Mashiho tersenyum tipis saat membuka matanya dan melihat seorang gadis yang dia cinta tidur dengan lelapnya dengan posisi kepala di tengkelupkan sedangkan tangan kirinya menggenggam erat tangan Mashiho yang sedikit dingin—terkena pendingin ruangan.
"Cantik," satu kata yang keluar dari bibir pucat Mashiho setelah hampir seminggu terbaring lemah di ranjang rumah sakit ini.
"Hngg," Mashiho terkekeh pelan saat gadisnya nampak terganggu karena terpaan cahaya matahari yang masuk lewat jendela ruangannya dan menerpa wajah cantik gadis itu.
"Sayang," bisik Mashiho sambil mengelus pelan kepala sang kekasih.
Gadis itu perlahan membuka matanya dan terkejut ketika mendapatkan kekasihnya telah terbangun dari tidurnya selama hampir seminggu.
"Kamu udah bangun!" pekik gadis itu.
Mashiho tersenyum dan mengangguk samar dan merentangkan kedua tangannya di hadapan gadis itu.
"Kangen nggak?" tanyanya.
Gadis itu—tak lain adalah Kim Eunji, sang kekasih, dambaan hati ini mengangguk kuat dan tak kuasa menahan air matanya.
"Kok nangis?"
Eunji memukul pelan lengan Mashiho yang masih setia merentangkan kedua tangannya itu.
"Kamu jahat! kenapa nggak bilang kalau punya penyakit parah sih!" Eunji semakin kuat menangis, merasa tak bisa jadi kekasih yang baik dan bisa di andalkan karena tak mengetahui pacarnya mempunyai penyakit parah.
"Maaf, aku nggak mau bikin kamu khawatir," jawab Mashiho.
"Ini nggak mau peluk aku, hm? pegel loh gini terus," lanjutnya.
Eunji terkekeh pelan sambil mengusap air mata di pipinya.
"Kangen," kata Eunji, memeluk cowok itu.
Mashiho tersenyum tipis, sesekali mengusap kepala Eunji dan menciumnya penuh sayang.
✶⊶⊷⊶⊷❍ - ❍⊶⊷⊶⊷✶
"Segarnya," cowok itu tampak menikmati hembusan angin yang menerpa wajah tampan dan imutnya.
Saat ini mereka lagi di taman rumah sakit. Nyari udara segar kalau kata Mashiho soalnya doi lagi bosan di dalam ruangan mulu.
Di belakangnya, Eunji tampak sedih karena teringat ucapan bunda dari cowok itu kalau waktu Mashiho nggak banyak.
Mengingat-ingat kenangan apa saja yang telah mereka lalui selama sebulan lebih pacaran.Eunji terkekeh pelan karena baru menyadari kenapa baru sekarang dia dan Mashiho di pertemukan. Kenapa baru sebulan lebih ia pacaran dengan Mashiho dan lagi sayang-sayangnya malah mau di tinggal pergi.
Mungkin kalau di tinggal ke kota lain atau negara lain sama Mashiho Eunji masih bisa terima walau sulit juga. Tapi, ini dia bakal di tinggal beda alam dan selama-lamanya sama cowoknya, siapa sih yang nggak sedih?
"Kamu kenapa?" Eunji kaget ketika mendengar suara Mashiho tiba-tiba.
Eunji menghela nafas pelan, "Nggak apa-apa," jawabnya.
"Cewek mah emang selalu gitu ya, kalau lagi ada beban pikiran atau lagi ada masalah pasti kalau ditanya kenapa malah jawabannya nggak apa-apa," omel Mashiho.
Eunji terkekeh kecil dan memperbaiki rambut Mashiho yang sedikit berantakan ketiup angin.
"OI SISTAH AND BROTHER!" teriak seseorang sambil berlarian ke arah mereka.
"OI!" Mashiho menyahuti sapaan orang tersebut.
Agak heran kenapa mereka nggak malu teriak-teriak gitu di taman rumah sakit yang lumayan ramai oleh pasien maupun dokter dan suster yang kebetulan ada di disitu juga.
Eunji yang nggak ikut-ikutan teriak aja agak malu, bukan apa-apa. Tapi sekarang mereka malah jadi pusat perhatian orang-orang.
"Wih udah sadar aja lo, gimana keadaan lo?" tanya orang tersebut.
Mashiho menatap sinis orang yang di depannya, "Lo maunya gue nggak sadar gitu? Jihoon, parah banget lo," ucap Mashiho dramatis.
Yang di sebut namanya menatap Mashiho datar lalu beralih menatap Eunji.
"Lo nggak balik? dari semalam lo belum makan loh," kata Jihoon.
Mashiho terkejut mendengar perkataan Jihoon, "Kamu belum makan, Ji?" tanya Mashiho. Yang ditanya malah nyengir sambil garuk-garuk tengkuknya yang sebenarnya nggak gatal.
"Belum tuh, omelin aja, Ho. Bandel banget pacar lo udah di suruh bunda lo buat pulang dulu semalam tuh biar gue sama yang lain aja yang jagain lo, eh dianya kekeh sambil nangis-nangis pengen jagain lo," adu Jihoon. Eunji yang mendengar penuturan Jihoon pengen banget dia slepet mulutnya karena, 'jadi cowok kok lemes banget sih mulutnya' batin Eunji.
Mashiho yang mendengar itu hanya geleng-geleng kepala dan menatap pacarnya yang ada di sebelahnya.
"Bandel banget," kata Mashiho. Eunji hanya nyengir.
Mashiho menatap Jihoon yang kini ada di depannya sambil mainin hpnya—lebih tepatnya dibawah Mashiho sih soalnya Jihoonnya jongkok gitu.
"Hoon, yang lain nggak kesini juga?" tanya Mashiho.
Jihoon ngedongak, "Kesini kok, paling bentar lagi juga sampai," jawabnya. Kemudian beralih ke hpnya lagi.
Mashiho manggut-manggut paham.Nggak berselang lama kemudian hpnya Jihoon bunyi yang menandakan ada telpon masuk. Kemudian Jihoon segera mengangkat telponnya.
"Halo?"
"Lo dimana, Hoon? si Cio nggak ada di kamar inapnya cuk!" kata orang di seberang telpon.
"Kalem, Suk. Mashiho lagi sama gue dan Eunji juga nih di taman rumah sakit. Lo pada cepat kesini deh awas aja lama," sahut Jihoon.
"Owh oke-oke, iya elah lagi jalan kesana ini. Guys ke taman rumah sakit, ayo."
Tut!
Telpon dimatikan sepihak oleh orang tersebut yang tak lain adalah Hyunsuk.
"Siapa?" tanya Eunji.
"Hyunsuk. Noh mereka lagi pada jalan kesini, tadi mereka ke kamar inap lo. Panik banget si Hyunsuk lonya nggak ada disitu," Jihoon ketawa. Mashiho sama Eunji cuma geleng-geleng kepala doang.
Nggak butuh waktu lama akhirnya kesepuluhan ini nyamper juga ke taman rumah sakit sambil bawa jajan banyak banget.
"Lah itu ngapain bawak jajanan tong? si Cio kan nggak boleh makan ciki-cikian," kata Jihoon.
"Kata siapa buat Cio. Orang buat kita berempat," kata Junghwan sambil menunjuk dirinya, Haruto, Jeongwoo dan juga Doyoung. Yang di tunjuk cuma ngangguk kepala tanda ya emang benar punya mereka berempat. Lagi-lagi Mashiho dan Eunji hanya geleng-geleng kepala melihatnya.
Setelah sekian lama mereka ngobrol-ngobrol sambil ngampar di tanah beralaskan sendal masing-masing, makan nasi bareng-bareng yang baru saja di beliin Yoshi dan Yedam di kantin rumah sakit, temu kangen sama Mashiho, main ToD, ketawa-ketawa dan masih banyak yang mereka semua lakukan untuk hari ini. Untuk terakhir kalinya, mungkin.
Ada perasaan senang, sedih, terharu, sesek dan sebagainya yang mereka rasakan ketika bersama cowok yang bernama Takata Mashiho ini. Sungguh, mereka semua belum siap untuk di tinggal pergi oleh sahabat karibnya ini.
Senyum dan tawa bahagia yang Mashiho pancarkan saat ini membuat mereka sakit karena harus mengingat kenyataan pahit yang sebenarnya.
Kenyataan bahwa cowok bernama Takata Mashiho harus meninggalkan mereka untuk selamanya, tak lama lagi. Ntah kapan waktunya tiba yang jelas mereka belum sanggup untuk menerima kenyataan itu suatu hari nanti.
——————————
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Bye [End]✓
Romans"Bintangku, pelipur lara hati ini terimakasih telah bertahan sejauh ini." ••• Ft. Takata Mashiho & OC