BAB 23

159 17 0
                                    

NOW PLAYING | TERSERAH - GLEN FERDY

****

Halo apa kabar?

Bosen gak di rumah aja? Kalo aku sih bosen banget pengennya sekolah aja.. biar dapat uang jajan hehe.

Dih, jadi curhat.

****

Jangan lupa berikan bintang

Jangan lupa komentar di setiap paragraf

Tinggalkan jejak kalian ya readers

Happy reading!!!

****

Manusia memang tempatnya salah, tapi setiap kesalahan tidak selalu mendapatkan maaf yang mudah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Manusia memang tempatnya salah, tapi setiap kesalahan tidak selalu mendapatkan maaf yang mudah.

****

Matahari mulai terbit, hari begitu cerah. Nayya bangun dari tidur, segera bangkit sambil mengucek matanya. Meneguk mineral yang dia sediakan, kebiasaannya dari kecil. Nayya melihat jam dinding jam 6 pagi, Nayya merapikan rambutnya serta mencuci mukanya. Lalu mendengar teriakan seorang wanita paruh bayah dari lantai bawah.

Nayya kaget dan bergegas keluar kamar, didapatinya Bi Ayem mengejar seorang pemuda di sisi-sisi rumahnya dengan tangan yang memegang sapu. Tawa Nayya langsung meledak melihat Fadlan dikejar Bi Ayem yang terlihat sangat ingin menelan Fadlan hidup-hidup.

Fadlan melihat Nayya langsung menghampiri gadis itu, bersembunyi di belakangnya. "Nay tolong aku!!' pinta Fadlan terengah-engah.

"Hey! Sini kamu maling! Awas Neng, Bibi mau nangkap ini maling. Kurang ajar tidur di rumah rumah orang gak permisi!" Bi Ayem berusaha meraih Fadlan namun pemuda itu terus mengelak sembari mengejek dengan menjulurkan lidahnya. "ganteng-ganteng kok mau maling!"

"Bi, Bi, Bi..." Nayya menahan Bi Ayem dengan sisa tawanya "ini temen saya, semalem dia nginep di sini. Saya yang bukain pintu."

Bi Ayem langsung terperangah, keget dan segera menurunkan sapunya ke lantai. Tersenyum malu pada Fadlan dan Nayya. "eeh... maaf Mas." kata Bi Ayem dengan perasaan bersalah.

Fadlan tersenyum dan berdiri di samping Nayya "masa ganteng gini dibilang maling si, Bi." cibir Fadlan memuji diri sendiri.

"Air laut asin sendiri deh," balas Nayya malas lalu beralih menatap pembantunya "gak papa Bi, kalau gitu siapin handuk sama baju ganti buat Fadlan ya. Masih ada kan baju Papa yang gak di pake lagi?"

"Masih Neng, ada di gudang."

"Yauda kalo gitu kasih ke Fadlan sama handuknya." pinta Nayya lembut, Bi Ayem pergi meninggalkan mereka berdua. Nayya menatap Fadlan "kamu mandi dulu, aku juga mau mandi. Oh ya, kamu hutang penjelasan sama aku tentang semalam!" tanpa mendengar tuturan Fadlan, Nayya langsung naik dan masuk ke kamar bersiap untuk sekolah.

SanjaNayyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang