BAB 55

145 4 0
                                    

NOW PLAYING | BERTAUT - NADIN AMIZAH

****

Sejahat apa pun dia, mau bagaimana pun sikapnya, sekeras apa pun dia. Dia tetaplah Ibumu, orang yang harusnya kamu cintai dan bantu menjadi orang yang lebih baik.

****

Alvaro menatap Nayya yang kini sedang marah dan tidak ingin melihatnya. Alvaro menyentuh pipi Nayya dan menggerakkannya agar melihat Alvaro.

"I'm sorry." Lirih Alvaro merasa bersalah "aku cuma gak mau kamu terluka, awalnya juga aku mau ajak kamu, tapi Marcel bilang ini antara aku dan dia."

"Maafin aku, Nayya. Aku sama sekali gak bermaksud untuk merahasiakan apa pun dari kamu." Bujuk Alvaro pada Nayya dengan wajah memohon "Nayya, jangan diem aja dong, ayo ngomong."

Nayya mendengus keras dan membuang wajahnya tidak mau menatap Alvaro "San, ini adalah rencana kita. Tapi kamu mau merahasiakan hal sebesar ini? Are you seriously?!"

Alvaro mendekati Nayya, merangkul tubuh ideal Nayya. Tersenyum menatap Nayya hangat dan menyandarkan kepalanya ke kepala Nayya.

"Sumpah demi apa pun, aku sama sekali tidak bermaksud menyembunyikannya, Nayya. Aku juga awalnya tidak tau tentang ini sebelum akhirnya Marcel minta bicara berdua." Tukas Alvaro meyakinkan "maaf, maafin aku, maafin aku, Nayya."

Nayya tersenyum dalam diamnya, jantungnya benar-benar mau meledak saat Alvaro memeluknya seperti ini. Berada dekat dengan Alvaro begini, entah kenapa dia merasa berdebar seolah hatinya bergetar.

Nayya melepaskan pelukan Alvaro dengan gugup, menatap Alvaro dingin. Nayya benar-benar tidak mampu marah dengan Alvaro, dia tau bahwa Alvaro tidak salah, namun melihat Alvaro yang memohon maaf seperti anak kecil membuat Nayya ingin terus marah.

"Aku maafin kamu, asal—"

"Asal apa?"

"Jangan mengulangi kesalahan yang sama, oke?"

Alvaro tersenyum lebar bagaikan mendapat hadiah lotre. "Tentu, tentu, Nayya." Balas Alvaro sambil memeluk Nayya erat lalu melepaskan Nayya sambil menatap Nayya penuh tanya.

"Are you okay?" Tanya Alvaro pada Nayya.

Nayya yang bingung, mengerutkan dahinya menatap Alvaro bingung. "Why?" Tanya Nayya.

"Kamu dengar semuanya, tentang Fadlan dan Sella. Are you jealous?"

"San, aku ini Nayya yang baru. Aku bukan lagi Nayya yang lemah, yang kamu temui di Rumah Sakit lagi terbaring lemah." Jawab Nayya jujur.

Dia tidak lagi merasakan sesakit itu saat mendengar Fadlan telah merusak dan meniduri Sella. Fadlan memanglah lelaki yang pecundang sekaligus brengsek, dia meninggalkan wanita yang telah dia rusak dan bertingkah seolah pemuda yang baik.

Dengan kebenaran yang akan disebarkan Marcel, Fadlan akan tau bahwa dirinya adalah orang yang paling pecundang dan sangat brengsek di dunia ini. Bukan Sella yang merasa tidak berharga, bukan Sella yang merasa tidak sempurna dan tidak pantas untuk siapa pun.

Tapi, Fadlan lah yang harusnya merasa tidak pantas untuk siapa pun. Fadlan lah yang tidak berharga. Karna lelaki yang berharga tidak akan melakukan hal keji seperti itu. Merusak lalu meninggalkan.

"Kamu yakin, tidak apa-apa?" Tanga Alvaro meyakinkan.

"San, aku yakin aku udah gak sesakit itu lagi."

Alvaro tersenyum merangkul Nayya "aku bangga ke kamu, kamu banyak berubah setelah mendapatkan rasa sakit itu." Kata Alvaro "kamu menjadi Nayya yang lebih strong."

SanjaNayyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang