Leta

"Bagaimana mungkin aku seperti itu? Kau jangan asal menuduhku, opa oma hiks, mengapa jadi aku yang bersalah?" ucap Vivi.

"Sejak kau masuk ke keluarga ini kau sudah bersalah." saut Bram penuh penekanan.

"Sudah Cukup!"

Dengan kesal Vivi menutup mulutnya rapat-rapat.

"Sepertinya memang sejak awal Leta baik-baik saja sebelum Vivi datang ke keluarga ini." Tante Fani kini ikut bersuara setelah lama menyimak.

"Lalu kita harus bagaimana? Apa kita harus mencari keluarga Vivi asli lalu mengembalikannya?" tanya Om Fahri.

Mendengar itu wajah Vivi pias, ia tak mau kembali ke keluarganya saat ini.

"Hiks, apakah kalian tidak sayang Vivi lagi? Oma, Opa, Abang, Adek,Om, Tante,Mamah, Papah.Vivi bahkan tak tau dimana keluarga Vivi hiks."

"Sejak awal saya tak pernah sayang padamu." ucap Bram dan Rena dengan sarkas.

"Sepertinya memang benar kata Fahri, kita sejak awal merawat Vivi agar tak terlantar dan bisa kembali ke keluarganya, tapi kita malah terlena bahkan kita malah menelantarkan Leta yang merupakan keluarga kita sendiri." ucap Oma

"Tapi Oma, kita kan sudah menganggap Vivi seperti keluarga kita sendiri." protes Ryan, Ryen, dan Aska, sebab mereka benar-benar sudah terlena dengan sikap Vivi.

Mendengar protes mereka bertiga Vivi tersenyum senang.

"Huft, sepertinya kita memang harus segera mengembalikan Vivi kepada keluarganya." Opa kemudian kembali angkat suara.

Raut wajah Vivi kini kembali masam.

Melihat raut wajah Vivi Leta pun menyeringai, kemudian ia menyaut,

"Opa, bagaimana mungkin kita tiba-tiba mengembalikan Vivi begitu saja, apa kata orang? Pasti mereka mengira keluarga kita kejam karena mengusir Vivi."

"Lalu apa pendapatmu Leta?"

"Sudah biarkan Vivi tinggal di keluarga kita terlebih dahulu, kasian Vivi, pasti dia sedih."

Mendengar penuturan Leta mereka terkesiap atas kebaikan Leta, kecuali Vivi yang sudah menahan kesal setengah mati.

"Baik pembicaraan ini sampai di sini dulu, untuk perawatan Leta kita bicarakan besok." Final Opa.

Oke guys, segini dulu.
Lanjut apa nggak?

VIO~LETA TransmigrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang