Mashiho bawa aku ke rumah Soohyun yang kebetulan sendirian di rumah. Dan reaksi Soohyun mungkin nggak perlu aku ceritain karena dia bahkan hampir nangis lihat keadaan aku sekarang.
"Lo kenapa Ji? ya ampun," Soohyun ngebantu aku masuk ke kamarnya lalu ngedudukin aku di ranjangnya. Mashiho juga ngebantuin aku mgelepasin sepatu dan kaus kakiku, serta minta tolong Soohyun bawain air hangat buat ngebersihin luka aku.
"Mashi, udah nggak apa-apa aku bi—"
"Sama aku. Kamu diam aja," potongnya. Aku memilih diam lagi, menatap Mashiho yang sekarang sibuk ngebersihin kaki aku.
"Aku nggak tahu kenapa kamu bisa begini. Aku mau marah, tahu nggak?" katanya. Aku menahan nafas, aku baru lihat Mashiho sedingin ini.
"Ah— sakit Mashi!" pekikku. Mashiho ikut meringis, menatap ku.
"Maaf-maaf. Pelan-pelan deh ya?" katanya yang aku angguki. Soohyun sibuk bolak-balik, dan kembali dengan ngebawa kotak p3k.
"Ji, gue nggak ngerti kenapa lo bisa gin—"
"Gue nggak apa-apa Soohyun, seriusan."
"Tapi kaki lo, Ji!" kata Soohyun sedikit marah. Aku meringis, Mashiho menoleh.
"Lo telfon orang rumahnya Eunji aja Hyun, bilangin kalau dia di rumah lo dulu. Gue nggak bisa antar dia kalau keadaannya begini," Soohyun mengangguk ngedengar perkataan Mashiho dan turun ke bawah buat nyari hpnya. Lenggang, Mashiho masih sibuk obatin kaki ku.
"Kamu bakal diam terus?" tanyanya. Aku menghela nafas, mengelus rambut Mashiho.
"Nanti kamu juga tahu," jawabku.
"Aku maunya tahu sekarang! kamu tahu nggak sengebut apa aku dari tempat futsal ke sekolah? kamu tahu nggak sepanik apa aku pas mau buka pintu gudang? dan kamu tahu nggak sekhawatir apa aku pas lihat keadaan kamu gini?!" katanya. Aku meringis, merasa perih dan ingin menangis sekarang. Mashiho ku suruh duduk dulu di ranjang Soohyun, kemudian selepasnya aku peluk dia erat.
"Jangan kemana-mana," bisikku. Mashiho diam cukup lama, tapi kemudian tangannya mengelus rambut ku pelan.
"Aku disini buat kamu, Ji ..." bisiknya. Aku tersenyum, walau sisanya menangis. Menangis panjang di pelukan cowok ini—cowokku.
✶⊶⊷⊶⊷❍ - ❍⊶⊷⊶⊷✶
Malamnya, aku masih di rumah Soohyun. Ini semua berkat Mashiho, yang nyuruh aku buat tidur dulu malam ini di rumah Soohyun. Katanya aku nggak mungkin pulang dengan kaki luka walau bisa aja aku ngarang cerita kalau aku jatuh di lapangan. Tapi Mashiho menggeleng, dia nyuruh aku nginap disini dan semua pertanyaan mama dia yang jawab. Tapi ajaibnya, mama setuju padahal besok bukan weekend.
"Terus besok gue sekolah gimana?" tanyaku ke Soohyun. Dia ngangkat bahunya, melirik Mashiho yang ada di sofa.
"Besok aku kesini subuh-subuh. Antar kamu pulang, terus ke sekolah. Selesai kan?" jawabnya. Aku menghela nafas, ya mau gimana lagi?
Oh iya, disini ada Yoshi juga. Aku nggak tahu lengkap hubungannya sama Soohyun tapi mungkin mereka makin dekat? atau karena ada Mashiho disini, aku nggak tahu sih.
Jam delapan malam, Mashiho pamit. Sebelumnya kita ngobrol berdua cukup lama, yang akhirnya aku ceritain semuanya ke Mashiho soal hari ini.
Aku pegang tangannya yang terkepal. Mashiho menghela nafas kasar, mukanya kelihatan banget kalau lagi marah.
"Boleh nggak sih aku kasih dia pelajaran?" tanyanya. Aku menggeleng tegas.
"Dia cewek Mashi, masa iy—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Bye [End]✓
Roman d'amour"Bintangku, pelipur lara hati ini terimakasih telah bertahan sejauh ini." ••• Ft. Takata Mashiho & OC