BAB 67

64 6 0
                                    

NOW PLAYING | 17 - PINK SWEATS

****

If you have the sweetest dream, I want to be a part of it.

****

Nayya menghembuskan nafasnya sambil tersenyum menatap pantulan dirinya di depan cermin dengan memakai dress kuning sepanjang mata kaki. Yang mengekspos dada dan mengekspos kaki jenjang Nayya hingga ke paha.

Nayya mengambil kalung yang diberikan Alvaro dan memasang di lehernya yang terekspos. Nayya jadi semakin cantik ketika memakai kalung yang diberikan Alvaro ditambah dengan dress yang diberikan Alvaro.

Nayya membiarkan rambut tergerai dan meraih tas creamnya lalu keluar dari kamarnya dengan senyum cerah. Tidak lama setelah Nayya keluar, Alvaro juga keluar dari kamarnya dengan menggunakan kemeja kuning dan celana cream selutut.

"Pakaian kita—" lirih Nayya speechless.

"Sengaja aku pilihin warna yang sama." Kata Alvaro cengir-cengir sambil memakai kaca mata hitamnya.

"Dasar!"

"Tapi lucu kan?"

Nayya tersenyum malu dan mengangguk pelan.

"Bilang iya aja gengsi, heran banget deh sama cewek."

Nayya tertawa geli sambil memukul lengan Alvaro pelan "udah ah, jangan mulai deh!" Gerutu Nayya cemberut.

Alvaro tersenyum sambil mengacak rambut Nayya gemas membuat Nayya meringis dan menatap Alvaro sinis.

"Tau gak sih, ini berapa lama ngerapiinnya?!" Pekik Nayya tidak terima.

Alvaro diam sambil tersenyum lalu memakaikan topi cream kepada Nayya "cocok sama tas kamu." Tukas Alvaro mengedipkan matanya.

Nayya tersenyum sambil memegang topi yang diberikan Alvaro. Lagi-lagi Alvaro memberikan barang yang sesuai dengan selera Nayya.

"Wah, semua outfit aku hari ini dari kamu. Cuma tas sama sepatu aja nih yang nggak." Kekeh Nayya malu.

Alvaro tersenyum sambil menarik tangan Nayya "it's okay, I like your outfit today." Alvaro menggengam tangan Nayya dan berjalan perlahan.

Nayya tersenyum mengikuti langkah Alvaro yang pelan menuju lift. Entah kenapa rasanya ketika berada di dekat Alvaro, hatinya merasa hangat dan jantungnya selalu berdebar setiap kali Alvaro menyentuhnya.

Tapi, anehnya, dia juga merasakan jantung yang berdebar saat berpapasan atau bertemu dengan Fadlan.

Apakah mungkin dia mencintai dua orang sekaligus dalam satu waktu?

Nayya sendiri benar-benar bingung dengan perasaanya yang plin-plan. Terkadang dia sangat merindukan Fadlan, tapi di sisi lain, dia juga menyukai Alvaro yang notabane adalah lelaki tipe idealnya.

****

Karna kondisi Fadlan yang tidak terlalu parah, Fadlan dibolehkan pulang oleh pihak Rumah Sakit. Akhirnya, Fadlan pulang ke rumah yang sekarang rumahnya juga tidak seindah dulu.

Entah kenapa tiba-tiba saat memasuki rumah, dia merindukan Mamanya. Dia merindukan saat Mamanya masak waktu dia pulang sekolah, memanggil nama Fadlan dan menyuruh Fadlan untuk makan.

Dia juga merindukan ocehan Mamanya yang selalu mengomelinya saat Fadlan pulang dalam keadaan yang kacau. Kalau Mamanya tau Fadlan sedang dirawat di Rumah Sakit, dia pasti akan segera menjenguk Fadlan dan mengomeli Fadlan sambil menangias.

SanjaNayyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang