16. Matre dan Lonte.

5.3K 636 72
                                    

Hola mau kasih tau, abis ini author bakal fokus revisi cerita LioCha's Revenge. Jdi bgi klian yg blum mampir sok mampir pumpung belum di hapus.

LioCha's Revenge tu mengandung banyak rahasia ye, jdi gak kalah seru pokoknya!!! Yok mampir lah.

Nah selama saia Revisi mohon bnget klian sebar link, dan ramein ya. Klo nanti ternyata cerita Vio-Leta gk rame ya wassalam, nyerah aja author mah.

®®®


"Eh!" kaget mereka bersamaan.

"Kenapa? biasa aja kali." tanya Fito yang masih bersender dengan santai, tak lupa tangannya ia lipat di depan dadanya.

"L-lo sejak kapan di situ?" saut Aldi dengan tergagap seakan sedang terciduk selingkuh.

"Gua liat semua yang lo dan Vio lakuin. Dari awal." tutur Fito sambil menekankan kalimatnya.

"I-ini gak seperti yang lo bayangin." Aldi kembali bersuara.

"Tapi gua liat lo di peluk Vio." balas Fito.

Sedangkan Aldi kini mengernyitkan dahinya tanda bahwa ia bingung akan jawaban Fito, yang terdengar tidak nyambung.

Dan Vio sendiri menatap lekat ke arah Fito.

"E'hem." dehem Fito saat sadar di tatap oleh Vio, ntah kenapa telinganya terlihat memerah.

"Sadar woi, jangan ikut belok juga lo!" teriak Aldo yang memang sejak tadi bersembunyi bersama Alan di semak-semak.

Awalnya mereka hanya ingin tahu apa yang akan Aldi bicarakan. Sebab, mereka merasa ada yang tidak beres dengan Aldi.

Namun melihat reaksi Fito yang aneh mulut Aldo pun gatal ingin menghujat. Sehingga ia memutuskan keluar dari persembunyiannya.

"Akh, lo mah gak asik Do! gua kan masih pingin liat drama selanjutnya. Lo malah udah keburu keluar." kesal Alan.

"Sejak kapan kalian di sini." dingin Fito.

"Ya sejak indonesia merdeka lah." balas Aldo asal, lalu tatapan tajam langsung menyorot ke arahnya. Dan seketika Aldo pun bungkam.

"Btw suara lo bagus juga ya, kapan-kapan ikut lomba maraton oke tuh." kini Alan ikut nimbrung, sekedar mencairkan suasana.

"Ye bangsul, kalo orang suaranya bagus tuh pasnya jadi tukang parkir." saut Aldi.

Dan hanya di balas tatapan datar oleh Alan, niat hati ingin di benarkan eh malah di salahkan.

"Apa salah gua coba?" dengus Aldi.

"Eh, kalian semua kok malah di sini? kata bang Aldi kalian ngantin?" tanya Vio.

"Nah, tujuannya sih gitu. Tapi karena kita setia kawan, jadi ya kita nungguin tuh si Aldi. Eh, tau-taunya yang di tungguin malah lagi curcong." timpal Aldo.

Mendengar perkataan kembarannya, Aldi pun pura-pura tak mendengar apapun, ia memalingkan wajahnya kearah lain.

"Yaudah sekarang aja yuk ngantin, gua laper nih bang." ajak Vio.

VIO~LETA TransmigrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang