6. Pembawa perubahan.

8K 850 36
                                    

®®®

Hari demi hari berlalu, tidak terasa hampir seminggu Leta bersekolah dengan kesan berbeda.

Yaps semua teman Leta sekarang baik padanya, bukan hanya mereka saja bahkan satu sekolah pun menjadi baik padanya, sebab menurut mereka Leta benar-benar berubah.

Sikapnya yang sering kali menggemaskan membuat mereka gemas, kadang ada yang ingin mengarungi nya lalu membawa pulang tapi itu hanya angan-angan belaka,sebab nyatanya mereka tak akan bisa melakukan itu.

Dan kalian tau bagaimana nasib Vivi? ia sekarang menjadi bahan cemoohan, bahkan sering kali ia di buli habis-habisan oleh satu sekolah.

Lalu kemana superhero pembela Vivi? Ntahlah, sepertinya hati mereka benar-benar telah goyah. Mungkin sekarang mereka sudah tak memperdulikan Vivi.


"Azra kakak kan besok harus ke Amerika, jadi tolong jaga keluarga kita ya." ucap Leta memohon.

"Tanpa kakak minta Azra pasti bakal jagain mereka, kakak pokoknya tenang aja." balas Azra meyakinkan.

"Kamu emang bener-bener adek kakak yang paling the best deh." puji Leta dan di hadiahi senyuman oleh Azra.

Tak jauh dari mereka ada seseorang yang memperhatikan interaksi keduanya, sorot matanya menyorotkan ke irian.

"Gue juga mau kayak lo! Kenapa gue gak bisa dapetin kasih sayang dari kakak? apa gue udah gak bisa di maafin?" batinnya, tak terasa butiran bening keluar dari pelupuk matanya.

Skip.

"Nak, apakah kamu sudah siap?" tanya sang mama.

"Iya mah." balas Leta sambil tersenyum.

"Hati-hati ya nak, jaga diri baik-baik."

"Itu pasti." jawab Leta seraya tersenyum.

Kemudian Pandangannya teralihkan ke arah keluarganya yang lain, ya mereka semua ikut andil mengantar Leta sampai bandara, tak terkecuali Vivi yang sedang pura-pura tersenyum.

"Azra, inget pesen kakak!" peringat Leta.

"Siap kak." saut Azra.

Kemudian Leta memeluk Azra, dan Azra membalasnya dengan erat.

"Udah dong pelukannya, keburu ketinggalan pesawat tuh!" tegur sang Papah.

Leta hanya tersenyum menanggapinya, saat akan pergi ia urungkan, kemudian berjalan ke arah Aska dan memeluknya erat. Sontak Aska terhenyak, ia benar-benar tak menyangka akan mendapatkan pelukan yang telah lama hilang.

Benar-benar nyaman pikirnya.

"Bantu Azra jaga keluarga kita, dan jaga kesehatan, jangan terlalu mikirin kakak."

Ya, Aska memang beberapa hati ini keadaannya sedikit drop karena memikirkan kakaknya, Leta.

Tak jarang ia sampai telat makan, sebab tak berselera. Bahkan saat didekati oleh Vivi Aska malah menghindar, mulutnya yang sering berbicara pedas menjadi diam.

VIO~LETA TransmigrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang