💮13. Hyunsuk, Mashiho dan perasaannya

55 39 6
                                    

Besoknya tepat di malam hari, Hyunsuk chat aku kalau dia ada di depan rumah ku. Pertanyaannya adalah, ngapain? aku nggak ngerasa ada tugas atau sekelompok buat ngerjain tugas sama dia.

Tapi aku tetap nyamperin dia yang nunggu di depan pagar rumah ku kemudian tersenyum ke arahku. Aku langsung membukakan pagar rumah ku.

"Mau apa? Masuk dulu," kataku.

"Nggak usah, cuma bentar doang kok," jawabnya. Aku tersenyum tipis, menyilangkan tangan di dada.

"Yaudah buruan ya udah malam nih banyak nyamuk anjir," kataku yang membuat Hyunsuk tertawa pelan. Terus dia masuk ke pekarangan rumah ku, berjalan mendekati ku.

"Lo tahu nggak?" tanyanya yang membuat aku harus nanggah buat melihat mukanya.

"Apaan dah? Kan belum dikasih tahu sam—"

"Gue suka sama lo," aku langsung merapatkan mulutku. Hyunsuk ekspresinya masih sama, seolah nggak sadar yang dia ucapin itu salah satu yang membuat cewek terdiam. Kemudian aku tertawa kencang banget, Hyunsuk sampai heran natap aku.

"Lucu banget sih lo, mau stand up comedy mah jangan disini mending lo pulang aj—"

"Gue serius, Eunji," lagi, omonganku terputus dan aku nggak berani bersuara. Hyunsuk menghela nafasnya pelan, mengedarkan pandangan ke sekitar lalu natap aku lagi.

"Hyunsuk, bercandaan lo nggak lucu sama sekali."

"Siapa yang lagi bercanda sih, Kim Eunji? Gue suka sama lo ah nggak mungkin sekarang gue udah cinta sama lo," katanya.

"Lucu kan menurut lo kalau teman lo dari zaman orok ternyata bilang gini malam-malam sama lo?" tanyanya. Pengen aku teriak kalau hey ini lucu banget gila lo Hyunsuk tapi aku memilih diam.

"Lo suka sama gue sejak kapan sih?" tanyaku balik. Hyunsuk memberi jeda berfikir, lalu tertawa pelan.

"Dari sejak kita kecil, gue selalu ada di setiap lo butuh gue begitu pun gue," Hyunsuk berhenti sejenak untuk menarik nafasnya.

"Gue nggak bisa jauh dari lo, Lo tahu itu kan, Ji? Tapi gue baru sadar akan perasaan gue ke lo itu lebih dari sekedar teman kecil sejak lo mulai dekat sama Mashiho," lanjutnya.

"Itu aja? Atau lo mau ngomong apa lagi?" tanyaku.

"Gue berharap lo ngerti kenapa selama ini gue rada ribet kalau lo sama Mashiho," jawab Hyunsuk.

"Ah gue tahu nih, lo cemburu iyakan-iyakan?" tanyaku jahil.

"Nggak usah di perjelas juga pasti lo paham, Ji. Dan gue sebagai orang yang suka bahkan cinta sama lo gue nggak mau lo baper sama dia."

"Ya iyalah orang lo aja maunya gue sama lo kan?" tanyaku spontan yang membuat Hyunsuk melotot.

"Lo mau? Ayo dah!" katanya.

"IH, MIKIR ATUH SUK MIKIR," kataku yang membuat dia ketawa. Ya harus mikir, aku temanan sama dia dari zaman orok dan sekarang dia bilang kalau dia suka bahkan cinta aku? Masa iya aku harus suka sama dia juga YA NGGAK BISA.

"Ya udah sih gue mah nggak maksa juga lo suka sama gue apa nggak, yang penting dengerin," Hyunsuk megang kedua bahuku.

"Jangan mudah terbawa perasaan, gue nggak mau ya lihat lo nangis gara-gara cowok yang namanya Mashiho," katanya. Aku natap matanya, ini maksud dia apa sih?

"Kenapa gue nggak boleh baper sama dia?" tanyaku.

"Kalau lo nggak mau ngerasa kehilangan ya jangan mudah baper."

"Kehilangan gimana sih maksudnya? Apa yang hilang?" tanyaku.

"Ntar juga lo bakal ngerti. Intinya teh gue cuma nggak mau orang yang berarti dalam hidup gue bakal jadi orang yang seperti kehilangan arah. Paham?"

Good Bye [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang