12. kejailan Vio.

6.2K 535 88
                                    

Jgn d skip okeh, soalnya ad sedikit penjelasan.

®®®

Tak seperti biasanya kini kediaman keluarga Smith di landa ketegangan.

Sebab kejadian yang terjadi di sekolah tadi Ryan ceritakan kepada orang rumah.

"Masih berani kamu datang ke masion ini lagi? benar-benar tak punya malu!" sentak Oppa kala melihat Vivi memasuki masion.

"Rubah licik." desis Bram dan Rena bersamaan.

Ntah kenapa hati Vivi rasanya berdenyut saat mendengar desisan orang tua angkatnya itu.

Seakan ada sesuatu yang mencubit hatinya.Jika kekerasan fisik ia kuat menahannya, namun lain lagi dengan kekerasan batin.

"Bisu kamu sekarang?" cibir Oma.

"Ma-maaf." hanya itu yang keluar dari bibir Vivi, bibirnya terasa kelu saat ingin kembali berbicara.

"Kita gak bakal percaya lagi sama drama kamu! Jadi percuma kamu pasang tampang teraniayamu itu." ucap Bram sarkas.

Setelah itu Bram pergi dan di susul oleh keluarganya.

Seketika kaki Vivi mencelos, seakan-akan tak ada energi walau hanya untuk sekedar berdiri saja.

Dengan tertatih-tatih Vivi kembali bangkit dan bergegas ke kamarnya.

Padahal tak ada kekerasan fisik yang ia terima, namun sakitnya sangat terasa hingga ke ulu hati.

Apakah gua selemah itu? Mungkin itulah yang Vivi pikirkan sekarang.

***

Didalam kamar Vivi termenung sambil melamun, ia benar-benar dilema.

Antara lanjut atau nyerah dan berubah. Setelah lama berfikir akhirnya ia memutuskan, "Nggk! gua gak boleh nyerah. Gua harus buktiin ke mereka kalo gua bisa!"

Di lain tempat.

Plak.

"Bodoh kamu! kenapa kamu biarin dia ngelakuin hal itu? Kenapa gak kamu cegah? sia-sia saya ngajarin kamu kalo ujung-ujungnya gak kamu gunain ajaran saya." bentak seorang wanita paruh baya.

"Cukup Celin! kendalikan emosimu! dia masih berguna, jadi jangan memperburuk keadaan."

"Ta-tapi ayah, kalo dia gak di kasih pelajaran kedepannya Celin gak tau bakal kayak gimana." kekeh Celin.

"Celin! kamu tau kan selanjutnya bakal kayak gimana?" tegur ayah Celin.

"Huft, kali ini kamu bisa lolos.Tapi lain kali jangan harap!"

"Apapun itu gua janji, suatu saat nanti gua bakal bebasin diri gua sendiri." batin seseorang yang rupanya tadi terkena tamparan.

Vio Pov.

Sejak tadi Vio hanya berdiam diri di Cafe yang letaknya tak jauh dari sekolah.

"Huft." Kini untuk kesekian kalinya helaan nafas keluar dari bibir Vio.

Sambil mengaduk -ngaduk juz nya Vio bergumam, "huft gimana ya caranya balas mereka dengan satu serangan ,tapi kena semua? bingung deh."

VIO~LETA TransmigrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang