8. Heboh.

7.7K 822 85
                                    

®®®

"Jadi gitu" ucap Revan setelah menceritakan kejadian di parkiran tadi.

"Jadi penasaran gua sama rupanya kek mana." saut Ryan yang sedari tadi menyimak. Sedangkan Vivi sedang memikirkan sebuah rencana yang ntah itu apa.

"Tau gak lo, tadi si Alan pas di tanya ama dia langsung gagap woi, sumpah lucu banget gila." cibir Aldi sambil tertawa terpingkal-pingkal.

"Alah sok ngatain gua, lo sendiri apa kabar yang bilang mau belok hah? Pake teriak-teriak histeris." timpal Alan yang tak terima.

"Bisa begitu yak." gumam Ryen sambil seolah berfikir.


***

Pemuda yang sedari tadi menjadi topik pembicaraan panas sedang berjalan dengan santainya tanpa menghiraukan tatapan orang-orang di sekitarnya.

Saat sampai di depan kelasnya ia berjalan santai dengan seulas senyum mengembang, tak lupa tangannya ia masukan ke dalam saku celananya.

"Akhirnya masuk ke kelas ini lagi." gumamnya, bisa kalian tebak siapa dia? Ya dia adalah Leta yang kini menyamar menjadi laki-laki.

"Pagi! " sapanya saat memasuki kelas, tangan kanannya beralih menyugar rambutnya kebelakang.

Seakan mendukung suasana angin sepoi-sepoi berdesir menambah kesan wau pada pemuda itu.

Sontak semua mata memandang kearahnya.

Terpesona.

Aku terpesona.

Memandang-mandang dirinya

Yang adem.

Respon mereka dengan mata yang tetap memandang wajah rupawan pemuda itu tanpa mengalihkannya sedikitpun.

"Plok, plok, plok."

"Nyanyi kalian bagus yak, bisa kompak begitu." saut Pemuda itu tiba-tiba sambil terkekeh.

'Astagfirulloh, godaan apa lagi ini Tuhan! Mengapa kau memberi godaan yang luar biasa kepada umatmu yang memiliki sedikit iman.'

'Akh, udah gua bilang! Gua gak bakal bisa setia kalo mata gua aja masih demen ama yang bening begini.'

'Kurasa aku sedang jatuh cinta, cinta pada pandangan yang pertama,hiyak-hiyak'

'Dua-duanya sama-sama ku suka tapi aku gak mau munafik, dia lebih tampan dari si doi, jadi gimana leee, aku udah oleng.'

'Asu! Gua cowok, kenapa bisa demen. Hiks hiks hiks.'

Begitulah jeritan histeris mereka.
Mengapa mereka seperti ini? Apa gua sejelek itu sampai mereka berteriak histeris seperti orang gila? Begitulah gumam pemuda itu yang tak sadar dengan wujud rupa wajahnya.

Sekitar 10 menit mereka baru tersadar dengan keterpesonaannya.

Bagaimana dengan pemuda tadi? Dia bahkan sekarang sudah duduk dengan aman dan nyaman di kursi milik Leta?

VIO~LETA TransmigrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang