10. Ada Apa dengan Alan?

7.3K 748 71
                                    

Sumpah aku seneng banget, gk nyangka aja bakal rame, padahal awalnya udh putus asa bngt sampe pingin berhenti.

Tpi berkat suport klian aku jdi semangat lgi, makasih ya buat klian semua yg udh ramein juga promosiin nih cerita gaje aku.

Ouh iya, ini part pemanasan kembali yak hehe, jdi buat klian yg kangen biar terbayarkan gitu.

®®®

Bahagia itu mudah, cukup ngeliat mereka yang berarti di hidup kita kembali bahagia aja udah bikin lega.
Ya seperti itulah pikir Vio sekarang.

Sedari tadi ia hanya duduk diam di atas rooftop sekolah sambil mengenang kembali segala ekspresi teman-temannya di sekolah lama.

Ia bahkan tak pernah merasa sebahagia ini dalam hidupnya. Sebab sedari kecil ia hanya suka menyendiri.

Dulu ia sempat kesal kepada keluarganya yang selalu menutupi identitasnya, ia selalu berfikir bahwa kehadirannya tak di terima.

Namun kini berbeda, ia sudah faham akan alasan yang sebenarnya.

Tak terasa sudut bibirnya terangkat saat mengingat kembali akan fikiran kekanakan nya dulu, benar-benar kekanakan. Itulah fikir nya sekarang.

Plak.

Tepukan di pundaknya menyadarkan Vio dari lamunannya.

"Lo kok di sini? gak masuk kelas?" tanya seseorang sambil mendaratkan pantatnya di kursi kosong.

"Em, lagi pingin nyari kesejukan aja. Lo sendiri kenapa disini bang?" jawabnya balik dengan pertanyaan.

"Gabut aja sih, tadi gua ijin ke toilet terus mau balik lagi males." balas orang itu yang tak lain adalah Alan.

"Tempat ini ternyata nyaman yak buat ngademin pikiran." tutur Vio sambil mendongak ke atas menatap langit yang tertutup awan gelap, reflek ia menutup matanya kala hembusan angin bersemilir di sekitarnya.

Mendengar penuturan Vio Alan pun menengok ke samping, pandangannya terkunci pada sosok Vio yang masih mendongak sambil menutup matanya, hembusan angin di sekitarnya menggerakkan rambut pendek Vio.

Ntah kenapa Alan seakan terpesona oleh pemandangan itu.

Namun tak lama,sebab ia dengan cepat tersadar akan pemikirannya yang salah menurutnya,ia pun reflek menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Bang, lo kenapa? Pala lo puyeng?" tegur Vio kala membuka matanya dan mendapati Alan sedang menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Eh! em, itu gua tadi lagi kepikiran sesuatu aja." saut Alan spontan.

"Kirain teler makanya geleng-geleng kek gitu hehe." canda Vio sambil terkekeh.

Ntah kenapa melihat kekehan Vio membuat pipi Alan memanas.Bahkan detak jantungnya saja susah di kontrol.

"Lo kenapa bang? lo beneran sakit ya? Pipi lo merah gitu.Coba sini gua periksa." tanya Vio penasaran, dan dengan cepat tangan lentiknya mendarat di jidat Alan, membuat si empu tambah dah dig dug ser.

"Perasaan gak panas deh." ucap Vio sambil mengernyitkan dahinya, tak lupa tangannya ia taruh di pipi tanda bahwa ia sedang berfikir.

VIO~LETA TransmigrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang